Senin, 26 Oktober 2015

Empat Rektor Fenomenal UIN menurut Prof Qasim Mathar

​Prof Dr H Moch Qasim Mathar MA (tiga dari kanan) memberikan materi dalam dialog "Realitas Kampus Peradaban di Usia 50 Tahun" di Warkop Bundu, Senin (26/10/2015). Dialog ini diselenggarakan oleh UKM LIMA Washilah dalam menyambut milad UIN Alauddin Makassar ke-50. (Foto: Muhaimin)

Washilah—“Sepanjang ingatan saya, saya hanya mengenal beberapa rektor yang fenomenal. Yang lain itu, mungkin hanya rektor-rektoran saja,” ungkap Prof Dr Qasim Mathar MA saat membawakan materinya di acara bazar dan dialog UKM LIMA Washilah. Senin (26/10)

Dalam acara yang bertajuk “Realita Kampus Peradaban di Usia 50 Tahun”, ia menyebutkan empat rektor UIN Alauddin yang paling fenomenal.

Rektor pertama yang disebut guru besar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) ini adalah Drs H Muhyiddin Zain, rektor tahun 1968-1973. Ia mengatakan karena Drs Muhyiddin-lah akhirnya Institut Agama Islam Negeri (IAIN)  memiliki kampus sendiri yang terletak di gunung sari.

“Semua bangunan di gunung sari itu yang bikin Drs Muhyiddin Zain, sekarang sudah tidak ada lagi sekarang, sudah rata dengan tanah,” jelasnya.

Yang kedua menurutnya adalah Drs H A Moerad Oesman, rektor tahun 1979-1985. Ia adalah rektor pertama yang mamu membenahi kantor rektor dan kantor-kantor dekan sedemikian rupa.

“Sebelumnya kami tidak pernah melihat kantor-kantor rektor yang neces seperti itu,” katanya.

Sementara yang ketiga, Dra Hj A Rasdiyanah, rektor tahun 1985-1994. Ia yang mendirikan program pascasarjana IAIN.

Terakhir, Prof Qasim menyebutkan Prof Dr H Azhar Arsyad MA, Rektor 2002-2011 yang telah membangun dan merancang kampus II UIN Alauddin Makassar.

“Kalau anda melihat kampus sekarang ini, bagi orang yang tahu akan mengatakan kalau itu karya Prof Azhar Arzyad,” jelasnya.

Menurutnya, keempat rektor tersebut dikatakannya sebagai fenomenal, karena mereka telah bergerak ke arah kampus peradaban.

“Kampus peradaban adalah kesanggupan seorang rektor menggiring warga civitas akademika untuk membuat keputusan bersama dan kita hormati bersama serta didukung oleh fasilitas-fasilitas saintek mutakhir,” paparnya.

Laporan| Nurfadhilah Bahar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar