Dikala itu, aku belum terlahir
Aku hanya bagian dari sajak-sajakmu
Yang terbang bebas menemanimu dijalan
Sekujur tubuhmu mungkin telah sirna
Tapi sajakmu, kini hadir dalam aku
Kubentangkan sajak rindu
Dalam dawai waktu
1949 nisanmu tegak menerjang
Membantai duri dalam dilema
Aku datang ditahun 1995
Masih terasa sajak hangatmu
Walau kuhanya mengenalmu
Dalam bait sajakmu
Tapi aku merasa
Menemanimu dijalan
kala itu...
*Penulis adalah mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik jurusan Filsafat Agama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar