Oleh | Muh. Haris
Tak terasa tahun 2014 telah berlalu meninggalkan kita. Perayaan gemerlapnya pergantian tahun dengan berbagai ceremonial duniawi seakan menjadi tanda dimulainya awal yang baru, menyongsong tahun 2015 dengan semangat menggebu dan membahana. Saatnya mengevaluasi dan mengoreksi kesalahan yang diperbuat dan mulai berpikir untuk berinovasi serta memperbaiki diri.
Hal ini pulalah yang sangat kita harapkan terjadi di kampus peradaban UIN Alauddin Makassar. Masih banyak segelumit masalah yang terjadi di tahun lalu dan masih belum dapat terselesaikan. Mulai dari pembangunan gedung-gedung baru, sarana dan prasarana yang belum memadai, konflik antar mahasiswa yang semakin rentan, nasib lembaga kemahasiswaan, transparansi anggaran, hingga prestasi mahasiswa yang masih naik turun, yang teranyar tentu saja pro kontra terhadap putusan Drop Out terhadap 702 mahasiswa.
Perbaikan dan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut diharapkan dapat lebih dioptimalkan di tahun 2015 ini. Secercah harapan itu mulai muncul tatkala UIN Alauddin Makassar akan kedatangan rektor baru dalam waktu dekat ini. Dengan semangat memajukan kampus kita, beban berat akan disandarkan kepada rektor baru nantinya. Namun tentu saja secara keseluruhan, seluruh komponen meliputi birokrasi, akademik, prodi, hingga mahasiswa harus menyamakan persepsi dan bahu-membahu menuntaskan masalah-masalah yang tersisa dengan motto 3P (Pencerdasan, Pencerahan, dan Prestasi).
Penuntasan pembangunan gedung-gedung dari gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang masih proses pengerjaan, nasib gedung Fakultas Eknomi dan Bisnis Islam yang sangat tidak mencukupi, serta pembangunan Rumah Sakit benar-benar harus diawasi secara ketat anggarannya. Belum lagi sarana dan prasarana yang harusnya menjadi perhatian, contoh simpelnya pengadaan AC. Diharapkan juga ada gebrakan program yang dilakukan pihak kampus untuk lebih menguatkan hubungan persaudaraan antar mahasiswa.
Lembaga kemahasiswaan yang masih belum memiliki pucuk kepengurusan baru agaknya mulai memunculkan anggapan mahasiswa bahwa kampus berupaya membatasi gerak mereka hingga demonstrasi menjadi hal yang biasa terjadi sepanjang tahun lalu, puncaknya kasus penganiayaan yang dilakukan perangkat keamanan terhadap mahasiswa yang menimbulkan kecaman. Harus segera ada pernyataan sikap dari kampus tentang model pemilihan BEM dan HMJ tahun ini, apakah akan kembali ke model Sema dan Dema ataukah tetap dengan pemilihan langsung.
Yang paling urgent adalah bagaimana kemudian kampus mampu memfasilitasi mahasiswa UIN Alauddin Makassar untuk menciptakan prestasi demi prestasi. Dorongan moril dan pengadaan fasilitas yang mendukung sangat diperlukan. Prestasi secara tidak langsung akan membuat citra kampus ini semakin baik nantinya. Akhirnya marilah kita berdoa bersama, semoga tahun 2015 akan menjadi tahun yang luar biasa bagi UIN Alauddin Makassar. Amin.
*Penulis adalah mahasiswa jurusan kesehatan masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan semester III
Tidak ada komentar:
Posting Komentar