Minggu, 26 April 2015

"Paradoks Spiral" Puisi oleh Ashari Prawira Negara

(Sumber: artikel-sains.blogspot.com)
Menganggap apa yang ku tulis adalah sampah
meski itu bagian dari serpihan-serpihan kebenaran 
namun mata picik tetaplah mata picik

Aku seorang yang jujur, begitulah aku
Bukan karena aku ingin atau karena aku harus
Namun itu sudah mendarah daging

Bisa apa aku
Meski aku menapaki jalan pulang
persimpangan masih menghadang

Meski aku berharap hujan mendung tak kunjung datang
Meski aku ingin namun langit mengekangnya
Meski aku berusaha 

Domba tetaplah domba 
Dan tidak akan pernah melahirkan serigala
Harus apa aku

Spiral cahaya dan kegelapan saling mengikat di dalam jari jemariku, 
menuntunku menggores tinta emas diatas lembaran timah 
Apa daya, ditempatku Tuhan seolah tiada

*Penulis adalah Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar