Washilah- Ilmu Hukum, Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) yang merupakan partner Masyarakat Anti Korupsi Sulsel (MARS) dalam acara bincang-bincang anti korupsi yang diselenggarakan di Auditorium kampus ll UIN Alauddin Makassar, mendapat kritikan Prof Qashim Mathar. Selasa (26/05)
Berawal dari mars Ilmu Hukum yang dinyanyikan sebelum acara bincang-bincang dimulai, menarik perhatian salah satu guru besar UIN Alauddin ini. Lirik yang mengatakan ‘Ilmu Hukum mempersatukan kita’ dianggapnya “bohong”.
“Coba kita lihat kondisi UIN belakangan ini. Karena hukumlah yang memecah anggota senat di kampus ini,” tuturnya.
Alumni ilmu hukum yang seharusnya turun di masyarakat menjadi jaksa maupun hakim, tetapi justru berdebat di tengah masyarakat. “Mengapa mereka tidak satu visi padahal kurikulumnya sama,” celoteh Prof Qasim.
Keberadaan Ilmu Hukum di kampus UIN Alauddin nyatanya dianggap sebagai makhluk yang tak bertelinga untuk mendengar dan tak berkulit untuk merasakan ketidakbecusan kampus tersebut. “Dan menurut analisa saya orang-orang hukum di kampus ini, memberi teladan pelanggaran terhadap hukum," ungkapnya.
Laporan | Sri Yusnidar
Berawal dari mars Ilmu Hukum yang dinyanyikan sebelum acara bincang-bincang dimulai, menarik perhatian salah satu guru besar UIN Alauddin ini. Lirik yang mengatakan ‘Ilmu Hukum mempersatukan kita’ dianggapnya “bohong”.
“Coba kita lihat kondisi UIN belakangan ini. Karena hukumlah yang memecah anggota senat di kampus ini,” tuturnya.
Alumni ilmu hukum yang seharusnya turun di masyarakat menjadi jaksa maupun hakim, tetapi justru berdebat di tengah masyarakat. “Mengapa mereka tidak satu visi padahal kurikulumnya sama,” celoteh Prof Qasim.
Keberadaan Ilmu Hukum di kampus UIN Alauddin nyatanya dianggap sebagai makhluk yang tak bertelinga untuk mendengar dan tak berkulit untuk merasakan ketidakbecusan kampus tersebut. “Dan menurut analisa saya orang-orang hukum di kampus ini, memberi teladan pelanggaran terhadap hukum," ungkapnya.
Laporan | Sri Yusnidar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar