sumber: |
Oleh | Azhari Prawira Negara*
Sampah, seolah menjadi hal yang biasa di kampus peradaban UIN Alauddin, sampah bahkan terlihat sejauh mata memandang, kita dapat menemuinya di got, jalanan, taman, lapangan, halaman fakultas bahkan diruang kuliah.
Fenomena “mengotori tanpa sadar” ini seolah telah tertancap dalam perilaku keseharian para penghuni UIN Alauddin dan telah membudaya dengan eratnya. Setiap harinya ratusan bahkan ribuan sampah tanpa sadar kita buang seenaknya, seakan kita tidak tau tempat sampah itu apa?
Sampah plastik, botol minuman, puntung rokok ataupun sisa makanan sudah akrab dimata kita, sampah seakan-akan meniru prinsip tuhan “Ada dimana-mana”, sungguh ironi melihat “Para penghuni” yang katanya “beradab” dan memegang teguh prinsip islam dengan enteng membuang sampah tanpa rasa bersalah.
“Apaji gunanya cleaning service ka” kata itu pernah penulis dengar ketika menegur teman yang membuang puntung rokoknya, prinsip yang “Salah” inilah yang perlu kita ubah, Kesadaran, kepedulian dan keprihatian sangat diperlukan guna mengubah kebiasaan tersebut, menurut survei dari beberapa fakultas mayoritas mahasiswa sadar akan tindakan mereka, “sebenarnya yang paling menyebabkan kotornya kampus adalah mahasiswa itu sendiri,” ungkap Syahrul Adyaksa mahasiswa jurusan Jurnalistik.
Selain hal tersebut beberapa mahasiswa juga mengeluhkan minimnya tempat sampah. Pihak kampus tentu menyediakan tempat sampah disetiap fakultas, namun jika harapannya untuk menjaga kebersihan kampus masih jauh dari kata cukup.Tong sampah juga perlu di adakan ditiap jalan, taman, halaman fakultas dan kantin.
Lalu solusi apa yang dapat kita tempuh untuk mengurangi “Hama” sampah ini, pertama tentu harus ada kesadaran dari tiap-tiap individu, mengubah kebiasaan membuang sampah sembarangan, jika tidak menemukan tempat sampah, sampah dapat disimpan sementara disaku baju atau celana sampai menemukan tempat sampah, tegur teman yang tanpa sengaja membuang sampahnya, sangat sederhana dan mudahkan, tinggal kesadaran dari kita, tanamkan prinsip bahwa “paling tidak satu sampah hari ini dapat kita dikurangi oleh tangan kita, karena lebih baik kurang satu daripada tidak sama sekali”.
*Penulis adalah salah satu mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Jurusan Jurnalistik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar