Saddam Husein, sutradara Film LDF Al-Uswah |
Washilah--Sang sutradara dari ketiga film Adit Cari Jodoh, Tuhan Aku Ingin Kembali, dan Jawaban Doa Farhan adalah seorang mahasiswa S1 yang baru saja menyandang gelar sebagai sarjana di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar bernama Saddam Husein.
Pria kelahiran 17 Januari 1991 ini pertama kali mendapatkan inspirasi dari teman-temannya, kemudian dikumpulkan dan disusun sehingga membentuk sebuah cerita yang menarik untuk difilmkan. Namun, dari sekian ide, yang paling menarik buat Saddam ialah film Tuhan, Aku Ingin Kembali.
“Film ini bercerita tentang perjalanan hidup dan pergulatan batin, saat orang dilain sisi ingin meninggalkan sesuatu tapi harus ditinggalkan,” jelas Saddam.
Sebagai sutradara, bukan hanya sekedar menguras tenaga tapi juga pikiran. Apalagi kalau sang pemeran sulit menyambungkan antara acting dan jalan cerita yang difilmkan. Tapi disisi lain, ada kepuasan tersendiri bagi sang sutradara saat filmnya telah diputar dan disaksikan oleh para penonton.
“Diantara ketiga film yang saya sutradarai, yang paling membuat saya emosi sampai nendang tembok yaitu saat buat film Jawaban Doa Farhan,“ ungkap Saddam. Karena dalam film itu ada seorang anak berumur empat tahun yang berperan sebagai anak si Farhan, tokoh utama.
“Susah sekali ber-akting. Digendong saja tidak mau bahkan saya sempat marah dan menendang tembok,” keluhnya.
Rencana kedepannya, ia lebih tertarik membuat film berserial atau berepisode dengan tema yang berbeda dibandingkan membuat film berepisode ataupun dengan film berdurasi lama. Tapi yang paling penting menurutnya ialah nilai-nilai dari film itu bisa sampai pada penikmat film.
“Kebetulan saya juga cita-citanya ingin jadi pendakwah, jadi menurut saya dakwah bisa lewat film, baik itu film kocak, film religi, atau film gendre lainnya.”
Terakhir, ia mengatakan sutradara bukanlah status tetapi lebih kepada penyebaran nilai-nilai kepada masyarakat. Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FTK ini berharap agar kedepannya film religi terus berkembang dan dibuat oleh adik-adik maupun teman-temannya sehingga ia pun bisa menikmati karya-karya mereka.
Laporan | Lisa Indrawati
Pria kelahiran 17 Januari 1991 ini pertama kali mendapatkan inspirasi dari teman-temannya, kemudian dikumpulkan dan disusun sehingga membentuk sebuah cerita yang menarik untuk difilmkan. Namun, dari sekian ide, yang paling menarik buat Saddam ialah film Tuhan, Aku Ingin Kembali.
“Film ini bercerita tentang perjalanan hidup dan pergulatan batin, saat orang dilain sisi ingin meninggalkan sesuatu tapi harus ditinggalkan,” jelas Saddam.
Sebagai sutradara, bukan hanya sekedar menguras tenaga tapi juga pikiran. Apalagi kalau sang pemeran sulit menyambungkan antara acting dan jalan cerita yang difilmkan. Tapi disisi lain, ada kepuasan tersendiri bagi sang sutradara saat filmnya telah diputar dan disaksikan oleh para penonton.
“Diantara ketiga film yang saya sutradarai, yang paling membuat saya emosi sampai nendang tembok yaitu saat buat film Jawaban Doa Farhan,“ ungkap Saddam. Karena dalam film itu ada seorang anak berumur empat tahun yang berperan sebagai anak si Farhan, tokoh utama.
“Susah sekali ber-akting. Digendong saja tidak mau bahkan saya sempat marah dan menendang tembok,” keluhnya.
Rencana kedepannya, ia lebih tertarik membuat film berserial atau berepisode dengan tema yang berbeda dibandingkan membuat film berepisode ataupun dengan film berdurasi lama. Tapi yang paling penting menurutnya ialah nilai-nilai dari film itu bisa sampai pada penikmat film.
“Kebetulan saya juga cita-citanya ingin jadi pendakwah, jadi menurut saya dakwah bisa lewat film, baik itu film kocak, film religi, atau film gendre lainnya.”
Terakhir, ia mengatakan sutradara bukanlah status tetapi lebih kepada penyebaran nilai-nilai kepada masyarakat. Mantan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FTK ini berharap agar kedepannya film religi terus berkembang dan dibuat oleh adik-adik maupun teman-temannya sehingga ia pun bisa menikmati karya-karya mereka.
Laporan | Lisa Indrawati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar