Surat perjanjian damai kedua kubu. |
Washilah--Pasca bentrok yang melibatkan mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) dengan Fakultas Sains dan Tekhnologi (FST) UIN Alauddin, WR III, Dr Natsir Siola menghadirkan masing-masing ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) untuk mencari akar permasalahan serta membicarakan solusi bagi kedua belah pihak.
Ketua BEM FST, Abrar Hamsir dan ketua BEM FSH Khaidir Hasram akhirnya menandatangani surat pernyataan damai dihadapan dekan kedua belah pihak yang bentrok, WR III, satpam, pegawai rektorat, perwakilan mahasiswa, serta beberapa awak media. Perjanjian damai kedua belah pihak berlangsung di pinggiran lapangan kampus III UIN Alauddin Makassar. Rabu (24/12)
Dalam surat pernyataan damai yang ditulis langsung oleh WR III Dr Natsir Siola, kedua belah pihak menyatakan diri akan berdamai dan tidak akan lagi melakan bentrok. Saat menandatangani pernyataan damai, Khaidir ditemani seorang rekannya. Sementara itu, Abrar ditemani beberapa rekannya.
Sebelum kedua belah pihak berdamai, masing-masing ketua BEM sempat mengajukan syarat. "Okelah, tapi datangkan dulu anak syariah yang pacca-pacca motor dan mengeluarkan badik di depan sekret BEM," seru Abrar. Sementara itu, Khaidir pun menginginkan pihak FST mendatangkan ketujuh mahasiswnya yang melakukan pemukulan. WR III turut mengintrusikan kedua belah pihak untuk mencari yang bersangkutan.
Abrar lalu mendatangkan mahasiswa FST yang melakukan pemukulan. Sementara itu, Khaidir tidak berhasil mendatangkan mahasiswa FSH yang membawa badik karena yang bersangkutan tidak berada di lingkungan kampus. "Kalau begitu datangkan yang bawa busur saat bentrok tadi," pinta Abrar pada pihak BEM FSH. Namun, yang membawa busur tidak sempat didatangkan.
Bagi Abrar, membawa busur ke kampus merupakan pelanggaran. Selain itu, ia dan pihaknya menginginkan proses hukum bagi mahasiwa Syariah yang telah merusak mobil, motor, menghentikan paksa proses perkuliahan dan bahkan seorang mahasiswa FST terluka dibagian pelipisnya. Senada dengan pihak FST, pihak syariah juga mengeluhkan pengrusakan mobil dan motor di fakultasnya.
"Kalau begini terus, keduanya akan saling menyalahkan. Lebih baik kita berdamai," tutur WR III ditengah perdebatan masing-masing perwakilan fakultas saat membicarakan permasalahan awal hingga terjadi bentrokan. Setelah beberapa lama, perdebatan alot dan panjang kedua belah pihak akhirnya terselesaikan. Selaku ketua BEM yang mewakili mahasiswa fakultasnya, Khaidir dan Abrar menandatangani pernyataan damai, ditutup sesi foto bersama.
Laporan | Sulkia/ Asrullah/ Irham Haryono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar