Prof A Faisal Bakti Phd |
Washilah--Lelaki kelahiran Wajo, 15 November 1962 silam ini, merupakan lulusan Fakultas Adab dan Humaniora IAIN (Sekarang UIN) Alauddin pada tahun 1983 dengan gelar BA pada bidang Humaniora. Tiga tahun setelah itu, ia kemudian memperoleh gelar Drs pada bidang Bahasa Arab di Fakultas yang sama. Bukan hanya di bidang akademik, ditahun yang sama 1986, ia juga aktif di lembaga kemahasiswaan, dengan menjadi Sekertaris Umum Senat Mahasiwa.
Selanjutnya, pria yang dikenal murah senyum ini kemudian berburu ilmu ke negeri lain, hingga berhasil memperoleh gelar MA dalam bidang Komunikasi antar Budaya, di Institute of Islamic Studies, McGill University, Canada, pada tahun 1993, dan pada tahun 1998, ia memperoleh gelar PhD dalam bidang Ilmu Komunikasi Internasional, UQAM (Universite du Quebec a Montreal), Kanada.
Ia kini aktif mengajar di beberapa universitas yang ada di Indonesia, diantaranya Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, Universitas Pancasila, dan beberapa universitas lainnya, di berbagai jenjang, S1, S2, dan S3.
Dikutip dari laman resminya, lelaki yang kini berusia 51 tahun ini mengaku materi yang dihasilkan dari segala aktivitasnya sebagai pengajar bukan sebagai prioritas. Mengajar baginya lebih sebagai pengabdian, hal ini lantaran dunia pendidikan bukan ia anggap sebaai tempat untuk mencari uang.
Tempat mencari uang menurutnya adalah dunia bisnis. Selain sebagai dosen, Andi Faisal memang seorang pengusaha. Pria yang pernah menjabat sebagai Direktur International Office, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini memang memiliki sedikitnya 15 cabang koperasi simpan pinjam di beberapa daerah di Indonesia.
Tahun ini, ia kembali ke UIN Alauddin, dan mendaftar sebagai calon rektor masa bakti 2015-2019. Lelaki yang pernah dinobatkan sebagai penulis terbaik internasional oleh Kementrian Agama pada tahun 2007, mengaku mendaftar sebagai calon rektor lantaran ia beranggapan harus kembali ke tempat ia dibesarkan, dan membesarkankannya kembali.
“UIN Alauddin yang sekarang seharusnya bisa menjadi pengembangan IT di Indonesia Timur,” katanya usai pencabutan nomor urut calon rektor, Selasa (08/07). “pencalonan saya adalah kesadaran diri sendiri, karena ini saya anggap sebagai ibadah struktural,” tambahnya. Kandidat nomor urut satu ini mengaku siap berjuang dan bersaing dalam kebaikan.
Pada tanggal 7 Agustus mendatang, Prof A Faisal Bakti PhD akan bersaing dengan tiga calon rektor lainnya, yakni Prof Dr Musafir Pababbari MA, Prof Dr Arifuddin Ahmad MA, dan Prof Dr Mardan MAg
Selanjutnya, pria yang dikenal murah senyum ini kemudian berburu ilmu ke negeri lain, hingga berhasil memperoleh gelar MA dalam bidang Komunikasi antar Budaya, di Institute of Islamic Studies, McGill University, Canada, pada tahun 1993, dan pada tahun 1998, ia memperoleh gelar PhD dalam bidang Ilmu Komunikasi Internasional, UQAM (Universite du Quebec a Montreal), Kanada.
Ia kini aktif mengajar di beberapa universitas yang ada di Indonesia, diantaranya Universitas Indonesia, Universitas Gunadarma, Universitas Pancasila, dan beberapa universitas lainnya, di berbagai jenjang, S1, S2, dan S3.
Dikutip dari laman resminya, lelaki yang kini berusia 51 tahun ini mengaku materi yang dihasilkan dari segala aktivitasnya sebagai pengajar bukan sebagai prioritas. Mengajar baginya lebih sebagai pengabdian, hal ini lantaran dunia pendidikan bukan ia anggap sebaai tempat untuk mencari uang.
Tempat mencari uang menurutnya adalah dunia bisnis. Selain sebagai dosen, Andi Faisal memang seorang pengusaha. Pria yang pernah menjabat sebagai Direktur International Office, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah ini memang memiliki sedikitnya 15 cabang koperasi simpan pinjam di beberapa daerah di Indonesia.
Tahun ini, ia kembali ke UIN Alauddin, dan mendaftar sebagai calon rektor masa bakti 2015-2019. Lelaki yang pernah dinobatkan sebagai penulis terbaik internasional oleh Kementrian Agama pada tahun 2007, mengaku mendaftar sebagai calon rektor lantaran ia beranggapan harus kembali ke tempat ia dibesarkan, dan membesarkankannya kembali.
“UIN Alauddin yang sekarang seharusnya bisa menjadi pengembangan IT di Indonesia Timur,” katanya usai pencabutan nomor urut calon rektor, Selasa (08/07). “pencalonan saya adalah kesadaran diri sendiri, karena ini saya anggap sebagai ibadah struktural,” tambahnya. Kandidat nomor urut satu ini mengaku siap berjuang dan bersaing dalam kebaikan.
Pada tanggal 7 Agustus mendatang, Prof A Faisal Bakti PhD akan bersaing dengan tiga calon rektor lainnya, yakni Prof Dr Musafir Pababbari MA, Prof Dr Arifuddin Ahmad MA, dan Prof Dr Mardan MAg
Prof A Faisal Bakti (Kedua dari kiri) saat melakukan pencabutan nomor urut. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar