Sejumlah mahasiswa yang terlibat bentrok melempar batu ke arah kubu lawan. Rabu (21/10) |
Washilah--Bentrokan antara mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), ternyata hanya dipicu persoalan yang terjadi dua hari yang lalu. Berikut kronologi kejadian berdasar informasi yang didapatkan Washilah melalui Ketua Dewan Mahasiswa (Dema) FAH dan FST.
Menurut Ketua Dema FAH Andi Muh. Nasrullah, bentrokan ini berkaitan dengan persoalan yang terjadi pada Senin (19/10). “Teman-teman dari PWK katanya dengar kabar, kalau ada teman-teman dari Adab yang bawa busur, kemudian teman-teman PWK mau dibusur,” katanya saat diminta menceritakan kronologi kejadiannya dalam forum konfrensi pers yang digelar FAH.
Nasrullah menjelaskan setelah kejadian tersebut mahasiswa baru PWK 2015 kemudian turun yang dipressure oleh senior mereka angkatan 2013. “Mereka kemudian ke Adab. Mereka menarik teman-teman dari Adab,” sambungnya.
Namun saat itu belum terjadi benturan, karena mahasiswa angkatan 2011 FAH sigap mengamankan situasi pada saat itu.
Dari kejadian itu, ia kemudian menghubungi Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PWK. “Bagaimana di PWK?” tanya Ulla. Ketua HMJ PWK menjawab “Tidakji senior, mauji aksi,” kata Ulla seperti yang diucapkan Ketua HMJ PWK.
Mahasiswa Semester Sembilan ini menjelaskan pergerakan tersebut hanyalah sebuah aksi, bukan untuk penyerangan. Akan tetapi Ulla juga tidak mengetahui alasan mereka tiba-tiba menyerang.
Ia juga mengatakan, untuk meminta klarifikasi persoalan ini, mahasiswa FAH datang ke FST/PWK. Tapi sampai di tempat tersebut, mereka dilempari. Hal tersebut memicu terjadinya konflik berkelanjutan.
Berikut kronologi penyebab menurut Dema FST:
Sementara itu, Ketua Dema FST Ilham Ashari Said menjelaskan, dua hari yang lalu, Senin (19/10), ia mendapat laporan bahwa ada pertengkaran antara mahasiswa baru PWK 2015 dengan mahasiswa FAH.
Ia menceritakan bahwa ada dua orang mahasiswa PWK sedang mengobrol di luar kampus menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, tiba-tiba mahasiswa FAH menegur mereka, “Apa ko bilang itu? Bahasa apa ko pake?” Dengan ungkapan tersebut memicu amarah dari pihak PWK sehingga menimbulkan adu mulut.
“Mungkin karena mereka (FAH) merasa yang ditemani hanya Maba, jadi dia ambil busur meski tidak sempat menarikkan busurnya,” ujarnya saat ditemui di depan FST pada sore harinya. Senin (20/10)
Pada hari yang sama, Maba PWK kemudian melapor ke senior. Senior PWK hanya mengarahkan agar mereka dapat menyelesaikan sendiri masalahnya. “Mereka datang ke sana sebenarnya cari itu orang yang mau busur mereka, tapi sampai di sana katanya hampir dipukul sama seniornya di adab,” jelasnya.
Pada pagi hari sebelum terjadi bentrokan, Selasa (20/10), Ketua Dema FST mendapat telepon dari Ketua Dema Adab. Dari pembicaraan tersebut mereka sama-sama berpesan agar saling menenangkan anggotanya.
“Tadi kan sebenarnya saya mau pergi aksi satu tahun Jokowi-JK, tapi saya di telepon jadi saya mutarmi,” ungkapnya.
Laporan | Muhaimin dan Nurfadhilah Bahar
Menurut Ketua Dema FAH Andi Muh. Nasrullah, bentrokan ini berkaitan dengan persoalan yang terjadi pada Senin (19/10). “Teman-teman dari PWK katanya dengar kabar, kalau ada teman-teman dari Adab yang bawa busur, kemudian teman-teman PWK mau dibusur,” katanya saat diminta menceritakan kronologi kejadiannya dalam forum konfrensi pers yang digelar FAH.
Nasrullah menjelaskan setelah kejadian tersebut mahasiswa baru PWK 2015 kemudian turun yang dipressure oleh senior mereka angkatan 2013. “Mereka kemudian ke Adab. Mereka menarik teman-teman dari Adab,” sambungnya.
Namun saat itu belum terjadi benturan, karena mahasiswa angkatan 2011 FAH sigap mengamankan situasi pada saat itu.
Dari kejadian itu, ia kemudian menghubungi Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) PWK. “Bagaimana di PWK?” tanya Ulla. Ketua HMJ PWK menjawab “Tidakji senior, mauji aksi,” kata Ulla seperti yang diucapkan Ketua HMJ PWK.
Mahasiswa Semester Sembilan ini menjelaskan pergerakan tersebut hanyalah sebuah aksi, bukan untuk penyerangan. Akan tetapi Ulla juga tidak mengetahui alasan mereka tiba-tiba menyerang.
Ia juga mengatakan, untuk meminta klarifikasi persoalan ini, mahasiswa FAH datang ke FST/PWK. Tapi sampai di tempat tersebut, mereka dilempari. Hal tersebut memicu terjadinya konflik berkelanjutan.
Berikut kronologi penyebab menurut Dema FST:
Sementara itu, Ketua Dema FST Ilham Ashari Said menjelaskan, dua hari yang lalu, Senin (19/10), ia mendapat laporan bahwa ada pertengkaran antara mahasiswa baru PWK 2015 dengan mahasiswa FAH.
Ia menceritakan bahwa ada dua orang mahasiswa PWK sedang mengobrol di luar kampus menggunakan bahasa daerahnya masing-masing, tiba-tiba mahasiswa FAH menegur mereka, “Apa ko bilang itu? Bahasa apa ko pake?” Dengan ungkapan tersebut memicu amarah dari pihak PWK sehingga menimbulkan adu mulut.
“Mungkin karena mereka (FAH) merasa yang ditemani hanya Maba, jadi dia ambil busur meski tidak sempat menarikkan busurnya,” ujarnya saat ditemui di depan FST pada sore harinya. Senin (20/10)
Pada hari yang sama, Maba PWK kemudian melapor ke senior. Senior PWK hanya mengarahkan agar mereka dapat menyelesaikan sendiri masalahnya. “Mereka datang ke sana sebenarnya cari itu orang yang mau busur mereka, tapi sampai di sana katanya hampir dipukul sama seniornya di adab,” jelasnya.
Pada pagi hari sebelum terjadi bentrokan, Selasa (20/10), Ketua Dema FST mendapat telepon dari Ketua Dema Adab. Dari pembicaraan tersebut mereka sama-sama berpesan agar saling menenangkan anggotanya.
“Tadi kan sebenarnya saya mau pergi aksi satu tahun Jokowi-JK, tapi saya di telepon jadi saya mutarmi,” ungkapnya.
Laporan | Muhaimin dan Nurfadhilah Bahar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar