Jumat, 31 Oktober 2014

Cara HMJ MPI Peringati Sumpah Pemuda

Washilah--Beragam cara memperingati peristiwa yang terjadi 28 Oktober 1928 silam, Sumpah Pemuda. Seperti yang dilakukan pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen Pendidikan Islam (MPI) Fakultas Tarbiyah, dengan menggelar Dialog Kepemudaan ''Pemuda dan Peradaban Bangsa" yang dihelat di Lecture Theatre (LT). Rabu (29/30).

Anggota DPR Provinsi Makassar, Arum Spink S Hi menjadi pembicara dalam kegiatan ini. Hadir pula sebagai narasumber, Muhammad Ikhsan S Pd, pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas periode 2010 menggantikan Ketua Badan Kordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulselbar, Pahmuddin Cholik, yang berhalangan hadir siang itu.

Arum Spink saat berbicara lebih banyak memotivasi peserta untuk lebih aktif dan memanfaatkan waktunya sebagai mahasiswa. Sebagai mantan aktivis mahasiswa, ia juga menjelaskan perubahan drastis pemuda saat ini ketimbang masanya dulu. Ia juga mengajak peserta untuk ikut aktif dalam organisasi kemahasiswaan.

"Yang penting punya manjemen waktu yang baik," sarannya.

Kalau urusan asmara, kata mantan ketua KPU Kabupaten Bulukumba ini, bukanlah prioritasnya kala masih menjadi mahasiswa dulu. "Tidak ada waktu untuk urusan seperti itu, nanti setelah selesai, baru," kata dia, dilanjutkan riah-riuh peserta yang memenuhi ruang LT.

Sehari sebelumnya, Politisi Partai Nasional Demokrat ini juga menjadi pembicara di kegiatan serupa yang digelar Badko HMI Sulselbar di aula kediaman Walikota Makassar, Ramdhani Pomanto.

Laporan | Redaksi

Masih Adakah Pemuda Untuk Indonesia

Bertanya pada sejarah: Masih adakakah pemuda untuk Indonesia?
Kala bangsa saling menuding, Menghujat, Kekerasan dan Konflik berdarah warnai tubuh ibu pertiwi....
Tumpah mengalir darah, menetes dikening sejarah...
Kawanpun kini jadi lawan..
 
Bertanya pada sejarah: Masih adakah pemuda untuk Indonesia?
Kala perang tak lagi sirnakan damai..
dimana-mana air mata tumpah basahi Republik tercinta..
Bungkam menyaksikan tumpah darah dicabik Kekerasan...
Dalam sejarah Indonesia Menangis...

Bertanya pada sejarah: Masih adakah Pemuda untk Indonesia?
kala bocah-bocah telanjang meraung sadis kelaparan..
pintu-pintu pendidikan bukan lagi kelas untuk manusia kerdil...
 
Rakyat miskin tak lagi berbeda dengan sampah sang penguasa ..
maka jangan heran,
Manakala ada orang lancarkan lafadz Ayat-ayat Tuhan ketika Bom telah berada diGenggaman...

Bertanya pada sejarah: masih adakah pemuda untuk indonesia?
kala menyaksikan tanah airku indonesia Demokrasi dan Reformasi datangkan bencana dan malapetaka..
Kebebasan tanpa batas beratsnamakan Hak Asasi Manusia..

oohh... Sungguh tragis Nasib Bangsaku!!
Lantas, masih adakah pemuda untuk indonesia??
menyampaikan pekik Revolusi, bernyanyi dalam sukma MERDEKA atau MATI!!!!

Coretan kecil disudut Kertas
Oleh: Rahma Idrus.

Kamis, 30 Oktober 2014

Semarak 49 Tahun UIN Alauddin

Gedung rektorat UIN Alauddin
Washilah--Dalam rangka memperingati milad yang ke-49, UIN Alauddin Makassar menggelar Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) yang dimulai hari ini, Jum'at 31 hingga 10 November bulan depan. Samata (31/10).

Kegiatan ini dibuka langsung oleh Rektor UIN Alauddin Prof Dr H A Qadir Gassing HT MS dan di hadiri pimpinan kampus, dosen, pegawai serta mahasiswa. Porseni ini di bagi menjadi dua kategori, untuk pegawai dan dosen, serta porseni untuk mahasiswa. 

Wakil Rektor bidang Administrasi dan keuangan  Prof Dr H Musafir Pababbari M Si mengatakan, selain porseni, pertambahan usia UIN Alauddin kali ini juga akan menghadirkan beberapa kegiatan lainnya. 

"Kali ini akan ada banyak kegiatan di antaranya porseni, seminar, jalan santai dan baksos di makam sultan alauddin. Pada tanggal 11-11-2014 merupakan acara puncak Dies Natalies UIN Alauddin, kemudian di rangkaikan dengen pemberian hadiah untuk para juara porseni," kata dia.

Laporan | M Fathuddin

Menanti Tindak Tegas Pimpinan

Dr Firdaus Muhammad saat membawakan materi (Asrullah)
Washilah--Tepat sepekan lalu peristiwa pemukulan Satuan Pengamanan (Satpam) terhadap mahasiswa berlalu. Meski mahasiswa telah melaporkannaya ke pihak berwajib, namun tanda-tanda adanya penangan maupun kepastian sanksi dari pihak berwajib hingga pimpinan kampus tak jua Nampak.

Menindaki hal tersebut, Solidaritas Mahasiswa Anti Pendidikan Represif (SMAPR) menggelar kegiatan bedah kasus 23 Oktober.  Bertempat di Leacthur Theatre (LT) Fakultas Ushuluddin, Filsafat, dan Ilmu Politik (FUFP) kegiatan ini menghadirkan Dr Firdaus Muhammad dosen komunikasi politik, Prof Dr Qasim Mathar, dan Muhammad Fajrin selaku perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar.
 
Pada kegiatan itu Dr Firdaus mempertanyakan alasan satpam bertindak anarkis terhadap mahasiswa. Selain itu, ia juga mempertanyakan bagaimana proses perekrutan satpam dilingkup UIN Alauddin Makassar.
 
“kalau kita melihat lagi kasus pemukulan kemarin, disini ada ketidakadilan dari birokrasi yang tidak memberikan sanksi terhadap satpam yang melanggar aturan,” tegas Dr Firdaus. Menurut dia, satpam seharusnya mendapatkan sanksi.

Tidak jauh berbeda dengan Dr Firdaus, Prof Dr Qasim Mathar juga memiliki penilaian yang serupa. “Pimpinan saat ini melanggar aturan yang ada,” ungkap Pof Qasim. Menurutnya tak ada pimpinan yang menindaki kasus pemukulan satpam terhadap mahasiswa.
 
Menanggapi sikap pimpinan yang menganggap mahasiswa kurang ajar dan tidak bisa diatur, Prof Qasim menilai “Mereka harus (Pimpinan) bertindak sebagai orang tua. Jangan salahkan anak jika memberontak, lihat dulu orang tuanya,” kata dia .
 
Pada kesempatan itu, Prof Dr Qasim Mathar pun menyangsikan surat edaran rektor yang melarang mahasiswa melakukan kegiatan diluar kampus. Menurutnya sama saja dengan tidak mempercayai mahasiswa.
 
“Padahal sebagai orang tua yang baik, sudah sewajarnya percaya pada anaknya.” Katanya.
 
Pihak LBH Makassar yang diwakili Muhammad Fajrin mengaku akan membantu mahasiswa UIN Alauddin. Menurutnya kasus pemukulan yang dilakukan oleh satpam kepada mahasiswa telah mendapat koordinasi langsung dari pihak atas. Hanya saja, sekarang ia dan pihaknya sedang berusaha mencari bukti dan menyeret tersanagka ke ranah hukum.

Laporan | Sulkia Reski

Rabu, 29 Oktober 2014

Prof Dr Qasim Mathar: Mahasiswa tuhan universitas

Washilah--Kampus, menurut Prof Dr Qasim Mathar menyerupai bentuk lingkaran, menempatkan mahasiswa di tengah-tengah. Disekelilingnya, kata dia, ada aparatur kampus yang wajib memenuhi segala kebutuhan mahasiswa.

Hal ini ia ungkapkan pada Dialog Anti Pendidikan Represif "Bedah Kasus 23 Oktober 2014" yang digelar di Lecture Teatre (LT) Fakultas Usluhuddin, Filsafat dan Politik. Dia hadir bersama Dr Firdaus Muhammad dan Perwakilan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muhammad Fajrin. Kamis (30/10)

Alasan Prof Dr Qasim Mathar menempatkan mahasiwa  ditengah lingkaran kampus tidak lain karena mahasiswa adalah sebab lahirnya sebuah universitas. "Semua, rektor, wakil rektor, dekan, wakil dekan, dosen, pegawai, security, dan OB, harus mengabdi kepada mahasiwa, karena tanpa mahasiwa tidak akan ada yang namanya kampus," kata dia.

Mahasiswa, kata Guru besar Fakultas Usluhuddin dan Filsafat itu, hanya punya satu tugas. "Mahasiswa hanya perlu membayar SPP," jelasnya. Setelah itu mahasiswa berhak menggunakan segala fasilitas yang ada didalam kampus untuk menunjang kegiatan kurikuler, kokurikukel, dan ekstrakulikuler.

Dalam kegiatan itu, Prof Dr Qasim Mathar menyarankan untuk tetap  melakukan aksi hingga birokrasi terguncang. "sekarang hanya mahasiswa yang bisa begerak. tapi ingat jangan samapi tersulut emosi dan berbuat anarkis terlebih dahulu". ia juga menambahkan, bila pihak kampus memulai dengan tindakan anarkis maka lawan saja dengan anarkis pula.

Laporan | Sulkia Reski

Selasa, 28 Oktober 2014

BEM FST Tuntut Penyelesaian Kriminalitas di UIN Alauddin

Washilah--Dalam rangka memeringati hari Sumpah Pemuda, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) menggalar aksi damai dengan menyambangi beberapa instansi, seperti Polisi Resort (Polres) Kabupaten Gowa dan Kejasaan Tinggi. Selasa (28/10).

Aksi dimulai dengan pawai keliling kampus, hingga penyampaian orasi di depan instansi yang didatangi. Di depan kantor Polres Gowa, Sejumlah harapan penyelesaian kasus yang terjadi di UIN Alauddin Makassar bisa diselesaikan. 

"Kami berharap agar kasus kriminal yang banyak terjadi di UIN Alauddin Makassar segera ditangani," ungkap Abrar, ketua BEM FST. 

Selama ini, lanjut Abrar, begitu banyak kasus pencurian kendaraan roda dua di lingkup UIN Alauddin, meski tak ada satu pun yang terselesaikan. Selain itu, mahasiswa mendesak Kapolres untuk turun dari jabatannya jika kedepannya masih terulang lagi kejadian yang sama dan tidak ditangani dengan tanggap oleh pihak Polres. 

Sayangnya di hari peringatan sumpah pemuda yang digelar BEM FST, para mahasiswa tak sempat bertemu dengan Kapolres karena ia tengah berada di Polda. Setelah menyampaikan aspirasi di kepolisian, mahasiswa kembali menyambangi Kejati guna mencari keadilan atas kasus dugaan korupsi yang dilakukan oleh pihak birokrasi FST yang telah lama diproses namun belum juga menemui titik terang.

Laporan | Sulkia Reski/Bela Husdiana

Rumah PeKa Terjun Bantu Korban Kebakaran

Beberapa pengurus saat mengunjungi korban kebakaran.
Washilah--Peristiwa kebakaran yang melanda masyarakat Rappocini belum lama ini, menarik perhatian beberapa lembaga sosial, rumah Pelangi Kardus (PeKa) salah satunya, yang terpanggil untuk terjun langsung membantu masyarakat.  Selasa (28/10)

Sesampainya di lokasi, para anggota Rumah PeKa langsung berbaur dengan masyarakat dan mencari tahu berbagai permasalahan yang tengah mereka alami. 

"Hal yang menjadi masalah salah satunya, anak-anak yang kehilangan baju seragam dan buku-buku pelajaran hingga tak bisa masuk sekolah," ungkap Munawarah salah seorang anggota saat melakukan survei. 

Ardiansyah selaku ketua rumah PeKa juga melihat permasalahan yang tak kalah peliknya dengan terbengkalainya pendidikan anak-anak korban kebakaran Rapocini. 

"Besok dapur umum akan tutup, masyarakat sudah tidak punya kompor lagi. Entah bagaimana cara mereka makan esom hari," keluh Ardi. Mahasiswa jurusan perbandingan agama UIN Alauddin Makassar ini berjanji akan mengusakan alat masak bagi warga. Selain itu ia dan anggota rumah peka akan membuka posko bantuan dilokasi bencana.

Laporan | Sulkia Reski

Senin, 27 Oktober 2014

Lensa Daeng Hermanto

Amburadul. Meski papan himbauan untuk tidak memarkir kendaraannya di tempat semestinya,pemilik kendaraan tatap tidak menghiraukannya, Gedung CBP, Kamis (23/10)

PKIP Kesmas Aksi Peduli HIV-AIDS

Peserta Aksi Peduli HIV-AIDS
Washilah--Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UIN Alauddin Makassar ikut aksi peduli HIV-AIDS bersama Home Care Community Ballatta. Sabtu, (25/10).

Kegiata yang berlangsung di perbatasan Gowa-Alauddin dan dipusatkan di terminal Mallengkeri dengan membagikan baju kaos dan pin yang bertuliskan bahaya HIV-AIDS kepada pengguna jalan khususnya sopir pete-pete.

Melihat jumlah pengidap penyakit ini yang begitu meningkat menjadikan dasar kepedulian untuk melakukan aksi tersebut, seperti yang diungkap Sahrul, salah seorang anggota dari Ballatta yang ikut berpartisispasi dalam aksi peduli HIV-AIDS ini.
 
“Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian antara sesama, melihat bahwa kasus HIV-AIDS yang terjadi saat ini bukan lagi hal yang asing, maka dari itu melalui kegiatan seperti inilah bentuk kepedulian kami untuk dapat berbagi” tutur sahrul.
 
Aksi peduli HIV-AIDS ini merupakan satu dari sekian bentuk promosi kesehatan dalam menyelamatkan generasi dari bahaya penyakit menular yang belum ada obatnya ini.

Laporan | Jusfaega

Minggu, 26 Oktober 2014

Essai Malu (46) dari Asdar Muis RMS


Malu (46): Kaos oblong yang melilit di tubuh tambunku terbilang lusuh. Tua. Aku sungguh tak peduli masuk di beberapa ruang kerja dari kantor ke kantor dari pagi hingga sore. Tatapan heran dan agak merendahkan tak kupeduli.

Aku memang sengaja keliling mengantar buku pesanan yang lumayan berat diangkat. Ada pula yang iba lalu membantu mengangkat buku ke ruang di lantai tiga. “Lumayan, hari ini Mama bisa tertawa menyambut kita pulang,” ujarku pada anak perempuanku yang ikut menemani. Namun, tak lama berselang, suara di telepon …

“Kakak, saya lagi perlu bantuan”. Dan seperti biasa, aku mudah trenyuh. Jelang magrib di tepi jalan, tempatku biasa nongkrong, kubuka laptop – berselancar di dunia maya. Seorang teman mengajak chating. Kala aku pamit, dia minta agar aku tetap meladeninya seraya menulis “Jika Bapak butuh bantuan, saya siap”. Apa? Bantuan? Pun kujawab: “Aku anti kemapanan. Aku bukan orang yang perlu dikasihani. Aku cukup puas pada apa yang menjadi kebutuhanku, bukan pada keinginan”.

Tak lama, seorang teman datang menghampiriku. Dia memamerkan hape miliknya yang tahan banting, tahan air, tahan segala cuaca, sambil menyiram dengan air. “Jika mau pesan, boleh asal ada uang tunai Rp 2.300.000,” katanya lalu kusambut, “Aku punya.” Dan ternyata dia memberiku keringanan: “Untuk Kakak, dua juta saja”. Saat temanku itu pergi menjemput pesanan, aku iseng membuka internet. Kutelusuri harga merek hape dimaksud. Tertulis “bila dirupiahkan, sekitar Rp 4 jutaan”. Entah mengapa, aku tak memberi uang sebagai fee. Saat tiba di rumah, istriku menagih hasil buku. Dan kuberikan amplop yang menipis. Dia begitu bahagia. Dan aku menyusupkan hape baru ke dalam tas laptop. Sangat dalam! (Makassar, 22 Juni 2012)

Asdar Muis ( 13 Agustus 1963 - 27 Oktober 2014)
Tulisannya pernah rutin dimuat di harian Pedoman Rakyat dan di Harian Fajar. Bila menulis karya sastra, suami Herlina ini kerap memakai berbagai nama samaran, antara lain Linaku Nunung Rosita.Sejak awal 1984, ia menambahkan RMS pada namanya, singkatan dari “Rachmatiah Muis Sanusi”. Direktur Berita Radio Suara Celebes FM 90,9 Mhz dan staf pengajar Universitas Fajar Makassar ini menulis buku antara lain “Sepatu Tuhan” dan “HZB Palaguna : Jangan Mati Dalam Kemiskinan”. Yang fenomenal, novelnya “Eksekusi Menjelang Shubuh” yang terbit tahun 2009.

Di belantara jurnalistik, ia pernah menjadi Pemred Tabloid Harian Suaka Metro Jakarta, Redpel Manado Post, Redpel Tabloid Anak Wanita “Gita” Jakarta, redaktur Harian Berita Yudha, bekerja di Harian Fajar, koresponden MBM Tempo, Kepala Biro Harian Nusa-Bali di Jakarta, Direktur Pemberitaan Harian Pedoman Rakyat, dan beberapa media lainnya di Sulawesi dan Kalimantan.

Asdar Muis adalah pendiri “Komunitas Sapi Berbunyi” di Makassar. Jebolan Asdrafi (Akademi Seni Drama Indonesia) Yogyakarta, Fisipol Unhas dan sosiologi Pascasarjana Program Magister Universitas Hasanuddin ini setiap kali ditanya tentang pekerjaannya selalu menjawab secara serius: “berpikir!”

Semoga amal ibadahnya diterima disisinya.
(https://www.facebook.com/asdar.muis)

Permintaan Meningkat, FTK Tetap Konsisten Dengan Lokasi PPL

Gedung FTK
Washilah--Pengenalan Praktek Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa tak terkecuali mahasiswa UIN Alauddin Makassar yang sudah mencukupi SKS dan salah satu syarat agar dapat mencapai gelar Sarjana.
 
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar pencetak Oemar Bakri, maka lokasi PPLnya adalah sekolah-sekolah. Dari tahun ketahun FTK sudah menetapkan 16 sekolah yang sudah menjadi lokasi PPL bagi Mahasiswa FTK yang akan menjalankan PPL, yakni MI Madani Alauddin Pao-pao, Mts Madani Alauddin Pao-pao, MA Madani Alauddin Pao-pao, MTs Negeri Model Makassar, Mts Negeri Balang-balang Gowa, SMAN 11 Makassar, SMAN 16 Makassar, SMA Yapip Sungguminasa, MI Al-Abrar Makassar, MI As’adiyah Layang Makassar , MI At-Taqwa Panaikang Makassar, MI Bahrur Ulum Bontorea Sungguminasa, MI Darul Hikmah  Makassar, MI Muhammadiyah 6 Syuhada Makassar, MI Nasrul Haq Makassar, dan MI Yaspi Sambung Jawa Makassar.
 
Dari 16 sekolah tersebut, lebih dominan sekolah Madrasah Ibtidayah (MI) atau sederajat Sekolah dasar (SD) yang menjadi lokasi PPL. Namun, di tahun 2014 ini lokasi PPL FTK bertambah dua sekolah, yakni satu sekolah Madrasah Tsanawiah (MTs) atau sederajat SMP dan satu Sekolah Dasar (SD).
 
Kepala Sub Bagian Akdemik, Muhammad Rusmin B, menjelaskan, tahun ini banyak sekolah-sekolah yang meminta agar pihak fakultas mengirimkan mahasiswa PPL kesekolah-sekolahnya, “kami hanya menambahkan dua sekolah yang terjangkau bagi mahasiswa, MTs Aisyah Sungguminasa Makassar dan SD Inpres Rappocini Makassar” tuturnya saat di temui di ruang kerjanya.
 
Sekolah-sekolah tempat PPL yang sudah di tentukan oleh pihak Fakultas hanya terdapat di sekitar Makassar dan Kabupaten Gowa saja, alasannya agar memudahkan mahasiswa yang PPL. Rusmin juga mengatakan bahwa mahasiswa yang akan berangkat PPL terlebih dahulu akan  di bagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari enam sampai tujuh orang yang berbeda-beda jurusan.
 
Dari penuturan Rusmin, ia mengatakan bahwa pada proses pengiriman tenaga pendidik, di lihat berapa yang di butuhkan oleh pihak sekolah, “Misalnya pada sekolah MI atau MTs itu biasanya lebih banyak membutuhkan tenaga pendidik bahasa Arab, maka kami kirim jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) sesuai yang di butuhkan,” ungkap Rusmin
 
Laporan | Kartika/Nurhadi Shodikin

Dr Syarifuddin: Kalau Tindak Kekerasan Terus Berulang, Harus Ada Sanksi

Washilah--Beredar luasnya video kekerasan yang terjadi di UIN Alauddin beberapa waktu melalui You Tube, dan menjadi headline di beberapa media mainstream seolah menjadi ujian untuk label kampus peradaban yang sering dikumandangkan pimpinan dipelbagai kegiatan akbar kampus eks-IAIN Alauddin ini, Dr Syarifuddin Jurdi pun melihatnya demikian.
 
Ketua jurusan Ilmu Politik ini menilai, tindakan kekerasan tidak menunjukkan kampus sebagai lahan pencerahan, malah berlaku sebaliknya, merendahkan wibawa kampus. "Saya kira tidak menunjukkan bahwa kita ini menjadi bagian dari kaum intelektual, kalau ada kekerasan yang dilakukan oleh siapapun di kampus itu tidak menunjukkan bahwa ini adalah dunia yang mencerahkan atau membebaskan," jelasnya saat ditemui diruang kerjanya.
 
Ia pun berharap, pimpinan melakukan langkah-langkah kokrik untuk menghindari kejadian semacam ini terulang kembali. "Pimpinan saya kira perlu membuat satu kebijakan agar tindakan-tindakan seperti ini tidak berulang," Kata dia, mengingat, lanjut Dr Syarifuddin, Mahasiswa adalah sumberdaya yang harus dibina dan didik.
 
Sebaiknya, saran lelaki kelahiran Bima ini, satpam menahan saja, tidak melakukan hal sebaliknya "Inikan logika  kriminal, kalau kita  laporkan ke polisi tapi perdata. Kalau kasus itu terkait bagaimana menegakkan disiplin dikampus bisa diselesaikan di internal dulu." kata dia. "kalau tindakan kekerasan yang dilakukan satpam sudah berulang kali idealnya harus ada semacam sangsi kalau itu sudah keluar dari aturan yang ada." Lanjutnya. Jum'at (24/10)
 
Laporan | Asrullah

Dr Iftitah Jafar, Gemar Menulis Buku Ala Barat

 

Washilah–Gemar menulis dari masa sekolah dasar, inilah bakat yang memang telah diperoleh Dr Iftitah Jafar Phd dari Tuhan. Ia pun memanfaatkan dengan baik bakat alami yang diperolehnya dengan terus mengasah bakat menulisnya di bangku SMP, SMA hingga saat ia mengenyam studi Magisternya di Mic.Gill University of Canada.

Bakat menulis yang dimiliki Iftitah membuatnya telah berhasil menerbitkan sepuluh buah judul buku yang di terbitkan di dalam dan luar negeri. Buku pertamanya yang berjudul Islam Development A Politico –Religious Response berbahasa Inggris telah terbit di negara bagian Canada dan dipajang di perpustakaan Mic Gill University. Tak hanya dipamerkan, tulisannya juga dipakai sebagai bahan acuan dibangku perkuliahan mahasiswa di Canada.

Selain menerbitkan buku di luar negeri, buku-buku Iftitah digunakan pula Universitas yang ada di Indonesia. Misalnya untuk wilayah Jogjakarta, Medan, Surabaya, dan Makassar. Buku-buku yang ia hasilkan lebih banyak menyangkut tafsir.

Dr Iftitah yang dulunya kuliah fakultas dakwah dan komunikasi kabupaten Bulukumba ini sudah membaca ribuan buku-buku baik buku dalam negeri maupun buku-buku luar berpengantar bahasa Arab dan Inggris serta buku-buku terjemahan. Ia bahkan memiliki perpustakaan pribadi di rumah sederhananya yang ada di kabupaten Gowa. Ia masih menyimpan rapi semua buku-bukunya yang jumlahnya ribuan. Ia memang sangat gemar membaca. Satu buku akan habis dalam satu malam. Ia pun tak pernah pilih memilah milah jenis buku apa yang harus ia baca. Jika satu buku membuatnya tertarik, maka ia akan sangat serius membaca dan menimba ilmu dari buku yang dibacanya.

Masih sejak kuliah dan bekerja sebagai asisten dosen, Iftitah terus menulis. Berawal dari makalah-makalah yang ia kumpulkan. Setelah itu ia akan menjadikannya satu buku. Satu buku yang ia buat akan memakan waktu hingga tahunan. Ini dikarenakan, ia membuat bukunya melalui penelitian panjang dan mendalami ayat-ayat Al-Quran jika akan membuat buku mengenai tafsir. Semua ia lakukan dengan teliti hingga tercipta buku yang luar biasa.

Bebera judul bukunya seperti Tafsir Ayat Dakwah, Critical Review Of Qur’ Anic Translation Of Ministry Of Religious Affair, Tafsir Modern, Konsep Ibadah dan Dakwah Dalam Al-Qur’ An dan juga Membangun Dakwah Berbasis Al-Qur An serta beberapa buku lainnya. Semua buku yang telah dibuatnya memakan waktu yang tak sebentar. Tak seperti pembuatan buku pada umumnya. Ia lebih menganut tatacara barat dalam membuat buku. Dimulai dari makalah, lantas makalah yang ia buat akan dipresentasikan. Setelah presentasi seluruh isi makalah akan dikritisi dan akan edit ulang. Setelah itu barulah sebuah buku akan tercipta dari tangannya.

Menurutnya membuat buku ala Barat jauh lebih baik karena melalui proses yang panjang namun sangat penuh ketelitian. Berlainan dengan gaya menulis indonesia. Ia mengumpamakan seseorang yang melakukan disertasi di Indonesia. Seseorang yang melakukan disertasi akan menganggap itulah akhir dari penelitiannya. Namun tidak baginya, disertasi merupakan langkah awal karena dari disertasi maka penelitiannya akan dikritisi lalu setelanya barulah akan dikaji ulang dan lebih mendalam.

Selama bertahun-tahun ia membuat buku. Salah satu bukunya yang cukup fenomenal karena mengkritisi terjemahan Al-Quran kementerian agama. buku itu ia selesaikan cukup lama. Ia meneliti setiap terjemahan Al-Quran dan melihat banyak terjemahan yang tak sesuai. Bukunya tersebut telah diterima kementerian dan segera dikembangkan. Menurutnya, bukunya akan menjadi acuan dalam menterjemahan Al-Quran. Walau bukunya itu masih berbahasa inggris, namun saat ini ia tengah mengedit bukunya dan akan menerbitkan dalam bahasa Indonesia.

Dosen yang kini mengajar Ilmu Al-Quran di fakultas dakwah dan komunikasi UIN Alauddin ini masih mempertahankan kehidupan yang sederhana dikesehariannya. Sebuah rumah sederhana dengan pekarangan dipenuhi tanaman di pinggiran kota menjadi tempatnya menuangkan setiap kata-kata di atas kertas putih. Ia tinggal bersama anak dan Istri yang juga dosen pengajar fakultas dakwah dan komunikas mata kuliah komunikasi antarpribadi.

Ia merupakan sosok yang sangat sederhana dan sangat pandai bersyukur. Ini terbukti dengan ketenangannya saat menghadapi masalah. Telah tiga makalah internasional miliknya yang diterima pihak luar namun ia terkendala keluar karena satu dan lain hal yang tak ingin ia beritahukan kepada khalayak banyak. Dua makalahnya diterima Canada dan satu lagi diterima Australia. Berbagai alasan membuatnya tak berhasil keluar membawakan makalah internasionalnya.

Terkendala keluar negeri membawakan makalah internasional tak membuatnya patah arang. Ia masih terus menulis dan tahun depan ia mendapatkan kesempatan membawakan salah satu makalah internasionalnya di negeri tetangga Malaysia. Sebelumnya juga telah tiga kali ia membawakan makalah internasional. Tak hanya itu ia juga pernah membawakan khotbah idul Fitri selama ia di Canada sebanyak tiga kali.

Disetiap langkah dalam hidupnya sangat penuh arti. Iftitah berkuliah sambil mengajar privat dari satu rumah ke rumah lainnya. Menjadi asisten dosen hingga mendapat beasiswa kuliah di luar negeri. Tetesan keringatnya selama ini telah membuahkan hasil melaui banyaknya karya buku yang telah ia terbitkan. bahkan bukunya pun akan memberikan amal jariah untuknya kelak.

Sekian lama menjadi dosen, Iftitah kini memilih mengurangi jadwal mengajarnya. Bukannya tak mau berbagi ilmu, di usianya kini ia memilih untuk terus menulis. Menuliskan buku-buku yang akan dipakai dari generasi ke generasi. Baik bagi mahasiswa-mahasiswa dalam dan luar negeri. Ia ingin menghasilkan banyak karya seperti penulis idolanya. Penulis idolanya tersebut adalah dosen namun memilih berhenti dan membuat ruang bawah tanah tempat menumpahkan banyak pemikiran dan hasil penelitian. Sesekali saja orang tersebut naik kepermukaan dan terus menulis hingga ruangan bawah tanah tempatnya penuh buku-buku layaknya perpustakaan tersembunyi.

Kini Iftitah akan terus menulis namun belum meninggalkan ruang-ruang kuliah tempatnya membagikan ilmu. Mengurangi jadwal mengajar menjadi solusinya agar memiliki banyak waktu untuk selalu menulis. Ia tak mau menghabiskan waktu untuk menghabiskan tenaga mengajar dibanyak perguruan tinggi seperti dosen terkenal lainnya. Menurutnya, apalah arti mengambil job dibanyak tempat namun tak bisa menyisahkan ilmu melalui goresan pena yang akan sangat berguna bagi banyak oramg nantinya.

Tak banyak yang tahu, ia adalah orang pertama yang menggagas perubahan nama IAIN menjadi UIN pada sebuah rapat. Itu masih berada di masa kepemimpinan rektor terdahulu. Ia juga menjadi salah seorang yang berperan penting atas adanya SILE di UIN Alauddin Makassar. Bahkan saat pertama kali munculnya utusan SILE, ialah yang menyambutnya sendiri. Ia pun pernah bekerja di SILE dan memilih untuk berhenti. Ia juga sahabat baik rektor terpilih Prof Faisal Bakti.

Kalian yang penasaran dengan sosoknya mungkin akan sedikit sulit melihatnya. Namun bagi kalian yang merasa mahasiswa dan mahasiswi fakultas dakwah dan komunikasi bisa sekali-kali menemukannya mengajar.

Laporan | Sulkia Reski

Sabtu, 25 Oktober 2014

Kado Milad BEM Syariah Untuk Fakultas Putih Hitam

Washilah--Dalam rangka memeringati milad Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) UIN Alauddin yang ke 52 tahun, Jajaran Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum menghelat kegiatan akbar 'Pekan Syariah Nusantara antar Perguruan Tinggi Agama Islam Se-Indonesia', kegiatan ini sedianya akan berlangsung pada 11 hingga 16 November Mendatang.

Dalam kegiatan ini, sederet kegiatan dihadirkan panitia, diantaranya, Konferensi Mahasiswa Syariah Nusantara, Debat Syariah Nusantara, Syariah Book Fair, Syariah National Camp, serta Panggung Syariah Nusantara, yang akan dimulai dengan Opening Ceremony: Semarak 52 Tahun Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar.

Tidak hanya itu, kegiatan yang dilaksanakan di dua tempat berbeda yakni UIN Alauddin dan Bukit Pesona Alam kabupaten Gowa ini, akan meghadirkan sederet tokoh nasional sebagai pembicara, deretan nama tersebut seperti Ketua Mahkamah Konstitusi Dr Hamdan Zoelfa SH MH, Wakil Menteri Agama Prof Dr Nasaruddin Umar MA, Ketua MUI Pusat Prof Dr Din Syamsuddin MA, yang diagendakan menjadi narasumber pada salah satu rangkaian kegiatan, Konfrensi Mahasiswa Syariah Nusantara.

Dengan mengusung tema "Terwujudnya forum silaturrahmi mahasiswa Syariah yang berintegritas, intelektual, dan humanisme religius menuju generasi gemilang", kegiatan ini dimaksudkan bisa menjalin silaturrahmi antar mahasiswa syariah se-Indonesia, juga melaksanakan amanah tridharma perguruan tinggi negeri.
 
Laporan | Redaksi

PT Jasa Raharja Ingin Mahasiswa Jadi Pelopor Keselamatan lalulintas

Ilustrasi
Washilah--Usia 15 hingga 25 tahun, menjadi usia produktif korban kecelakaan lalulintas, selain itu, minimnya pengetahuan masyarakat tentang berkendara yang baik juga memperburuk keadaan, buntutnya, angka kecelakaan pun membengkak, hal ini menjadi deretan alasan PT Jasa Raharja bersama Polda Sulselbar menggelar kegiatan Safety Riding di UIN Alauddin.

"Kegiatan `Safety Riding` ini diadakan sebagai edukasi bagi pengendaraan bermotor khususnya roda dua, karena angka kecelakaan tertinggi,"  ungkap Kepala Cabang PT Jasa Raharja Makassar Dr Ir Hj Sulistianingtias di Makassar. Rabu (22/10). 
Tujuannya menjadikan kampus sebagai sasaran sosialisasi kata Hj Sulistianingtias untuk menjadikan mahasiswa untuk sebagai pelopor keselamatan lalulintas. dalam kegiatan tersebut, Wakil Direktorat Lalu Lintas Polda Sulselbar AKBP Heru Trisasono juga menekankan agar kecelakaan lalu lintas mendapatkan perhatian khusus.
"peserta tahu bagaimana cara mengendari kendaraan yang baik, apalagi kasus kecelakaan ini sudah sangat memprihatinkan, karena tiap harinya empat orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalulintas," Tuturnya.

Kegiatan ini diikuti sebanyak 200 mahasiswa dan 40 komunitas motor yang tersebar di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.

Laporan | Ahmad S

Jumat, 24 Oktober 2014

Hasil Screening

Washilah--Berikut nama-nama yang dinyatakan lulus dan berhak mengikuti In House Training Journalistic XIV UKM LIMA


Kamis, 23 Oktober 2014

Euforia UU Keprawatan

Washilah--HMJ Ilmu keperawatan  UIN Alauddin makassar  turut serta mengikuti aksi damai di gedung DPRD provinsi Sulawesi Selatan. Aksi ini merupakan rangkaian kegiatan yang di laksanakan  Ikatan Lembaga Mahasiswa Ilmu Keperawatan Indonesia (ILMIKI) Sul-Sel dalam mengawal rapat paripurna pengesahan UU Keperawatan.

Dengan berjumlah lebih dari dua ratus mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Jurusan Keperawatan UIN alauddin makassar bergabung bersama para mahasiswa Keperawatan dari berbagai kampus di makassar.

Aksi ini dimulai dengan berkumpulnya seluruh konsolidasi mahasiswa keperawatan se-Makassar di flyOver jalan Urip Sumiharjo, kemudian di lanjutkan dengan aksi Longmarch ke gedung DPRD provinsi sulawesi selatan.

Aksi ini mendapat dukungan penuh dari para wakil rakyat di DPRD Provinsi dengan memberikan kesempatan serta waktu para demonstran untuk berorasi. UU ini akhirnya diputuskan dan disahkan oleh pimpinan rapat paripurna Priyo Budi santoso setelah mendapat persetujuan dari seluruh anggota dewan yang hadir di Gedung DPR pusat di Jakarta.

Menurut Nassyam, ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu keperawatan UIN Alauddin makassar, pengesahan UU ini akan menjadi  payung hukum bagi para perawat-perawat untuk lebih dilindungi pada saat bekerja.

Laporan | Aan

Rabu, 22 Oktober 2014

Pukul Memukul Di UIN Alauddin Jadi Top Issue

Washilah--Pemukulan yang dilakukan Satuan Pengaman Kampus UIN Alauddin Makassar yang berujung pada pelaporan sejumlah mahasiswa ke Polisi Resort Gowa Kamis (23/10) lalu, dengan tuduhan menjadi top issue di Sosial Media, Di You Tube saja, video yang diupload dengan judul 'Satpam Kroyok Mahasiswa UIN' sudah ditonton 6627 kali, bahkan menjadi Headline News di beberapa media lokal.

Dalam video yang berdurasi hampir satu menit itu, beberapa Satuan Pengamanan terlihat mendaratkan pukulan kebeberapa mahasiswa yang ada dilokasi, beberapa kalangan sempat mempertanyakan keberadaan Wakil Rektor III, Dr Natsir Siola MA kala kericuhan terjadi, lantaran dirinya yang terlihat menerima mahasiswa diawal aksi.

Dikonfirmasi via telepon seluler petang kemarin, Dr Natsir Siola MA menjelaskan terkait aksi yang dilakukan  satuan pengamanan. "itu gerakan spontanitas dari satpam, karena melihat kondisi massa yang terlalu banyak, takutnya mengacaukan kegiatan di Auditorium," kata dia singkat.

Soal ketidak terlibatannya menenangkan kericuhan, Natsir Siola tidak berkomentar banyak. "Saya tidak disana, saya masuk (Gedung Rektorat)" ungkapnya. Sementara itu, kasus ini telah dilaporkan mahasiswa ke pihak Polres Gowa. (Red)


Minggu, 19 Oktober 2014

Daftar Kelompok Screening IHTJ 2014


No
Nama
Jurusan/Fak/Semester
Kelompok
01
A Fitriana
BSA/FAH/I
Satu
02
A Kurniawan N
Kesmas/FIK/III
Dua
03
A Muh Alif
MD/FDK/I
Tiga
04
A Tenri Sucia
HAPK/FSH/III
Empat
05
Abd Rajab
FDK
Satu
06
Abrar
Jurnalistik/FDK/V
Dua
07
Achmad Fakar
MPI/FTK/I
Lima
08
Afrilian Cahaya
Jurnalistik/FDK/III
Tiga
09
Ahlun Ansar
MPI/FTK/I
Empat
10
Ahmad Anugerah
Kesmas/FIK/III
Lima
11
Ahmad Aqram Amrullah
HPK/FSH/III
Enam
12
Ahmad Arnol
Jurnalistik/FDK/I
Dua
13
Ali Syahbana R
Ikom/FDK/III
Sembilan
14
Alpian
MD/FDK/III
Delapan
15
Ambo Lipu
MPI/FTK/I
Satu
16
Amiruddin
Jurnalistik/FDK/I
Satu
17
Amirul Mukmin A
Teknik Arsitektur/FST/
Enam
18
Amriani
Kesmas/Fikes/III
Enam
19
Andi Gumuntiri
BSI/FAH/I
Tujuh
20
Andi Mahira Humaira
Kesmas/FIK/I
Delapan
21
Andi Nasrum
MPI/FTK/I
Sembilan
22
Andi Nurul Hafsah
Akuntansi/FEBI/I
Tujuh
23
Anni Safitri
Kesmas/FIK/I
Sepuluh
24
Ardiansyah
Ilmu Politik/FUFP/V
Delapan
25
Asdar Abdullah
HPK/FSH/III
Tiga
26
Asprilia Sa’adah
PA/FUFP/I
Empat
27
Asriadi
MPI/FTK/I
Tujuh
28
Astuti Rohali
PA/FUFP/I
Lima
29
Ayu Supyana
Jurnalistik/FDK/III
Sembilan
30
Azhari Novianto
Jurnalistik/FDK/I
Tiga
31
Azhari Prawira Negara
Jurnlistik/FDK/III
Enam
32
Azwan
Jurnalistik/FDK/III
Tujuh
33
Budiman
PA/FSH/III
Sepuluh
34
Desy Ayu Lestari
Jurnalistik/FDK/
Sepuluh
35
Dewi Jannati Aminah
Jurnalistik/FDK/I
Lima
36
Diah Rismayani
Kesmas/Fikes/III
Sembilan
37
Dwi Nurfitriani
FDK
Enam
38
Dwi Nurrohmah
Ekis/FEBI/III
Dua
39
Ekaharyanti
IH/FSH/I
Tiga
40
Erlangga
Jurnalistik/FDK/I
Empat
41
Fadhilah Aziz
Ilmu Ekonomi/FEBI/III
Delapan
42
Fahri Setiadi
Manajemen Dakwah/FDK/III
Sepuluh
43
Faisal Mustafa
Jurnalistik/FDK/I
Delapan
44
Fatimah Az Zahra
Ikom/FDK/I
Dua
45
Fidyah Humaira
FDK
Empat
46
Fitria Hardiyanti S
Ilmu Politik/FUFP/I
Sembilan
47
Gunung Sumanto
Peradilan Agama/FSH/V
Lima
48
Hadrania
FEBI
Tujuh
49
Haeruddin
FDK/I
Enam
50
Haifah Kasman
MPI/FTK/I
Lima
51
Hardiani Lestari
KPI/FDK
Tujuh
52
Hasmira
Ikom/FDK/III
Delapan
53
Hasrayanti
KPI/FDK/III
Sepuluh
54
Hijrah
Ikom/FDK
Sepuluh
55
Iga Mawarni S
Akuntansi/FEBI/I
Satu
56
Ilham
PA/FSH/III
Sembilan
57
Imam Sumantri
HPK/FSH/III
Satu
58
Indah Rachmayani
FEBI
Tiga
59
Intan Hafsah
Jurnalistik/FDK
Dua
60
Irdayanti
KPI/FDK/III
Empat
61
Irfan Efendi
Jurnalistik/FDK/V
Lima
62
Irwan Arnas
MPI/FTK/I
Enam
63
Ismail Suparjo
Jurnalistik/FDK/III
Delapan
64
Ismayanti
Ikom/FDK
Tujuh
65
Junawir
Ilmu Hukum/FSH/III
Sepuluh
66
Jwi Marliana
Akuntansi/FEBI/I
Sembilan
67
Khaerul Akmal
PAI/FTK/III
Satu
68
Khaerul Munawan
Tafsir Hadis/FUFP/III
Satu
69
M Fitrahulin Syawal
Peradilan Agama/FSH
Dua
70
Mahfud Noer Husaini
Kesmas/FIK/I
Tiga
71
Masni
Kebidanan/FIK/I
Empat
72
Miftakul Huda
MPI/FTK/V
Empat
73
Muammar Khadafi
IH/FSH/III
Lima
74
Muh Akbar Bahmi
Akuntansi/FEBI/I
Dua
75
Muh Arsyad
Kesmas/FIK/III
Enam
76
Muh Galang Pratama
HPK/FSH/III
Tujuh
77
Muh Hidayatullah
FTK
Delapan
78
Muh Idham Ahfat
Jurnalistik/FDK/I
Sembilan
79
Muh Maslan
Biologi/FST/III
Sepuluh
80
Muh Nurhidayat
Kesmas/FIK/I
Sepuluh
81
Muh Ramadhan Hamka
IH/FSH/III
Sembilan
82
Muh Ridwan
MPI/FTK/I
Delapan
83
Muh Takdir
Ikom/FDK/III
Tujuh
84
Muh Yulis Sahadja
Jurnalistik/FDK/III
Enam
85
Muh Yunus
MPI/FTK/I
Lima
86
Muh Yusril
MPI/FTK/I
Tiga
87
Muh Yusuf 
PAI/FTK/III
Empat
88
Muhaimin
Ikom/FDK/V
Dua
89
Muhammad Haris
Kesmas/FIK/III
Satu
90
Muhammad Misdar
Ikom/FDK/III
Tiga
91
Muhammad Ramli
Ilmu Politik/FUFP/V
Satu
92
Muhammad Syakir Fadli
Ikom/FDK/III
Empet
93
Multasyam Salmah
HPK/FSH/III
Dua
94
Munandar
PA/FSH/III
Lima
95
Murni Hidayati
Ikom/FDK/III
Tujuh
96
Muslimin
TI/FSH/I
Enam
97
Mutmainnah
PA/FSH/III
Sembilan
98
Nawir
Ilmu Politik/FUFP/III
Delapan
99
Novi Laila Sulastri
Kesmas/FIK/I
Satu
100
Nur Afifah
PAI/FTK/III
Sepuluh
101
Nur Apni Oktafiah
Ikom/FDK
Tiga
102
Nur Fitri
Jurnalistik/FDK/I
Empat
103
Nur Indahriani
MPI/FTK/I
Lima
104
Nur Iqbal
Jurnalistik/FDK/III
Enam
105
Nur Irwan Supriadi
HPK/FSH/III
Sembilan
106
Nuraini
MD/FDK/III
Delapan
107
Nuramanah Amalia
PMH/FSH/I
Tujuh
108
Nurfitri Ekawati
IH/FSH/I
Satu
109
Nurhaini
PA/FSH/III
Dua
110
Nurhidayatillah
BSI/FAH/I
Sepuluh
111
Nurjannah Husain
Pend Biologi/FTK/III
Dua
112
Nurqainah
Kebidanan/FIK/I
Tiga
113
Nurul Ainun Busra
PBI/FTK/III
Empat
114
Qudratullah
Jurnalistik/FDK/V
Tujuh
115
Quraisy
SKI/FAH/V
Lima
116
Rachmat Saleh
Kemas/FIK/I
Enam
117
Rafiuddin Anwar
FTK
Delapan
118
Rahma
Jurnalistik/FDK/III
Sepuluh
119
Rahmat Ilmi Tella
Ilmu Politik/FUFP/V
Sembilan
120
Resky Amriani Amir
Jurnalistik/FDK/I
Empat
121
Ridha Amaliyah
KPI/FDK/III
Tiga
122
Ridha Rezkiyanti
BSI/FAH
Dua
123
Rika Fatimah Sari
Ilmu Politik/FUFP/III
Satu
124
Rini Alfiani Syamrah
FSH
Lima
125
Rini Karmila HB
PBI/FTK/III
Tujuh
126
Risda Wulandari
Ikom/FDK/III
Delapan
127
Riska Miladia Taufik
MPI/FTK/I
Enam
128
Risky Nengsi
MPI/FTK/I
Sepuluh
129
Riza Azmi
HPK/FSH/III
Sembilan
130
Rosmala Dewi
IH/FSH/I
Lima
131
Rusman R
MPI/FTK/I
Empat
132
Sahi Alqadri
PBA/FTK/III
Tiga
133
Samsinar
Kesmas/FIK/I
Dua
134
Selvi
MD/FDK/III
Satu
135
Seniwati S
MD/FDK/III
Delapan
136
Setyo Utomo W
Jurnalistik/FDK/I
Enam
137
Siti Fatimah
Akuntansi/FEBI/I
Tujuh
138
Siti Hasnah H G
Kesmas/FIK/III
Tiga
139
Sitti Rahmawati
Kebidanan/FIK/I
Sembilan
140
Sri Resky Amalia
Jurnalistik/FDK/I
Empat
141
Sri Wahyudi Astuti
Jurnalistik/FDK/III
Sepuluh
142
Sri Wahyuningsih
Jurnalistik/FDK/I
Lima
143
Sri Yusnidar
Jurnalistik/FDK/III
Dua
144
St Masita
Jurnalistik/FDK
Enam
145
Subhan
FUFP
Satu
146
Suhartina
Jurnalistik/FDK/I
Delapan
147
Sukaria
SKI/FAH/III
Tujuh
148
Sulfiana
Ilmu Politik/FUFP/III
Sepuluh
149
Sumardin
Jurnalistik/FDK/III
Sembilan
150
Sutriani
FSH
Satu
151
Sutrisno
Ilmu Hukum/FSH/III
Dua
152
Syahrul
Ikom/FDK/III
Tiga
153
Syamsuryani
MPI/FTK/I
Lima
154
Syarifuddin
Ilmu Ekonomi/FEBI/III
Empat
155
Tasria Lestari
Ilmu Politik/FUFP/III
Tujuh
156
Tutut Maward S
PMH/FSH/I
Enam
157
Ulfah Makaromah
FDK
Sepuluh
158
Ulfyani
Jurnalistik/FDK/I
Sembilan
159
Untari Murniyati
Kesmas/FIK/I
Delapan
160
Wahid
Ekis/FEBI
Satu
161
Wiwin Widawati
Jurnalistik/FDK
Dua
162
Wiwiyanti
PA/FSH/III
Tiga
163
Yusran Nur
Jurnalistik/FDK/V
Empat
164
Zahra
FTK
Lima
165
Zainal Mustafa
Jurnalistik/FDK/III
Delapan
166
Zakia
Jurnalistik/FDK
Tujuh
167
Zulfina Ekaputri
Kesmas/Fikes/III
Enam
168
Nur hikmawati
FDK
Empat
169
Selpiana
FDK
Tiga
170
Emmu Khaera Syam
PBI/FTK
Sembilan
171
Sitti Khaerunnisa
Pendidikan Fisika/FTK
Sepuluh
172
Rini Astuti
Pendidikan Fisika/FTK
dua
173
Dedi Miswar
PBI/FTK
Satu