Washilah -- "Saya memang suka mengajak mahasiwa ke fort Rotterdam" ungkap Fauziyah dosen komunikasi lintas agama dan budaya jurusan jurnalistik fakultas Dakwah dan komunikasi. Menurutnya, kunjungan ke rotterdam bagi mahasiswa semester tiga jurnalistik sejalan dengan mata kuliah yang diajarkannya. Jika ditelaah sejarah setiap gedung yang ada itu akan memiliki cerita seputar agama dan budaya pada masa kolonial dulunya.
Mahasiswa yang mengunjungi Fort Rotterdam dalam rangka penelitian untuk final test. Mahasiswa dibiarkan mengamati kondisi benteng dan mencari tahu cerita-cerita dibalik gedung-gedung yang ada di benteng tersebut. Fauziyah selaku dosen juga memilih benteng sebagai lokasi final agar mahasiswa merasakan suasana yang berbeda karena selama ini berkutat dalam kelas yang bisa saja membuat mahasiswa merasa suntuk.
"Saya sudah melihat-lihat sekitaran benteng, mulai dari makam, perahu, penjara dan museum" ungkap Khaeruddin. Menurutnya terjun langsung kelapangan sangat efektif bagi pembelajaran mata kuliah komunikasi lintas agama dan budaya kala itu. "Praktik langsung diluar sangat bagus, tapi untuk pembelajaran secara teori,lebih enak di ruang kelas" aku Khaeruddin. Kamis (25/12)
Laporan | Sulkia Reski
Tidak ada komentar:
Posting Komentar