Washilah--Sebgian orang beranggapan kalau pemulung selalu terkesan kumuh, jorok dan tidak berpendidikan? anggapan itu bisa sirna seketika saat anda berkunjung di tempat Pembuangan Akhir (TPA) Antang, hal inilah yang dijumpai salah seorang Reporter Washilah, Nyatanya di sana ada pendidikan yang diberikan secara gratis, dan membuat penduduk bahkan pemulung juga tertarik menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut.
Begitulah pemandangan yang nampak ketika kaki saya berpijak di TPA Antang, konser sampah berserakan menyambut kedatangan saya, indera penciuman yang sudah menunjukkan ekspresi di atas kewajaran. Namun hal yang membuat saya tetap bertahan dengan kondisi tersebut, adanya sorakan yang begitu membising ditelinga, ternyata di sana terdapat beberapa anak pemulung dengan antusias belajar dan meneriakkan huruf alphabet.
Hanya saja proses belajar mengajar mereka boleh dikata lebih sedikit rileks dibanding sekolah pada umumnya, lantaran proses belajar yang diterapkan para pendamping menggunakan metode pendekatan anak. Sehingga setiap peserta didik dapat belajar dengan santai dan terhibur. Salah seorang pendamping bernama Erni mengatakan, pembelajaran yang dilakukan pada sejumlah anak pemulung ini, agar bisa mendorong minat belajar dikalangan anak dan tidak lagi bergelut di jalanan atau paling tidak aktivitas mereka untuk memulung sedikit berkurang.
Erni juga menjelaskan apa yang mereka ajarkan ini untuk menambah ilmu pengetahuan pada mereka. Selain ilmu pengetahuan yang mereka peroleh di bangku sekolah. Kegiatan ini juga disebutkan sudah berjalan selama lebih dari sepuluh tahun. Dan dari kegiatan proses belajar mengajar yang mereka berikan selama ini, rupanya sudah dapat mendatangkan perubahan pola pikir pada anak-anak tersebut. Bahwa betapa pentingnya mengenyam bangku pendidikan.
Keseriusan ini juga tidak semata datangnya dari dalam diri para anak-anak pemulung, melainkan dukungan orang tua juga menjadi penentu agar anak-anak mereka bisa menjadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara, terkhusus bagi keluarganya kelak.
Laporan | Jusfaega Hasyiradhy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar