Washilah-- "80 persen perang yang terjadi di dunia ini terkait dengan persoalan ideologi, salah satunya yaitu agama," ungkap Prof Edward Kwok saat berbicara dihadapan puluhan peserta seminar internasional.
Kegiatan yang mengusung tema merajut perdamaian ini dilaksanakan di Lecture Teater (LT) Fakultas Usluhuddin Filsafat dan Politik (FUFP) UIN Alauddin pada selasa (03/05/2016).
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Perbandingan Agama (PA) bekerja sama dengan organisasi perdamaian asal Korea yaitu Heavenly Culture World Peace of Light (HWPL) ini turut dihadiri Kordinator Program HWPL Teresa Kim.
Dalam pemaparannya, Edward yang sekaligus menjadi salah satu peneliti HWPL ini menjelaskan mengenai tujuan dari organisasi HWPL yang menaunginya.
"Di organisasi kami, kami berusaha membuat sebuah fakta integritas dimana kelompok-kelompok pemuka agama mengadakan dialog lintas agama di berbagai kota di belahan dunia. Setidaknya kami telah mengadakan sebanyak 147 dialog yang berdasar spiritual kitab-kitab suci. Termasuk di Indonesia yakni di medan, Surabaya, Jakarta, dan Makassar," ujarnya.
Baginya, meskipun negara Indonesia merupakan mayoritas muslim namun masih banyak agama lain yang bisa bekerja untuk menciptakan perdamaian. Diapun sangat berterima kasih karena Indonesia mau melaksanakan dialog antar agama terlebih status Indonesia yang memiliki jumlah muslim terbesar akan sangat berpengaruh.
Menurut Teresa Kim yang sekaligus Kordinator Program HWPL adalah sebuah Non Governmental Organization (NGO) yang berbasis di Korea selatan dan memiliki 170 cabang skala internasional dengan beberapa anggota tanpa biaya dari pemerintah.
"Tujuan organisasi ini (HWPL) sebenarnya mencegah terjadinya perang dan bagaimana menciptakan perdamaian untuk mencapai program itu kami fokus pada 3 hal yaitu, implementasi hukum internasional untuk menghentikan perang dan menciptakan perdmaian, melakukan dialog lintas iman yang beriplemantasi pada kitab suci, dan kami menjadi agen perdamaian di seluruh dunia. Kata Teresa Kim.
Kim Teresa juga berharap kepada anak-anak muda generasi masa depan bisa menjadi tonggak perdamaian dunia, dan bisa memberikan dukungan terhadap gerakan yang dicanangkan dengan cara memberikan tanda tangan atau petisi secara langsung maupun secara online.
Seminar internasional yang dilaksanakan Himpunan Mahasiswa Jurusn (HMJ) yang bekerja sama dengan HWPL ini juga turut dihadiri Qashim Mathar guru besar UINAM dan Prof Dr Natsir Siola MA, Dekan FUF dan Ketua Jurusan Perbandingan Agama Dra Andi Nirwana.
Penulis: Ahmad Arnold
Editor: Fadhilah Azis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar