(Sumber: odon362.wordpress.com) |
Harum semerbak menusuk hidung
Terpaku diriku dibuatnya
Hembusan angin meniup kelopaknya
Beterbangan laksana daun musim gugur
Diantara ribuan itu
Ada satu yang berbeda
Taksama dengan yang lainnya
Ia biru
Benar benar biru
Seperti es yang terpahat dengan indah
Menatapnya membuatku merasa beku
Mawar disekitarnya layu
Entah kenapa
Namun masih ada beberapa kumbang dan kupu-yang menggampirinya
Aromanyapun berbeda
Tak sama dengan yang lainnya
Kelopaknya kuat
Tak rontok ditiup angin
Akankah ia kecewa
Akankah ia menangis
Akankah ia protes akan ketidak adilan tuhan terhadapnya
Ia hanya diam mengikuti alur angin
Bisu seolah apapun yang menatapnya akan beku
Diam seolah apapun yang menemaninya akan bisu
Layu dan mati
Mawar biru di tengah ribuan mawar merah
*Penulis adalah Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar