Sabtu, 20 September 2014

Gema pembebasan. Bersatu, bergerak dan tegaskan ideologi islam.

Senin/09/14. Sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam organisasi gema pembebasan melaksanakan aksi Damai dan aksi Simpatik di kampus 2 UIN Alauddin Makassar siang tadi. Aksi yang di mulai dari masjid ini berlanjut di sepanjang jalan mengitari kampus hingga akhirnya kembali lagi ke masjid untuk diadakannya dialog pembebasan. Dalam aksinya banyak disinggung kepada seluruh mahasiswa agar lebih menyadari dan memahami realita sosial yang tengah terjadi dinegara kita.

Menurut Abd. Rifai "aksi yang kami gelar pada saat ini adalah merupakan kegiatan rutin yang kami lakukan jika akan diadakan nya kajian tentang isu-isu nasional. Aksi ini juga adalah merupakan aksi balasan terhadap mahasiswa Uin Sunan Ampel yang mengadakan aksi yang menyatakan Tuhan telah membasi''.jelasnya dengan nada tegas.

Lebih lanjut pria yang menjabat sebagai ketua umum ini menjelaskan, ''agar seluruh mahasiswa dan mahasiswi di Uin Alauddin makassar turut serta ikut dan ambil bagian dalam mencermati hal-hal yang tengah terjadi seperti skarang ini, mulai dari demokrasi busuk para pemerintah, hingga Reideologi islam di kampus peradaban. Dan sekali lagi saya berharap dengan adanya wadah seperti Gema Pembebasan, kita sebagai mahasiswa yang notabenenya mempunyai peranan penting dalam bangsa ini agar tersadarkan dan bangkit kembali menyuarakan hal-hal positif untuk negeri tercinta''. Lanjutnya.

Selain itu kegiatan dari Gerakan Mahasiswa Pembebasan ini berlanjut dengan kegiatan rutin yang diadakan yakni Garis (Gagasan Revolusi Strategis), dan juga Dialog pembebasan yang bertempat di masjid kampus 2 Uin Alauddin Makassar. Selain itu salah satu program kerja rutin dari organisasi ini adalah, ingin mengumpulkan seluruh mahasiswa yang aktif di organisasi ekstra kampus di UIN Alauddin Makassar untuk bersama-sama melaksanakan kegiatan Dialogika (diskusi panel mahasiswa)

Dari berbagai sumber yang dikumpulkan Washilah, Gerakan mahasiswa pembebasan sendiri yang dikenal dengan gema pembebasan, adalah sebuah organisasi mahasiswa ekstra kampus yang bergerak dikalangan mahasiswa untuk menjadikan ideologi islam sebagai arus utama pergerakan mahasiswa di indonesia. Dalam setiap kegiatannya selalu meyerukan untuk diterapkannya islam secara menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan. Mengingat islam (sebagaimana dipahami para aktivis organisasi ini) adalah sebuah ideologi pembebasan yang membebaskan manusia dari segala bentuk dominasi ideologi lain di luar islam (kapitalisme,komunisme,sosialisme,dll).
reporter : Aan'D

Jumat, 12 September 2014

Gara-gara dapat nilai C, lolos ke Amerika

Grand Canyon, Amerika


Abdi Rahmat Syam atau kerap dipanggil kak Abdi, tentu nama yang tidak asing bagi anda mahasiswa pendidikan bahasa Inggris, dia adalah salah satu asisten dosen di jurusan pendidikan bahasa Inggris. Ia masuk pendidikan bahasa Inggris tahun 2007 dan menyelesaikan gelar sarjananya tahun 2012 lalu.

Sebelum mendapatkan gelar sarjananya ia telah mengajar di PBI sebagai asisten dosen, hal tersebut didapatkannya berkat prestasi yang dimilikinya. Prestasinya tidaklah banyak, namun tidak mudah didapatkan. Prestasi langkah dosen asal Takalar tersebut adalah mendapatkan beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika pada program Fullbright Global Undergraduate Exchange ketika ia semester 7.

Ia tak semerta-merta mendapatkan prestasi tersebut, banyak yang mengira bahwa Abdi adalah sosok yang memang sangat cerdas, sehingga wajar ia mendapatkan beasiswa luar negeri. Namun, berdasarkan wawancara yang saya lakukan, terungkap Abdi dahulu tidaklah seperti Abdi yang sekarang.

Dahulu saat semester 1 dan 2 ia tidak terlalu tertarik pada bahasa Inggris dan juga sempat minder karena merasa kemampuan bahasa Inggris yang dimilikinya lebih rendah dibanding kemampuan sahabat-sahabatnya, ia bahkan pernah mendapatkan nilai rendah, ia mendapatkan nilai C pada mata kuliah Vocabulary ketika semester 2.

Penyesalanpun datang, nilai C tersebutlah kemudian menjadi pukulan baginya. Semenjak semester 3 ia introspeksi diri dan mulai memperbaiki nilai akademiknya. Ia sadar bagaimanapun juga bahasa Inggris adalah jurusannya dan tentu setiap hari ia akan berkutat dengannya.

Ia memulainya dengan usaha yang keras, sadar akan kemampuannya yang lebih rendah dibanding sahabat-sahabatnya, ia pun mencurahkan tenaganya lebih banyak untuk belajar bahasa Inggris, ia menggunakan waktu luangnya mendalami structure dan juga skill bahasa Inggris lainnya.

Ia mengungkapkan awalnya ia tak menyangka-nyangka bisa mendapatkan beasiswa tersebut, berawal dari try out ia mampu mendapatkan skore di kisaran angka 500, kemudian karena percaya dengan kemampuan yang dimilikinya iapun ikut ujian TOEFL dan mendapatkan skor 507.

Skore TOEFL tinggi didapatkannya berkat ketekunannya belajar secara autodidak dan juga karena rutin belajar di METRIC di bawah bimbingan ibu Rosmatami yang saat itu menjabat sebagai ketua METRIC. Bersamaan dengan adanya informasi beasiswa usahanyapun semakin digenjot, selama 3 bulan ia belajar secara intensif di METRIC sebelum akhirnya mengikuti seleksi.

Ketika semester 5 di tahun 2009 ia mengajukan beasiswa Fullbright Global Undergaraduate Exchange tanpa banyak yang mengetahui dan ia pun lolos pada seleksi tersebut. Di tahun 2007 barulah ia diberangkatkan.

Sebelum keberangkatannya ke negeri Paman Sam ia mengurus segala persiapan termasuk mengurus surat izin cuti akademik, di saat itulah ketua jurusan PBI yang akrab disapa Bu Ria takjub, karena baru tahu ada mahasiswanya yang lolos ke Amerika. Hal tersebut tentu cukup menakjubkan, terlebih seleksi tersebut adalah seleksi nasional dan hanya segelintir yang diterima.

Abdi lolos dan ditempatkan di Humbuldt State University, California Amerika. di sana ia menempuh pendidikan selama satu semester, banyak suka duka yang dialaminya.

Motivasi Ke Luar Negeri

Kesuksesan besar tidak akan digapai dengan usaha biasa-biasa saja, tentunya perlu kesungguhan yang luar biasa dan motivasi tinggi untuk bisa mencapainya, seperti kata pepatah “No pain no gain” atau mungkin “Wa Ma lLdzzatu Illa Ba’da Ta’abi

Kutipan tersebut juga mengena bagi Abdi, ia bisa lolos ke Amerika berkat kegigihannya belajar serta tingginya motivasi yang dimilikinya. Salah satu motivasi terbesarnya datang dari mantan rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Azhar Arsyad. Abdi mengungkapkan, sebagai alumni luar negeri pak prof sangat sering mendorong mahasiswanya untuk bisa keluar negeri, hal tersebut sering disampaikan melalui mata kuliah umum yang sering dibawakannya saat masih menjabat sebagai rektor, mulai dari situlah terdorong niat Abdi untuk bisa mengikuti jejak pak Prof.

Kendati sempat merasa minder dan memiliki nilai yang rendah di semester-semester awal. Mulai semester tiga ia kemudian sadar akan kekurangannya, ia bangkit dan kembali mengingat pesan-pesan bapak mantan rektor dua periode tersebut. Selain dari pak prof, motivasi juga berdatangan dari sejumlah dosen alumni luar negeri di jurusannya,  seperti pak Wayong dan Prof Hamdan, Belum lagi di METRIC ia mendapatkan dukungan penuh.

Tips

Selain mengisahkan kelulusannya ke Amerika, ia juga berbagi tips bagaimana bisa lolos di seleksi tersebut.

Menurutnya, Structure adalah hal yang harus dikuasai, makanya harus dipelajari baik-baik. Selain itu juga harus memiliki wawasan yang luas karena pertanyaannya tidak hanya terbatas pada bahasa Inggris, kemudian ia juga menyarankan untuk memperbanyak aktivitas yang berkaitan dengan bidang calon penerima beasiswa, untuk mahasiswa pendidikan bahasa Inggris tentu harus banyak mengajar bahasa Inggris, ia pribadi pernah Mengajar di PIBA dan juga di Sekolah.

Menurut pandangannya pendaftar beasiswa yang memiliki pengalaman sesuai bidangnya tentu akan mendapatkan pertimbangan yang lebih, karena penguji akan melihat seberapa besar ilmu yang didapat akan diaplikasikan setelah selesai, ia menambahkan “tentunya pihak pelaksana tidak mau menerima peserta yang minim pengalaman”

Bagaimana ia meningkatkan skill berbahasanya?

Dalam sehari setidaknya ia menghabiskan waktu sekitar 40 menit untuk mengasah kemampuan readingnya dan 45 menit untuk listening.

Untuk skill listening ia sering mendownload video dari internet, video yang didownload berupa news update dalam bahasa inggris, paling sering dari Deutsche Welle (DW TV). Sedangkan untuk skill reading ia sering membaca bacaan bahasa inggris, sama seperti listening ia juga memilih kategori berita, ia sering membuka situs The Jakarta Post.

Kunci sukses menurutnya adalah rajin latihan, disiplin, dan kembali ke motivasi

Saat ditanya bagaimana cara melawan saat kemalasan melanda, ia menjawab itulah perlunya Self motivation. Seorang mahasiswa tidak perlu lagi dimotivasi agar rajin, karena mereka sudah dewasa. Jadi ketika malas melanda kembali lagi ke motivasi, tujuan belajarnya untuk apa.

Kembali ke Amerika

Saat diwawancarai pada 24 Desember 2013 lalu ia telah melolosi beasiswa S2 dari AMINEF pada program Master Degree. Tidak hanya mengikuti seleksi dan lolos, namun pada seleksi beasiswa S2 tersebut calon penerima juga harus mengajukan target kampus sesuai dengan standar IBT yang diperoleh. Berbeda dengan beasiswa pertukaran pelajar dimana pihak penyelenggara beasiswalah yang sepenuhnya menentukan kampus bagi peserta yang lolos.

Ketika ditanya mengenai skor IBT yang diperolehnya, ia awalnya sangat enggan untuk memberitahu, namun pada akhirnya ia keceplosan karena gencarnya pertanyaan yang saya lontarkan. Ia memperoleh skor IBT 93, sehingga pilihannya jatuh pada salah satu dari empat kampus yang memiliki standar IBT minimal 80, dua kampus di antaranya adalah Southern Illinois University dan Southern Newhampshire University.

Pada akhirnya ia memilih dan lolos di illinois dan per Agustus 2014 ia telah berangkat untuk menempuh pendidikan di negeri paman sam tersebut.



Pengalaman tak terlupakan

Belajar di negeri Paman Sam tentu memberikan pengalaman yang tak terlupakan baginya, hal yang paling dikenang Abdi selama di sana adalah banyaknya tugas kampus, saking banyaknya tugas ia sering mengerjakannya hingga jam 5 pagi padahal jam 8 harus kembali kuliah dan tidak boleh terlambat, karena jika terlambat 2 menit saja sudah terhitung absen.

Dalam hal kejujuran, di sana menyontek adalah hal yang sangat tidak dipebolehkan. Selain itu, toleransi beragama sangat tinggi, hal tersebut tercermin saat ia hendak sholat ied bertepatan dengan hari kuliah, namun ia tetap mendapatkan izin.

Dan yang cukup berkesan adalah dosen-dosen yang sangat helful dan supportif. Di sana dosen memiliki Office hour, yaitu  jam untuk mahasiswa berkonsultasi. “jadi belajar di sana itu semuanya serba mendukung” ungkapnya.

Mengenai ongkos hidup di sana. Ia mengungkapkan biaya hidup di sana cukup murah belum lagi ia mendapat uang saku yang cukup besar sehingga tidak heran setiap kali ke kantin ia mentraktir setidaknya 5 temannya makan bersama.

Semua suka duka dijalaninya di sana. Selain suka ia juga menceritakan beberapa kesulitan, seperti sulitnya  mencari makanan halal yang nyaris tidak ada, jumlah muslim yang kurang, sehingga setiap Sholat jumat dia harus pergi ke perpustakaan wilayah.

Selama menjalani hidup di Amerika ia tidak hanya tinggal di California, ia juga sudah pernah ke Arizona mengunjungi Grand Canyon, ke Los Angeles mengunjungi tempat-tempat terkenal seperti Universal Studios Hollywood, Walk of Famous dan beberapa tempat lainnya.

Pesan untuk pembaca

Di akhir wawancara ia berpesan untuk para pembaca supaya berusaha dan belajar sebaik-baiknya agar bisa juga menginjakkan kaki ke luar ngeri, karena akan banyak manfaat yang didapakan selain manfaat untuk pribadi, “keluar negeri tentu juga akan berkontribusi ke akreditasi jurusan kita” ungkapnya.

Sudah banyak anak PBI yang sudah keluar negeri, iapun menyebutkan satu persatu : Kak Jusmi, Kak Dayat, Kak arif, Kak Tia, dan banyak lagi alumni yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Selanjutnya giliranmu!

Rabu, 10 September 2014

HPK Gelar Seminar Nasional ISIS


Washilah Online-- Jurusan Hukum Pidana dan Ketatanegaraan (HPK) Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) hari ini, Rabu (10/09), menggelar Seminar nasional dengan tema utama "Selamatkan Negara Dari ISIS". Di gedung Leacture Teather Kampus II UIN Alauddin Makassar.

Wakil Dekan II dalam sambutannya, sekaligus mewakili Dekan FSH mengatakan, seminar seperti ini harus diikuti oleh seluruh mahasiswa khususnya mahasiswa baru. Islamic State Irac of Syuria (ISIS) adalah isu yang hangat-hangatnya dimuat di media, lantaran dianggap akan mengganggu stabilitas negara khususnya Indonesia. "sehingga melalui seminar-sinar seperti ini sangat baik. apalagi tidak dipungkiri banyaknya paham-paham kekiri-kirian yg merebak saat ini ini", tambahnya kembali.
Diskusi seminar tersebut pun menghadirkan dua orang pemikir Islam yakni Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Teroris Republik Indonesia (BNPT-RI) serta Dosen Pemikiran Hukum Islam FSH. "Ini sengaja kami mengundang mereka menjadi narasumber kami seminar kali ini karena memang meraka ahli dibidang itu. sehingga para peserta seminar paham dan tau betul bagaiman sebenarnya ISIS itu. Ujar ketua Jurusan HPK, Nila Sastra Wati saat dimintai tanggapan oleh reporter Washilah.
Selain itu, Nila Sastrawati juga menambahkan bahwa segala hal yang berpotensi negatif sesegera mungkin di antisipasi. salah satunya adalah dengan mengadakan kegiatan seperti ini agar tidak tabu lagi dengan isu-isu ISIS.
"Mahasiswa-Mahasiswa baru ini kan sebenarnya tidak tahu, dimana peralihan posisi dari siswa.menjadi mahasiswa sehingga untuk mengaktualisasikan diri mencarilah wadah-wadah yang mampu menampungnya meskipun tidak memperhatikan lagi apakah ini baik atau tidak." Tambah perempuan yang saat ini menjabat sebagai Kepala Hotel Training Centre UIN Alauddin
Selain itu, ia juga mengharapkan agar semua mahasiswa FSH keluar dengan akhlak dan moral yang baik sehingga UIN Alauddin semakin namanya semakin terangkat dan tentunya para alumni-alumninya mudah dalam mendapatkan pekerjaan. (Rahmawati Idrus)

Rabu, 03 September 2014

Rehabilitasi, solusi pengguna Narkotika

Washilah -- Lima mahasiswa UIN Alauddin Makassar kader Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sulawesi selatan (Sul-Sel) mengikuti rapat koordinasi kerjasama lintas sektor dengan tema 'dekriminalisasi penyalah guna narkotika' di gedung rapat pimpinan kantor Gubernur Sulawesi selatan, selasa, (02/09).

Kegiatan ini di buka langsung oleh Gubernur Sul-sel, Syahrul Yasin Limpo. Dalam sambutannya mengatakan bahwa kegiatan yang di laksanakan yakni bertujuan untuk menyamakan persepsi tentang maksud dari kata dekriminalisasi.

"dekriminalisasi dalam konsep BNN itu bagi penyalah guna narkoba hendaklah di rehabilitasi bukannya di hukum seperti memasukkan ke dalam penjara" tutur gubernur Sul-sel itu.

Lanjut, ia menegaskan bahwa jika seseorang pecandu atau penyalah guna narkoba di rehabilitasi maka dapat menyembuhkan dari sakit putau (sakau).

Selain Gubernur Sul-sel, ketua umum BNN Rakyat Indonesia (RI), Irjen Anang Iskandar turut hadir dan memberikan penjelasan tentang dekriminalisasi penyalah guna narkotika.

Laporan Kartika

Suka Duka OPAK 2014/2015 Oleh Fatimah Az Zahra IKOM

Assalamualaikum kak.

Saya Fatimah Az Zahra dari Jurusan ILMU KOMUNIKASI Fak. Dakwah dan Komunikasi
Seputar OPAK di tiga hari ini, banyak kejadian-kejadian yg ga pernah kebayang kalau hal itu bakal terjadi.

Hari pertama dibuat kagum-kagum sama penampilan kakak-kakak dari eSA. Trus juga para perwira TNI yg suaranya ngehits banget saat di auditorium :D

Hari kedua. Para senior dari BEM dan HMJ serta jajarannya nyuruh bawa atribut yang ribet :( Papan nama yg kelewat gede -_- trus ada tas karung goni, topeng, dll.


Paginya, diteriak-teriakin sama Kak Jamil pake toa, padahal masih diparkiran. Belum lagi sempat di bentak.
Siangnya, kan setiap keluar buang air kecil atau kemanapun disuruh make papan nama. Pas lagi mau buang air kecil di wc cafetaria, ada insiden "modus" kecil dari senior yg nanyain nama dan segala macamnya. Belum lagi ada senior cewe yg neriakin 'bergaya' -__- padahal kita jalannya nyante. Oh iya, jidatku sempat dicoret pake spidol sama Kak Kurniawan (ketua HMJ Ikom). Sempat dibentak sama salah satu senior juga.

Hari ketiga, paginya disuruh membersihkan. Selebihnya sih biasa aja. Ga ada yg spesial. -__- Eh tapi yg pengenalan para panitia penyambutan OPAK cukup ngehibur lah :)

Dari ketiga hari ini, yg paling berkesan adalah pada saat pembukaan di fakultas. Dosen-dosen, para dekan, kajur dan sekjur, semuanya bikin kita feeling wow karena mereka menghibur banget. Apalagi Pak Mansur yg ga ada capeknya buat joget-joget. Pak usman jasad yg ga berhenti bercerita lucu disetiap kesempatan. Bu tanti yg mc nya ngehibur banget. Dan para penyanyi dadakan :D

Trimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk seluruh Dekan , Dosen, Panitia dan jajarannya yg sudah mengajarkan banyak bersabar saat menunggu di barisan sebelum masuk ruangan, mengajarkan bahwa gertakan senior adalah salah satu cara untuk membuat kita lebih dewasa, dan yg terpenting adalah mengajarkan kita tentang kebersamaan dan kekompakan, rasa saling menghormati dan saling menghargai.
Trimakasihhhh :))