Sumber: Int |
Jusuf Kalla…
Dirimu Bugis, diriku Bugis.
Ku akui susah menjadi sepertimu!
Kau pengusaha juga politisi
Kau PEMIMPIN altruistik jg Negarawan
Bagiku kau The King Of Bugis Modern
Titah Raja memang tak mengalir secara bilogis dalam dirimu, tapi secara Ideologis.
Darahmu bukan darah biru, tapi darah Merah Putih, Bangsa Indonesia.
Pribahasa hidup,
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan NAMA.
Itulah subtansi dirimu.
Yah...Ku akui SUSAH menjadi sepertimu
Tapi harapku dengan berimajinasi
20 Tahun dimasa depan yg cerah
Aku berkata...
Yah...Ku akui SUDAH menjadi sepertimu!
Tatkala membaca sejarahmu
Aku berkata, JK manusia biasa,
yang tidak biasa.
Perjuanganmu dari mahasiswa sampai menjadi Negarawan sejati, itu tidak mudah.
Tak semudah membalikkan telapak tangan.
Apalah daya diriku ini...
Tangan tak sampai, kaki tak bertumpu,
Bagai si bungkuk merindukan bulan,
Besar pasak dari pada tiang
Dan jauh panggang dari api!
Jauh bagaikan BUMI dan LANGIT.
Usiahmu mulai menua,
Keriput tulang pipimu simbol pengabdian
Sejarah mencatatmu, tak terlupa.
Akan ada sepertimu 20 tahun kedepan.
Harapku berimajinasi !
*Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Hukum semester enam Fakultas Syariah dan Hukum.
Dirimu Bugis, diriku Bugis.
Ku akui susah menjadi sepertimu!
Kau pengusaha juga politisi
Kau PEMIMPIN altruistik jg Negarawan
Bagiku kau The King Of Bugis Modern
Titah Raja memang tak mengalir secara bilogis dalam dirimu, tapi secara Ideologis.
Darahmu bukan darah biru, tapi darah Merah Putih, Bangsa Indonesia.
Pribahasa hidup,
Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang dan manusia mati meninggalkan NAMA.
Itulah subtansi dirimu.
Yah...Ku akui SUSAH menjadi sepertimu
Tapi harapku dengan berimajinasi
20 Tahun dimasa depan yg cerah
Aku berkata...
Yah...Ku akui SUDAH menjadi sepertimu!
Tatkala membaca sejarahmu
Aku berkata, JK manusia biasa,
yang tidak biasa.
Perjuanganmu dari mahasiswa sampai menjadi Negarawan sejati, itu tidak mudah.
Tak semudah membalikkan telapak tangan.
Apalah daya diriku ini...
Tangan tak sampai, kaki tak bertumpu,
Bagai si bungkuk merindukan bulan,
Besar pasak dari pada tiang
Dan jauh panggang dari api!
Jauh bagaikan BUMI dan LANGIT.
Usiahmu mulai menua,
Keriput tulang pipimu simbol pengabdian
Sejarah mencatatmu, tak terlupa.
Akan ada sepertimu 20 tahun kedepan.
Harapku berimajinasi !
*Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Hukum semester enam Fakultas Syariah dan Hukum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar