Sumber: suaramerdeka.com |
Atau bahkan sobekan kertas
Dimata orang yang memandangnya
Dengan kerutan alis
Saat dia menggoda tanganku tukmenggapainya
Dengan rasa tak percaya, aku menatapnya
Sembari cahaya muncul dari sela-sela kalimat
Yang mulai perlahan menggoda mataku tuk membacanya
Ini kalimat aneh
Hanya berupa coretan-coretan
Yang tak bermakna
Tapi, tunggu dulu
Di setiap ujung coretannya
Muncul huruf-huruf aneh
Aku mulai gelisah
Apa artinya ini ?
Apakah mataku mulai rabun ?
Hingga coretan-coretan saja
Tak lagi terbaca
Di ufuk mataku
Sejenak, kukerahkan segenap daya memoriku
Untuk mengingat apakah coretan ini pernah ada di masa laluku ?
Ah....aku mulai ragu pada diriku sendiri
Mana mungkin ini kebetulan
Tak ada jawaban pada diriku sendiri
Inilah rasa ragu tingkat eksistensialisku yang tak bermakna
Tapi, mana mungkin coretan ini lahir dari ketiadaan
Pasti dia rantai makna yang kembali untuk jati diri kehidupan
Aku masih tak percaya
Kalau ini coretan
Tapi, rasa ragu menandakan
Dualisme telah melingkupi diriku
Aku tak percaya
Tapi, ini terus eksis dalam diriku
Pada dentuman ini
Aku kembali ragu pada diriku
Lalu, apakah aku harus menihilkan ini ?
Atau menolak ini datang dari diriku
Sedangkan aku sadar inilah realitaku
Tak, sanggup kumenangkap apa arti ini ?
*Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik jurusan Filsafat Agama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar