Senin, 30 Juni 2014

Result of Photography Contest

Washilah--Berikut adalah hasil Photography Contest, rangkaian semarak Milad 29 Tahun dan Temu Alumni  LIMA UIN Alauddin Makassar.
Juara I: Muhammad Isra Jamil (UIN Alauddin)
Ku Seleksi Ilmu Yang Kan Ku serap

Juara II: Esa Ramadana (Unhas)

Pemenang lomba berhak atas sejumlah uang tunai yang diberikan panitia pelaksana sebagai bentuk apresiasi terhadap peserta. Pemenang akan dihubungi langsung oleh panitia pelaksana.

Pengumuman mengalami keterlambatan karena satu dan lain hal, Atas keterlambatan ini, kami memita maaf.

Untuk informasi lebih lanjut Hub. 089 903 941 54

Sabtu, 28 Juni 2014

Mahasiswa dan Wirausaha Oleh : Muh. Galang Pratama

MAHASISWA DAN WIRAUSAHA
Oleh : Muh. Galang Pratama
(Mahasiswa Jurusan Hukum Pidana & Ketatanegaraan
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar)

Ada banyak mahasiswa yang hanya ngampus, setelah itu balik kerumah (kost) dan begitu seterusnya, sedangkan sangat jarang ada mahasiswa yang ber-wirausaha dan statusnya tetap sebagai mahasiswa.
Tak bisa kita pungkiri bahwa banyak dari kalangan mahasiswa yang baru maupun mahasiswa yang tua (mahasiswa yang sudah lama berada dikampus), yang datang berangkat dari rumah/kost menuju kampus. Setiba dikampus hal yang pertama kali dilakukannya ialah menunggu dosen, kalaupun tidak, berarti mahasiswa itu datangnya telat, yang artinya telah ditunggu oleh dosennya.
Selanjutnya, mayoritas mahasiswa ini setiba didalam kelas, mereka hanya mendengarkan sang dosen menyampaikan ilmunya kemudian dan seringkali diakhiri oleh sebuah tugas yang kadang diberikan dalam bentuk pembuatan laporan, makalah dan sejenisnya. Kemudian, mereka (mahasiswa) setibanya saat “jam kosong” mata kuliah, mereka isi dengan mengunjungi kantin untuk sekadar mengisi kekosongan perut, sekaligus ditambah dengan candaan para teman-teman yang kadang berujung pada gosip.
Tapi, berpikirkah kita sebagai mahasiswa?  Apakah semua itu sudah cukup untuk membuat kita produktif sebagai mahasiswa? Ataukah kita hanya datang ke kampus untuk menghabiskan uang yang setiap bulannya kita minta kepada orang tua dikampung? Yah untung-untung lah jikalau kita mendapat beasiswa dari kampus, kita masih bisa menabung, tetapi yang masalah bagaimana kalu kita tak mendapat beasiswa ?
Beasiswa pun yang sudah didapat oleh mahasiswa, jika tidak tahu dimanfaatkan untuk apa, maka yang ada ialah uang dari hasil beasiswa itu bisa habis percuma tanpa meninggalkan goresan sedikitpun pada pribadi kita.
Bagi mahasiswa yang cerdas, dalam pandangan pribadi saya ialah mereka (para mahasiswa), yang berkuliah tetapi juga punya usaha sampingan. Kan, hitung-hitung kita bisa belajar mandiri untuk mencari uang, setidaknya kita juga bisa membantu ekonomi keluarga kita di kampung, agar mereka tidak terlalu susah mencarikan dana buat biaya kuliah kita sehari-hari.
Saya sendiri adalah seorang mahasiswa, yang bukan hanya to’ kuliah. Akan tetapi, ada sedikit usaha yang telah saya jalankan. Dari usaha itulah, sedikit telah membantu keuangan saya di kampus. Menjadi mahasiswa sekaligus sebagai wirausaha itu, tidaklah mudah. Kadang saya mendapat sindiran dari beberapa teman. Namun, saya bisa menanggapinya dengan tenang dan simple.
Begini pengalaman saya. Saya pernah mendapat sindiran dari beberapa teman, katanya “apakah kamu tidak malu (berjualan begini)?”. Saya jawab saja dengan tenang dengan diiringi nada datar, “ya, kenapa mesti malu. Ini kan pekerjaan halal dan baik, setidaknya niat saya ber-wirausaha ini juga untuk membantu teman-teman yang membutuhkan.”
Ada beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan oleh seorang yang berstatus sebagai mahasiswa. Seperti, membuka usaha laundry, penjualan pulsa, jasa cuci foto, jasa print, jasa pembuatan blog, termasuk berjualan makanan seperti kue-kue, nasi kuning, ataupun makanan jadi beserta lauk-pauknya.
Dari jenis-jenis usaha diatas, sebenarnya masih banyak usaha-usaha yang lain. Dan yang perlu di ingat ialah, dalam berwirausaha seperti yang diatas, kita tidak hanya mendapatkan keuntungan dari segi materil akan tetapi kita juga bisa mendapatkan pelatihan mental pada diri kita.
Mengapa saya katakan ber-wirausaha untuk kalangan mahaiswa itu, juga salah satu tujuannya adalah untuk pelatihan mental, karena dari wirausaha contohnya berjualan kue, itu adalah suatu pekerjaan yang melatih agar kita tetap PD (percaya diri). Kan, banyak dari teman-teman yang tidak mau berjualan, alasan karena gengsi. Iya kan?.
Sekarang, coba tanya pada diri kita. Apa sebenarnya yang salah jika kita ber-wirausaha ataupun berjualan?. Apakah kita takut jika ber-wirausaha akan mengganggu kuliah kita? Saya sendiri merasa, selama kita bisa me-manage waktu, tentu kita dapat menjalankan keduanya (kuliah dan berwirausaha) dengan sinkron atau sejalan tanpa takut mengganggu kuliah.
Apakah kita mau memelihara sikap gengsi kita sampai kita sarjana atau  bahkan sampai mendapat gelar magister ( gelar bagi mahasiswa pascasarjana, S-2)?
Kita jawab dan renungkan sebentar. Coba bacalah yang tersirat, bagaimana kehidupan ini seakan membawa banyak tantangan untuk kita lalui. Dahulu, kita mungkin belum mengenal yang namanya komputer dan tablet. Tapi, di abad ini yang tepatnya abad ke-21, kita telah disuguhkan oleh berbagai hal yang instan dan serba modern.
Telah siapkah kita memanfaatkan semuanya dengan bijak?. Coba saja, sekiranya kita sebagai mahasiswa dapat memanfaatkan teknologi seperti itu dalam ajang pembuktian bakat ataupun hanya sekadar menyalurkan hobi kita seperti membaca dan menulis. Dua media yang telah saya sebutkan diatas, yakni komputer dan tablet, sangat tepat untuk dewasa ini dijadikan sebagai penyalur hobi dan khususnya kita bicarakan ialah bagaimana media ini, bisa membantu dalam ber-wirausaha.
Mengapa tidak, dua alat ini mampu terkoneksi dengan jaringan seluruh dunia dengan adanya internet. Bukankah kita dapat mencari banyak referensi bacaan maupun tulisan didalamnya. Kemudian, jika kita memakai kacamata wirausaha, dari dua alat ini, kita dapat memasarkan barang-barang jualan ataupun toko yang telah kita bangun ke seluruh wilayah bahkan bisa sampai keluar Negeri.
Ini adalah hal yang sangat menguntungkan. Menurut saya pribadi, jika sekiranya kita mau dan siap dari sekarang untuk merealisasikan keinginan kita untuk berwirausaha, maka segeralah lakukan. Apapun tantangannya, jangan takut, kreatif dan beranilah. Apalagi jika kita ketahui, tahun depan itu yakni tahun 2015 merupakan tahun dari dibukanya pasar bebas.
Nah, sejak sekarang kita mahasiswa mestinya mempersiapkan hal itu. Bukan cuma pengusaha-pengusaha besar yang memiliki perusahaan yang bisa ikut serta didalamnya. Akan tetapi pasar bebas 2015 nanti, juga kita bisa manfaatkan untuk berwirausaha, sekaligus menjalin hubungan ekonomi dengan jaringan-jaringan yang ada di luar negeri yang masuk dalam negara-negara ASEAN.
Jika kita tidak mempersiapkan sekarang untuk ber-wirausaha, maka bersiaplah untuk menelan pahitnya keterasingan di dunia ekonomi sesungguhnya.
Kembali lagi pada diri kita sebagai mahasiswa, kita memilih mahasiswa yang hanya berkecimpung dengan kuliah ataukah kita sebagai mahasiswa yang bisa kuliah plus berwirausaha, itu ada ditangan kita sendiri.

Prof Mardan : Saya Tidak Ada Ambisi Menjadi Pemimpin

Washilah -- Prof Mardan, selaku dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), mengaku tidak memiliki ambisi untuk menjadi seorang pemimpin, namun karena di usung maka dengan keikhlasan dia menjalankan amanah. Hal tersebut dia ungkapkan usai mendaftarkan diri sebagai calon rektor UIN Alauddin Makassar, jumat, (27/06).

Prof.Mardan mengatakan bahwa ketika ia di minta oleh tim mendaftar sebagai calon rektor, berbagai pertimbangan yang ia pikir, " jujur dari lubuk hati yang paling dalam saya tidak punya ambisi untuk menjadi seorang pemimpin, menjadi dekan FAH dua periode ini pun sebenarnya saya tidak ingin namun diberikan sebuah amanah, maka insya Allah saya jalankan semampuku" ungkapnya

Prof Mardan juga mengatakan bahwa dalam kepemipinannya selama dua periode di FAH dia selalu mengedepankan kepentingan lembaga dari pada pribadi, sehinggah banyak perubahan-perubahan bernilai positif yang ia lakukan.

"mungkin saudara-saudara saya melihat kinerja bahwa saya mampu menjadi pemimpin, sehinggah saya kembali diminta untuk mencalonkan diri sebagai rektor" ungkapnya.

Dua Calon Rektor Dari Kubu Sama

Washilah -- Dua kandidat dari Fakultas Adab dan Humaniora terdaftar sebagai calon rektor yakni Prof. Phil Kamaruddin Amin dan Prof. Mardan, kedua kandidat ini resmi terdaftar pada jumat, (27/06) di rektorat lantai 4.

Saat di konfirmasi, Prof Mardan mengaku bahwa alasanya mendaftar hanya kesepakatan dari tim untuk mendampingi Prof Kamaruddin.

"Tetap yang di utamakan Prof Kamaruddin, namun jika Prof kamaruddin tidak memungkinkan melanjutkan niatnya menjadi rektor karena sesuatu hal yang tidak bisa ia tinggalkan , maka saya yang akan melanjutkan" ungkapnya.

Lanjut, ia juga menegaskan bahwa tidak ada pengaruh dari aspek suara pendukung, karena memang sudah kesepakatan dari awal, serta tidak akan ada juga perpecahan suara.

Laporan | Kartika

Filosofi Prof Mardan Memilih Hari Terakhir Mendaftar


Washilah -- Dekan Fakultas Adab dan Humaniora bersama Prof Phil Kamaruddin Amin dan Prof Musafir Pababari. Resmi mendaftarkan dirinya sebagai calon rektor UIN Alauddin periode 2015-2019, jumat (27/06) di sekretariat Panitia Seleksi Calon Rektor (PSCR), gedung rektorat lantai empat.

Sebelum mengemukakan alasannya mengapa ia memilih hari terakhir, dekan FAH ini juga mengatakan bahwa, "Mudah-mudahan semua ini menjadi keberkahan awal bagaimana membawa UIN kedepan sebagai kampus peradaban dan world class university," tuturnya.

Prof Mardan memilih mendaftarkan diri pada hari terakhir yang ditetapkan oleh panitia PSCR, jumat (27/06), Memiliki makna filosofis tentang hari jumat, angka dua dan tujuh. Padahal sebelumnya ia berencana untuk mendaftar pada (20/06).

"Ternyata hari ini saya anggap, dari sisi masyarakat sosio kultural masyarakat Sulawesi-Selatan (sul-sel) memiliki makna spesifik, pertama hari jumat, dikalangan budaya sul-sel hari jumat dianggap sebagai hari-hari yang sangat mulia, agamapun mengatakan jumat itu merupakan ta'yinul ayyam (penentuan hari). Jadi belum mendaftar, dengan niat ikhlas demi untuk masa depan lembaga kita sudah terkabul, " akunya pada saat usai mengisi pendaftarannya dihadapan panitia PSCR dan beberapa mahasiswa yang ada diruangan sekretariat PSCR.

Ia mengemukakan makna angka dua dari pandangan Al-Qur'an tentang melakukan perubahan. "Tanggal dua puluh tujuh, dua itu isyarat bahwa jika ingin melakukan perubahan masyarakat tidak boleh sendirian, harus selalu bersama orang lain. Karena itu makanya dalam Qur'an Tuhan mengemukakan kata "kau", bahwa mau melakukan perubahan masyarakat tidak bisa cuma sendiri tapi harus secara bersama-sama seluruh komponen civitas akademika untuk melakukannya, tentu dengan inisiatif dan niat," sambungnya.

Kemudian Prof Mardan menyambung dan mengungkapkan makna angka tujuh dikalangan bugis Makassar.
"Tujuh itu dimasyarakat bugis Makassar, mappatujuh artinya, seluruh yang dihasilkan perdetik dari perjalan hidup pemimpin, pertama seluruh civitas akamika itu pasti memberi manfaat perdetik dari perjalanannya kepada masyarakat bangsa dan agama saya kira tidak akan menghadapi tantangan mencapai world class University," tutupnya, terkait makna pemilihan hari terakhir pendaftarannya.

Prof Mardan, Berjalan Kaki Mendaftarkan Diri



Washilah -- Dukungan penuh yang diperlihatkan oleh civitas akademika Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), terhadap Prof Mardan selaku dekan FAH yang akan mendaftarkan dirinya sebagai calon rektor UIN Alauddin periode selanjutnya, Jumat (27/06). Hal ini sangat terlihat, karena hampir semua mahasiswa fakultas adab mengantarkan dekannya menuju rektorat yang diiringi oleh komunitas seni adab (Kissa).

Pendaftaraan yang dilakukan oleh Prof Mardan pada hari terakhir ini, menyita perhatian dari masyarakat UIN Alauddin. Dikarenakan, Prof Mardan, Prof Qasim Mathar , Arifuddin Siraj, dan beberapa anggota senat pendukung dekan FAH ini, berjalan kaki bersama rombongan mahasiswa dengan iringan kissa. Start dari depan FAH hingga ke Rektorat.

Rombongan ini membentangkan spanduk yang bertuliskan 'Kami ikhlaskan dekan kami tercinta demi UIN yang lebih baik'. Tulisan itu memperlihatkan bahwa sosok Prof Mardan, pemimpin yang dicintai oleh mahasiswa FAH.

Laporan | Bela Husdiana B

Arifuddin Siraj: Manajemen Amburadul, Pemimpin Tidak Tegas

Washilah--Arifuddin Siraj secata tegas mengatakan bahwa manajemen UIN Alauddin Makassar amburadul, selain itu pemimpin UIN Alauddin Makassar juga tidak tegas. Hal tersebut di ungkapkan ketika Prof mardan melakukan konfrensi pers di Fakultas Adab dan Humaniora, jumat, (27/06).

Menurutnya, kampus UIN Alauddin sudah sangat berpeluang untuk meningkatkan akreditasi, karena dari segi fasilitas sudah memenuhi. "dalam perspektif ilmu manusia, tingkat akreditasi harusnya sudah naik. Tetapi karena manajemen yang amburadul sehingga berdampak pada kampus" ungkapnya dengan suara lantang.

Lanjut, ia mengatakan bahwa selain manajemen yang amburadul, pemimpin yang sekarang juga tidak memiliki sikap tegas, "tidak akan ada bangunan setinggi itu jika pemimpinya tegas" ujarnya sambil menunjuk keluar dibangunan bertingkat tiga yang berdiri tepat di belakang FAH.

Dia juga mengatakan bahwa suatu pekerjaan berat bagi rektor yang akan datang dalam menindaki bangunan tersebut.

Laporan | Kartika

Prof Dr Mardan M Ag Memantapkan Diri Maju di Pilrek

Washilah--Prof Dr Mardan M Ag memantapkan diri unjuk maju sebagai calon rektor UIN Alauddin Makassar dan mendaftarkan diri ke PSCR, setelah mendapatkan restu dari ratusan mahasiswa dan dosen, Jum'at (27/06/2014).

Prof Dr Mardan M Ag yang pada saat ini masih menjabat sebagai Dekan Fakultas Adab dan Humaniora didampingi oleh ratusan mahasiswa dengan berjalan kaki menuju rektorat, selain itu diiringi dengan tradisi Angngaru'.

Prof Mardan yang mendapat restu ratusan mahasiswa UIN Alauddin memantapkan diri maju sebagai calon rektor UIN Alauddin dengan mendaftarkan diri ke PSCR UIN Alauddin. Dekan dua periode tersebut diterima langsung oleh Ketua PSCR Dr Salehuddin Yasin MAg.

Usai menyerahkan berkas pendaftarannya, Prof Mardan turut menyampaikan terima kasih kepada seluruh pendukung yang turut mengantar. "Terima kasih mau mewakafkan dirinya untuk mengantarkan kami mendaftar sebagai calon rektor UIN Alauddin, tanpa mahasiswa UIN tidak akan ada,"Ujar Prof Mardan.

Mengenai aturan yang diajukan Prof Qadir Gassing, terkait yang tidak memenuhi syarat, Dr Salehuddin enggan terlalu banyak berkomentar sebelum verifikasi pada tanggal 1 juli mendatang. "Terkait mengenai aturan baru, merubah umur calon itu paling tinggi 60 tahun pada saat pergantian jabatan yang akan dilangsungkan 6 januari 2015 mendatang, saya belum bisa mengatakan sebelum verifikasi pada 1 juli, kecuali ada peraturan baru yang keluar sebelum verifikasi itu, "Ungkap ketua PSCR ini.

Tarawih Pertama di Masjid Kampus UINAM

Washilah--Gerbang menuju bulan Ramadan telah terbuka. Di hari pertama menyambut bulan penuh berkah ini, sejumlah mahasiswa UIN Alauddin Makassar masih berkutat dengan dunia kampus. Hal ini dikarenakan masih adanya jadwal final yang berlangsung saat Ramadan. Jadilah banyak mahasiswa yang melewati puasa dan shalat Tarawih pertama di lingkungan kampus.

Shalat tarawih pertama dilaksanakan bersama di masjid kampus. Mahasiswa yang masih tertahan di kampus maupun yang tinggal di luar wilayah kampus memadati masjid kampus 2 Samata UIN Alauddin Makassar. 

Ustadz Gaffar, salah seorang pengurus ma'had Ali memberikan ceramah pada tarawih pertama. Selain shalat tarawih, akan diadakan pula buka bersama. "Beberapa orang mahasiswi ma'had Ali akan membuat kue kue kecil untuk berbuka dan kami menyediakan anggaran Rp 200.000,00 perharinya" unggap Ustadz Gaffar disela-sela ceramahnya.

"Yah saya belum pulang karena masih ada laporan dan jadwal final" ungkap Riska mahasiswa jurusan Tehnik Perencanaan Wilayah dan Kota semester 2. Ia mengaku pertama kali melewati tarawih dan puasa pertama tidak bersama kedua orang tuanya. Menurutnya sulit untuk pulang sesaat karena rumahnya yang cukup jauh di Sulawesi Barat. Ia memilih pulang 2 minggu kemudian setelah semua jadwalnya selesai.

Laporan | Sulkia Reski & Bela Husdiana

Kamis, 26 Juni 2014

Result of Carricature Contest

Washilah--Berikut adalah pemenang Carricature Contest, rangkaian semarak Milad 29 Tahun dan Temu Alumni  LIMA UIN Alauddin Makassar.

Juara I: BEM FEBI
 Juara II: Irfan Jayadi
Juara III: Saifuddin
Pemenang lomba berhak atas sejumlah uang tunai yang diberikan panitia pelaksana sebagai bentuk apresiasi terhadap peserta. Pemenang akan dihubungi langsung oleh panitia pelaksana.

"Ada Apa Di Kampus Berperadaban?" Opini oleh Syarif Kate

Ada Apa Di Kampus Berperadaban?
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar yang mempunyai filosofi sebagai kampus berperadaban. Akan tetapi, untuk menuju kearah berperadaban masih sangat jauh dari harapan seluruh civitas akademika. Mengapa demikian?
Beberapa tahun yang lalu UIN Alauddin begitu dibanggakan baik di dalam maupun di luar kampus karena gedungnya yang begitu megah dengan baluran khas timur tengah. Namun, kebanggan itu lambat laun mulai pudar seiring berjalannya waktu. Gedung berbalut kemegahan itu lantai dan temboknya retak dan atap pun bocor. Air hujan pun tidak segan-segan menerobos ruangan kuliah dan praktikum. Secara otomatis mengganggu aktivitas perkuliahan dan  merusak fasilitas seperti AC, komputer dan yang lainnya.
Dilihat dari kacamata orang awam bahwa gedung yang usianya masih muda, tetapi disana-sini sudah didapati ketidakwajaran, maka sudah pasti akan jadi tanda tanya besar. Maka tentunya harus ada pihak yang bertanggung jawab untuk menjelaskan hal tersebut.
Kekurangan Air Dan WC ‘Jorok
Air merupakan kebutuhan mendasar manusia yang keberadaannya tidak bias ditunda-tunda lagi. Seperti untuk minum, bersuci dan sebagainya. Dan kekurangan air bisa membawa dampak yang sangat luar biasa. Aneh bin ajaib dikala musim hujan tetapi malah kekurangan air, Barangkali itulah kata yang pas untuk menggambarkan kondisi di kampus hijau. Dan tentunya akan jadi sejarah kelabu dalam perjalanan kampus itu sendiri.
Hal yang paling riskan terutama toilet setiap fakultas mengalami kerusakan dan ketidaktersediaan air. Sehingga mengakibatkan bau  menyengat dan juga mempengaruhi proses perkuliahan. Terutama ketika mahasiswa ingin buang air, wudhu dan menyangkut penggunaan air. Namun ada hal yang paling riskan ketika toilet setiap fakultas mengalami kerusakan dan ketidaktersediaan air. Sehingga mengakibatkan bau  menyengat sehingga mempengaruhi proses perkuliahan. Kebutuhan mendasar pendukung peradaban tidak boleh ditunda keberadaanya. Peradaban akan lahir ketika tidak ada perbedaan antara WC mahasiswa dengan petinggi kampus.


Sinergitas Sistem dan Birokrasi
Kemajuan teknologi untuk membantu manusia dalam  memudahkan segala aktivitasnya. Termasuk didalamnya sistem yang telah ada dikampus UIN Alauddin. Akan tetapi, realitas dilapangan tidak demikian. Akibatnya fasilitas-fasilitas yang telah tersedia tidak dimanfaatkan secara optimal. Pihak birokrasi kampus kurang memberi perhatian. Terutama yang bersentuhan langsung dengan kepentingan mahasiswa. Urusan mahasiswa yang semestinya selesai satu hari sampai tiga hari, tetapi malah molor seminggu bahkan sebulan. Hal tersebut karena pegawai tidak memberikan pelayan sepenuh hati kepada mahasiswa. Pelayanan kadangkala mengutamakan unsur kedekatan dan kekeluargaan. Oleh sebab itu, sinergitas sistem berbasis teknologi informasi dan birokrasi harus diterapkan secara menyeluruh.
Pergolakan Politik
Pergolakan politik di UIN Alauddin begitu terasa dan tercium ke publik. Pemilihan rektor dalam waktu dekat ini paling menyita sivitas akademika. Oleh karena, berbagai isu tidak sedap muncul ke permukaan. Dan ditambah lagi adanya dosen yang berstatus PNS dianggap terlibat sebagai tim pemenangan salah satu pasangan capres dan cawapres.
Secara tidak langsung, politik yang mengedepankan kepentingan sesaat membawa dampak yang nyata. Mulai dari kurangnya perhatian terhadap bangunan, prestasi mahasiswa, fasilitas kampus, pelayanan dan hal penting lainnya.
Olehnya itu, pemimpin kampus (baca : rektor) beserta jajarannya harus memberi contoh yang baik kepada mahasiswa. Berpolitik santun dan bersaing secara sehat sesuai etika peradaban. Dan menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan serta pencerahan kepada masyarakat. Jika mengimpikan kampus berperadaban, maka pemimpin harus merasakan berbagai ‘rasa’, aspirasi, kritik dan saran dari semua kalangan. Sivitas akademika UIN Alauddin segera ambil bagian untk membawa kampus kearah yang lebih baik menuju perabadan yang diidamkan.
Syarief Kate
Mahasiswa UIN Alauddin

Anak Bangsa Pelangi Kardus Tampil Berpuisi

Washilah -- Dalam rangka merayakan hari sastra, Forum Lingkar Pena (FLP) bekerjasama dengan Rumah Pelangi Kardus (PeKa) mengadakan seminar sastra. Gelaran seminar sastra ini diadakan di auditorium kampus dua Samata UIN Alauddin Makassar. Kamis (26/06)

Dalam gelaran ini, salah seorang anak bangsa binaan rumah PeKa tampil dengan membaca puisi dengan tema jalanan. Ayu, anak bangsa membaca puisi ditengah-tengah mahasiswa peserta seminar dan disaksikan pula oleh pemateri yang notabenenya penulis dan sastrawan. Setelah membaca puisi, Ayu mendapat tepuk tangan peserta serta mendapat buku berisi puisi-puisi dari salah seorang pemateri yang juga ketua FLP cabang Pinrang.

“Saya senang bisa dapat buku dan membaca puisi dihadapan mahasiswa” ungkap Ayu saat ditanya perasaannya setelah tampil. Ia mengaku akan memperlihatkan buku berisi puisi yang didapatnya percuma kepada ibunya setelah tiba di rumah. Sebelum tampil sendiri, Ayu hanya berlatih singkat dibantu relawan rumah PeKa dan diberi teks puisi yang harus dibacakannya.

Ayu cukup senang bisa datang ke kampus dua Samata. Menurutnya, acara seminar yang dihadirinya sangat menyenangkan. Ayu tak datang sendiri tapi ditemani dengan Esti dan Latief. Inilah kali ketiga anak-anak binaan rumah PeKa mengunjungi kampus dan turut serta meramaikan kegiatan yang dilaksanaka rumah PeKa.

Laporan | Sulkia Reski

Senin, 23 Juni 2014

Mahasiswa KSPB Kunjungi Panti Asuhan Al-Bahri

Washilah--Bulan suci Ramadhan, menjadi momen bagi mahasiswa Komunitas Sosial Peduli Bangsa (KSPB) mengadakan Kunjungan di Panti Asuhan Al-bahri, yang terletak di Jalan Hertasning. Minggu (22/06).

Mereka membawa sumbangan berupa mie, snack Makanan ringan, dan beberapa minuman lainnya. Menurut pengasuh panti itu, berinisial A, saat memeberi keterangan terkait anak-anak yang ada di panti itu, "Disini ada dari Bulukumba, Jeneponto, Enrekang", terangnya.

KSPB ini adalah salah satu komunitas sosial yang bergerak di bidang kepedulian bangsa, membantu secara langsung di masyarakat yang membutuhkan. dalam komunitas ini tergabung, mahasiswa dari beberapa Universitas yang ada di Makassar, diantatanya: Universitas Hasanuddin, (Unhas), Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), dan Universitas Negeri Makassar (UNM).

Kununjungan ini, disambut baik oleh para pengurus dan juga anak-anak Panti Asuhan. Mereka terlihat sangat senang berkumpul memperhatikan motivasi yang disampaikan oleh Aso, salah seorang mahasiswa dari UINAM. Selain memotivasi, ia juga membuat game religion 'permainan yang bersifat agama' yang  berhubungan dengan bulan Ramadhan, dalam bentuk lomba, menghafal niat buka puasa, mereka di bentuk empat kelompok.

Laporan | Saefullah

Minggu, 22 Juni 2014

"Wanitaku" Puisi oleh Nurul Is. Wardani

Wanitaku

Sketsa itu, terlihat jelas walau hanya sepintas
Telah membuka mataku dengan berkas sinar yang ajaib
Menyentuh Rohku untuk pertama kalinya
Dengan jari-jemari selembut salju

Dialah… Wanitaku…
Wanita yang pertama kali bangkitkan lemah jiwaku dengan paras cantiknya
Yang pertama kali menuntunku kedalam Surga kasih sayang

Dialah Wanitaku,,,
Wanita yang mengajariku menyembah keindahan
Menyanyikan untukku puisi kehidupan nyata
Dialah Hawa hatiku yang penuh dengan rahasia serta ketakjuban

Berartikah kehidupanku tanpa perangainya?
Akan serasa belati menghujam kalbuku
Keadaan hidupku terasa kosong
Layakya raga tak berjiwa

Dialah Wanitaku…
Lambang wanita oriental masa depanku
Penuntunku ke arah matahari bahagia
Bersamanya ku peluk bahagia abadi suatu nanti
Bersamanya pula ku petik setiap kisah hidupnya
Untuk bekalku kelak.

Oleh : Nurul Is. Wardani

Lantai Ruangan M.404 FSH Sangat Memperhatinkan

Washilah -- Lantai ruangan M.404 tempat  proses belajar mengajar anatara mahasiswa dan dosen yang aktif di gunakan setiap hari Senin Sampai Sabtu, lantai empat, Fakultas Syari'ah dan Hukum (FSH) UINAM, bagian tengah terlihat berlubang-lubang, disebabkan tegelnya banyak pecah-pecah dan terbuka, Rabu 11/06.

Akibatnya, banyak mahasiswa ketika masuk di ruangan itu, dengan maksud untuk belajar  sungguh-sungguh menimbah ilmu pengetahuan, terpaksa harus duduk  agak jauh dari papan tulis tempat dosen memaparkan materi kuliah,  karena tidak mau kalau kursi yang di dudukinya diatas lubang-lubang lantai yang saat ini hanya terlihat bekas tegel, goyang-goyang.

Karena merasa terganggu kalau mendudukkan kursi diatas lubang-lubang itu, sebab lantai, tempat kursi yang didudukinya tidak rata, akan mengakibatkan tidak tenang duduk dan terganggu menulis karena goyang-goyang membuat tidak konsentrasi saat belajar . Melihat keadaan ruangan itu, Salah seorang mahasiswa semester dua, enggan disebut namanya sangat kecewa, "apa ini, ruangan belajar begini, tidak becus," kesalnya.

Mahmud, Muammar Khadafy, dan Arjulisman, duduk berjejeran di pinggir lantai yang berlubang-lubang itu saat hendak menerima pelajaran dari dosen Lisa Merry, dalam ruangan M. 404, dengan  pelajaran mata kuliah "Hukum Adat 1", Khadafy, salah seorang di antara bertiga itu mengatakan bahwa dirinya biasanya duduk depan tidak jauh dari dosen ketika kuliah, kini terpaksa harus  duduk pinggir lubang lantai yang tidak bertegel dan jauh dari dosen karena menghidar dari lantai yang memiliki bentu dan warna yang beda itu.

Saefullah

IMPI dan IAP Mengadakan Seminar Nasional

Washilah -- Ikatan Mahasiswa Perencana Indonesia (IMPI) yang bekerjasama dengan Ikatan Ahli Perencana (IAP)Indonesia mengadakan seminar nasional, di Auditorium Kampus II UIN Alauddin Makassar, selasa (18/06/14). Menghadirkan Jamaluddin Jamid H ST M SI, (Ketua Ikatan Ahli Perencana Sulsel), Ir. H. Mohammad Ramadhan Pomanto (Walikota Makassar) beserta pemateri KH. Abdul Gani Kasuba Lc (Gubernur Provinsi Maluku Utara), Ir. Bernardus R.D jonoputro (Ketua Ikatan Ahli Perencana Indonesia).

Kegiatan seminar yang mengundang enam kampus ini bertema, “Kebangkitan Kawasan Indonesia Timur”. Wakil Dekan (Wadek) III Fakultas Sains dan Teknologi (SAINTEK), Hasyim Maddade M Ag, juga sangat mengapresiasi kegiatan ini. Terlebih lagi PWK telah berusaha menghadirkan beberapa pemateri yang luar biasa.

“Hari ini merupakan hari bersejarah bagi UIN Alauddin karena telah menghadirkan beberapa orang berpengaruh di kawasan Indonesia Timur,” tuturnya dengan bangga.

Selain itu, Aslam, ketua panitia kegiatan seminar menambahkan bahwa selama ini kawasan Indonesia Timur telah mengalami banyak ketertinggalan, oleh karena itu IMPI dan IAP mendatangkan orang-orang yang berpengaruh di kawasan Indonesia timur untuk menjelaskan mengenai kebangkitan bangsa Indonesia Timur.
“Secara ekonomi kawasan Indonesia Timur masih kalah dibandingkan kawasan Indonesia Barat,” ujar pria semester enam ini.

Setelah seminar ini, masih ada beberapa kegiatan, salah satunya kongres yang akan membahas masalah AD/RT maupun menetapkan ketua Baru IMPI yang ketiga kalinya.

Laporan | Nurfadhilah Bahar dan Nurul Iswardani

Final Test ke Benteng Somba Opu

Washilah -- Final semester biasanya dilakukan dengan test tulisan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan berdasarkan keputusan fakultas. Namun mahasiswa jurusan jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin Makassar angkatan 2013 menyelesaikan final tes dengan cara yang berbeda. Seluruh angkatan 2013 jurusan jurnalistik melakukan final test dengan mengadakan perjalanan ke Benteng Somba Opu dan membuat laporan perjalana sesuai dengan hasil penelitian dan wawancara langsung dengan masyarakat dan pengelola benteng. Minggu (22/06)

“dengan final seperti ini maka mahasiswa bisa langsung menerapkan materi yang telah diajarkan. Apalagi ini adalah jurusan jurnalistik” ungkap Sufkasman, dosen dasar-dasar jurnalistik. Ia mengaku lebih suka melaksanakan final yang lebih santai dan bisa membuatnya lebih dekat dengan mahasiswa. Menurutnya pula, banyak mahasiswa yang lebih suka final sambil sedikit berwisata. Itu lebih menyenangkan sekaligus menjadi ajang hiburan bagu mahasiswa setelah berkutat dengan bangku kuliahan selama beberapa bulan terakhir.

Sejalan dengan dosen dasar-dasar jurnalistiknya, Rini salah seorang mahasiswi yang turut serta ke benteng Somba Opu lebih suka final tes yang bisa langsung mebuatnya terjun ke lapangan. Rini juga bisa mengaplikasikan langsung ilmu yang didapatnya di bangku kuliah. Walaupun menurutnya tidak semua bisa ia terpakan dengan baik. Ia juga masih ingin belajar materi jurnalistik lebih jauh dan mendalam.

Final ke benteng Somba Opu tak hanya berujung pada pengaplikasian materi yang telah di dapat tentang dasar-dasar jurnalistik. Mahasiswa jurusan jurnalisti angkatan 2013 juga belajar fotografi, serta menambah keakraban sesama angkatan

Laporan| Sulkia Reski

Ketua Komdis: Pimpinan Harus Tegas Terhadap Penyerobot

Washilah -- Dialog dengan tema “meneropong UIN Alauddin Makassar 20 tahun kedepan” yang diadakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat Tarbiyah dan Keguruan mendatangkan pemateri wakil rektor I Prof Ahmad M Sewang dan ketua Komisi disiplin (Komdis) Prof Hasyim Aidid. Dialog bertempat di gedung caracter building training (CBT) lantai satu. Kamis (19/06)

Selama membawakan materi, ketua komdis Prof Hasyim sempat menyinggung tugasnya sebagai ketua komdis. Komdis memiliki tugas untuk mengawasi mahasiswa, pegawai, dosen, dan juga keputusan rektor. Ia pun menggaris bawahi tugasnya dalam mengawal keputusan rektor. menurutnya ini merupakan tugas yang cukup sensitif.

Prof Hasyim mengambil kasus pendirian bangunan liar di belakang fakultas Adab dan Humaniora (FAH) yang kian menjamur. Menurutnya pimpinan tidak mengambil sikap tegas dalam menanggapi penyerobot lahan yang mulai bersikap seenaknya. Bahkan mereka yang membangun gedung yang bertemat di belakang FAH memakai listrik dan air yang ada di FAH.

“Kasus penyerobot pada masa Prof Azhar bisa diselesaikan dengan baik dan memberhentikan pembangunan” ungkap Prof Hasyim. Ia menjelaskan, pada masa Prof Azhar penyerobot bisa dituntaskan dengan melapor pada polisi dan rektor pada masa itu bersikap tegas. Namun sekarang rektor seoalah tidak tegas menghadapi masyarakat sekitar yang mulai membajak areal kampus.

Prof Hasyim tidak tinggal diam dan meminta sikap pimpinan. Tapi salah seorang pimpinan meminta pendekatan persuasif terhadap masyarakat. Namun menurutnya itu tidak akan menimbulkan efek jera. Itu justru akan membuat para penyerobot semakin menjadi-jadi.

Laporan| Sulkia Reski

Ketua KPU: Lulusan Sekolah Islam Juga Bisa Bersaing

Washilah -- Husni Kamil Malik ketua KPU pusat saat mengunjungi rektor UIN Alauddin Makassar Prof Qadir Gassing membahas kedudukan mahasiswa yang merupakan lulusan universitas Islam negeri. “sudah tidak pada tempatnya jika lulusan sekolah islam merasa minder dengan siswa lain yang berasal dari sekolah umum biasa” menurutnya lulusan sekolah agama memiliki keistimewaan tersendiri sesuai bidang yang digelutinya. Setiap orang itu memiliki bidangnya masing-masing dan mereka yang berasal dari sekolah agama juga demikian.

Husni bahkan mengungkap keinginannya agar bisa kuliah di UIN. Menurutnya, pandangan yang selama ini dipahami tentang sekolah agama yang kurang dianggap itu menjadi momok bagi siswa saat akan memilih perguruan tinggi hanya karena pertimbangan nama dan embel-embel agama. Padahal lulusan sekolah agama akan memiliki nilai tambah tersendiri karena mata pelajarannya tentang agama lebih banyak dibanding yang bersekolah di sekolah umum biasa. Dari situlah akan membentuk watak lulusan yang berahlak.

Prof Qadir Gassing juga membenarkan pemikiran Husni. “sekarang mereka yang merupakan lulusan UIN juga sudah bisa bersaing dengan baik dengan mahasiswa lain yang ada diluar sana” tegas Prof Qadir Gassing. Ia menganggap tak ada lagi sekat-sekat mahasiswa UIN dengan universitas lain yang tidak berorientasi kearah agama. bahkan itu bisa dibuktikan dengan banyaknya Prof yang merupakan lulusan UIN dan juga alumnin yang bisa bekerja dimana pun dan tidak mendapat diskriminasi hanya karena mereka lulusan sekolah Islam.

Tak lupa pula rektor UIN Alauddin Makassar Prof Qadir Gassing yang mengungkap salah satu keberhasilan mahasiswa Sains dan Tekhnologi jurusan Tehnik Informatika yang berhasil menjadi juara lomba robotik. Pada lomba tersebut mahasiswa perwakilan UIN Alauddin Makasaar berseing dengan banyak universitas yang bukan hanya universitas islam. Menurutnya ini menjadi bukti bahwa mahasiswa UIN juga bisa bersaing dengan baik dengan mahasiswa universitas lainnya.

Laporan| Sulkia Reski

Ketua KPU Pusat Kunjungi Rektor

Washilah -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) pusat Husni Kamil Malik, menyambangi rektor UIN Alauddin Makassar Prof Qadir Gasing saat akan menghadiri kongres persatuan Perbandingan Mazhab dan Hukum (PMH) se-Indonesia yang diselenggarakan mahasiswa jurusan (PMH) UIN Alauddin Makassar. Ia bersama beberapa orang timnya mendatangi rektor UINAM diruang kerjanya dan berbincang-bincang mengenai banyak hal. Kamis (19/06)

“yah saya hanya melakukan silaturahmi dengan rektor” ungkap Husni saat ditanya mengenai tujuannya bertemu rektor. Ia memilih untuk sejenak berbincang dengan pimpinan tertinggi UINAM itu sebelum melangkah ke auditorium kampus II Samata dan mengikuti kongres.

Ada banyak hal yang dibahas oleh rektor dengan ketua KPU pusat. Bahkan ketua KPU pusat sempat bercerita mengenai keinginannya kuliah di UIN. Namun sayang pada masanya dahulu UIN yang ada di tempat asalnya bernama IAIN sehingga ia enggan untuk masuk IAIN. Namun setelah berganti nama seperti sekarang UIN, ia ingin bisa berkuliah di UIN. Tapi itu hanya sekedar keinginannya semata, karena saat ini ia sudah lulus kuliah. Guyonan HusniKamil Malik menimbulkan gelak tawa disela-sela pertemuannya dengan rektor dan beberapa orang staf rektorat lainnya.

Laporan| Sulkia Reski

Ketua Komdis: Pimpinan Harus Tegas Terhadap Penyerobot

Washilah -- Dialog dengan tema “meneropong UIN Alauddin Makassar 20 tahun kedepan” yang diadakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) komisariat Tarbiyah dan Keguruan mendatangkan pemateri wakil rektor I Prof Ahmad M Sewang dan ketua Komisi disiplin (Komdis) Prof Hasyim Aidid. Dialog bertempat di gedung caracter building training (CBT) lantai satu. Kamis (19/06)

Selama membawakan materi, ketua komdis Prof Hasyim sempat menyinggung tugasnya sebagai ketua komdis. Komdis memiliki tugas untuk mengawasi mahasiswa, pegawai, dosen, dan juga keputusan rektor. Ia pun menggaris bawahi tugasnya dalam mengawal keputusan rea.ktor. menurutnya ini merupakan tugas yang cukup sensitif.

Prof Hasyim mengambil kasus pendirian bangunan liar di belakang fakultas Adab dan Humaniora (FAH) yang kian menjamur. Menurutnya pimpinan tidak mengambil sikap tegas dalam menaggapi penyerobot lahan yang mulai bersikap seenaknya. Bahkan mereka yang membangun gedung yang bertemat di belakang FAH memakai listrik dan air yang ada di FAH.

“Kasus penyerobot pada masa Prof Azhar bisa diselesaikan dengan baik dan memberhentikan pembangunan” ungkap Prof Hasyim. Ia menjelaskan, pada masa Prof Azhar penyerobot bisa dituntaskan dengan melapor pada polisi dan rektor pada masa itu bersikap tegas. Namun sekarang rektor seoalah tidak tegas menghadapi masyarakat sekitar yang mulai membajak areal kampus.

Prof Hasyim tidak tinggal diam dan meminta sikap pimpinan. Tapi salah seorang pimpinan meminta pendekatan persuasif terhadap masyarakat. Namun menurutnya itu tidak akan menimbulkan efek jera. Itu justru akan membuat para penyerobot semakin menjadi-jadi.

Laporan| Sulkia Reski

Birokrasi Malu Perlihatkan WC UIN Alauddin

Washilah -- Seolah enggan memperlihatkan WC yang ada di rektorat, tepatnya WC yang ada di lantai tiga kepada ketua KPU pusat Husni Kamil Malik. Staf rektorat yang menemani ketua KPU pusat yang akan turun ke lantai satu segera mengarahkannya ke wc yang berada di ruang rektor. hal ini terjadi sat ketua KPU pusat yang akan memasuki lift tiba-tiba ingin buang air kecil.

Saat ketua KPU pusat bertanya dimana wc berada, staf rektorat malah mengarahkan ke wc yang ada di ruangan rektor. padahal wc berada tepat disamping lift yang akan digunakan saat itu. Jadilah Husni Kamil Malik kembali memasuki ruang rektor dan setelah keluar ia lantas melanjutkan kegiatannya dan menuju auditorium kampus UIN Alauddin Makassar untuk segera mengikuti kongres yang diadakan mahasiswa jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum

Laporan| Sulkia Reski

Ketua KPU: Kampus Itu Bukan Tempatnya Kampanye

Washilah -- Pemilihan kepala negara dan pemerintahan yang baru untuk lima tahun kedepan akan segera dihelat. Terdapat dua calon yang bersaing ketat pada pemilihan kali ini. Masyarakat sudah mengambil ancang-ancang untuk menyoblos calon pilihannya. Selain masyarakat, mahasiswa juga tidak ingin kehilangan kesempatan pada event akbar kali ini. Bahkan ada beberapa yang memilih untuk menjadi relawan dari kandidat yang dijagokan masing-masing.

Berbagai respon mahasiwa dalam menanggapi pemilu presiden kali ini. Namun, menurut ketua KPU Husni Kamil Malik kampus bukanlah tempat untuk berpolitik. Mulai dari kampanye dan membawa massa dari luar dengan memakai jaket partai tertentu tidak diperbolehkan. Kampus labih mementingkan kebebasan berakademik.

“Pak rektor, tolong kampus ini dijaga dari kontaminasi yang sifatnya politik” pesan Husni Kamil Malik kepada Prof Qadir Gassing disela-sela perbincangannya saat menyambangi rektor. Namun ia tidak melarang jika ada calon presiden yang ingin masuk ke kampus dengan syarat tidak membawa nama partai dan massa kampanye dari luar. Para kandidat hanya bisa dialog dengan mahasiswa seputar bidang akademik dan pendidikan.

Rektor UIN Alauddin Makassar membenarkan pesan ketua KPU pusat. Ia mengungkap, UIN juga telah memecat beberapa dosen maupun staf yang ikut mencalonkan diri sebagai anggota dewan pada pemilihan yang lalu. Hal ini menegaskan bahwa kampus bukanlah tempat bagi mereka yang ingin berpolitik ria.

Laporan| Sulkia Reski

Kamis, 19 Juni 2014

Ambo Asse : Ada Tiga Pesan Dalam Al-qur’an


Washilah--Pekan lalu, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)  mengadakan acara peringatan Isra’ Miraj 1435 H nabi besar Rasulullah Muhammad SAW dengan mengusung tema menetapkan tekad membangun generasi Akuntabel, yang bertempat di gedung LT Fakultas Syariah.

Dalam sambutannya, Dekan FEBI, Prof  Dr H Ambo Asse M.Ag mengungkapkan ada 3 pesan dalam Al-qur’an, yaitu, Saling berpesan dalam kebaikan, saling berpesan dalam kesabaran, saling berpesan dalam saling mengasihi.

“Marilah kita kembali mengerjakan shalat kita dengan baik,” tegas Ambo Asse. Hal inilah yang paling ditekankan oleh lelaki yang juga pernah menjabat sebagai dekan fakultas Syariah dan Hukum ini, sebab seringnya melalaikan kewajiban sebagai umat islam.

HMJ Akuntansi Peringati Isra Mi’raj

Washilah--Acara peringatan Isra’ Miraj 1435 H nabi besar Rasulullah Muhammad SAW yang diadakan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dengan mengusung tema menetapkan tekad membangun generasi Akuntabel, yang bertempat di gedung LT Fakultas Syariah, pekan lalu.

Beberapa pimpinan yang menyempatkan hadir dalam acara itu diantaranya adalah Dekan FEBI, Prof  Dr H Ambo Asse M, Dr H Abd Wahab SE MSi, Jamaluddin Majid SE Msi, ketua jurusan Akuntansi.

Dr H Abd Wahid Haddade LC MHi selaku pemateri dalam acara ini mengungkapkan lima kata kunci dari mengkaji surah Al-Israq, diantaranya Isra Mi’raj menjadi sesuatu yang sangat menakjubkan dalam kata subhanallah.

“Peristiwa mi’raj naik ke sidratul muntaha sebagai mi’rajnya orang mukmin yaitu shalat. Shalat itu wahana bagi kita untuk berkomunikasi langsung kepada Allah. Shalat mencegah kita dari perbuatan yang keji dan mungkar”Jelas pemateri tersebut”tutur Abd Wahid Haddade.

Ia juga menjelaskan ada empat ciri-ciri orang yang melakukan shalat, seperti mereka yang Takut dimarahi orang tua, Melepaskan kewajiban, Tidak terburu-buru, serta Tidak tau makna dan substansi dalam shalat.
Selain itu, Ia juga menegaskan bahwa ciri-ciri orang yang diterima shalatnya, adalah mereka yang tidak menyombongkan diri, menahan hawa nafsu, banyak berdzikir mengingat Allah SWT, serta memiliki solidaritas sosial.

Laporan | Andriani  

Tulus


Wika terdiam, dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Vidya duduk di samping Wika sambil menundukkan kepalanya, dia menangis, terdengar jelas isakannya. “Aku sangat mencintainya, aku… mencintai Farid” satu menit yang lalu Vidya mengatakannya, dan membuat Wika tertegun mendengar kalimat itu. Wika tidak habis pikir terhadap temannya yang satu itu. Malam itu Vidya datang menemuinya dan “meminta” seseorang yang sangat berarti di hidupnya. Vidya baru saja mengakui bahwa dia mencintai Farid, pacar Wika.

“Kau tahu? 3 tahun bukan waktu yang singkat untuk kami menjalani hubungan ini” akhirnya Wika berani bersuara.

“Tapi aku sangat mencintainya, maafkan aku” kata Vidya di sela tangisnya

“Kau salah mencintainya Vid, kenapa harus dia? Kenapa harus milikku?”

“Milikmu? Seharusnya dia menjadi milikku. Asal kau tahu saja, aku sudah lama menyukainya sebelum kalian saling mengenal satu sama lain, tapi sayangnya kau lebih beruntung bisa mendapatkan hatinya” bentak Vidya sambil menatap tajam ke arah Wika

“Aku tidak habis pikir kau bisa segila ini. Apapun itu, aku tidak akan meninggalkan Farid, kau tahu itu?”

“Kau memang tidak akan meninggalkannya, tapi aku pastikan dia yang akan meninggalkanmu. Kami sudah lama bersahabat, dia pasti percaya pada semua perkataanku. Dan bukan hal yang sulit membuatnya membencimu” kata Vidya sambil berdiri dari tempat duduknya dan beranjak keluar dari rumah Wika. Dia pun berlalu bersama mobil Honda Jazz putihnya.

Wika bersandar di kursi ruang tamunya sambil memijit kedua pelipisnya “Gadis itu benar-benar gila” pikirnya.

Dan Vidya membuktikan perkataan terakhirnya malam itu. Dia perlahan menghancurkan hubungan Wika dan Farid. Dia berhasil membohongi Farid tentang kedekatan Wika dengan beberapa pria, yang sebenarnya adalah sahabat Wika sendiri. Mengarang cerita tentang kejelekan Wika, dan Vidya benar-benar berhasil membuat jarak di antara Farid dan Wika dengan segala cara busuknya. 
***

“Kau salah cemburu padanya, aku dan Reno sudah lama bersahabat” kata Wika 
“Jadi kau lebih memilih sahabatmu itu di banding aku? Membuatku menunggumu berjam-jam di sini dan kau lebih memilih pergi bersenang-senang bersamanya!” bentak Farid penuh emosi

Wika tiba-tiba menoleh kearah Farid, memandangnya dengan tatapan tidak percaya karena baru saja mendengar Farid membentaknya. Lalu Wika menghela nafas panjang, berusaha menenangkan dirinya.

“Sebelumnya maafkan aku membuatmu menunggu. Reno tiba-tiba sakit, dan memintaku membawanya ke dokter karena semua keluarganya sedang di luar kota, dan satu hal lagi, kami tidak bersenang-senang seperti katamu tadi” kata Wika lagi dengan tenang

“Aku bukan anak kecil lagi yang bisa seenaknya kau bohongi Wika. Vidya sering melihatmu bersama Reno, dan kalian hanya jalan berdua”

“Dan kau lebih percaya dengan perkataan Vidya di banding aku?”

“Apa untungnya Vidya membohongiku?”

Wika tertawa sinis, menertawai kebodohan Farid yang begitu saja percaya dengan omongan Vidya.

“Karena dia mencintaimu” kata Wika tiba-tiba

Farid tertegun mendengar perkataan pacarnya itu, lalu berkata

“Ini bukan lelucon Wika”

“Siapa bilang ini semua lelucon? Aku muak dengan semua perubahan sikapmu yang disebabkan oleh  kebohongan sahabatmu itu tentangku. Sepertinya dia benar-benar mencintaimu”

“Wika, aku harap kau sadar dengan perkataanmu itu” kata Farid

“Kau tahu? Beberapa minggu yang lalu dia mendatangiku dan mengatakan semuanya, tentang perasaannya padamu selama ini. Dia juga berjanji akan membuatmu meninggalkanku, dan sepertinya secara perlahan dia membuktikan perkataannya”

Farid lalu terdiam menatap lekat ke dua mata Wika. Seakan mencari kata “aku sedang bercanda” di kedua bola mata itu, dan dia tidak menemukannya. Wika benar-benar mengatakan yang sesungguhnya.

“Aku berharap kau lebih mempercayaiku dibanding Vidya. Tapi sayangnya 3 tahun belum cukup membuatmu memberikan kepercayaan kepadaku, seperti yang kau berikan kepadanya”

Kata Wika lagi. Farid melihat air mata Wika mengalir perlahan di pipinya. Ada rasa sesak di dadanya melihat Wika menangis. Dan dia baru menyesal setelah mengetahui segalanya.

“Dan sepetinya kau sudah terlalu jauh meninggalkanku” kata Wika lagi.

 Lalu dia beranjak pergi meninggalkan Farid yang sedang menyesali ke bodohannya selama ini. Farid terduduk lemas di bangku kafe itu, dalam diam, dia merasakan sakit yang mendalam sambil menatap punggung Wika yang berjalan menjauh darinya.
***
Membuat Vidya mengakui segalanya bukan hal yang mudah. Tetapi setelah mengakui segalanya, Vidya sama sekali tidak bermaksud meminta maaf atas perbuatannya, dia malah meminta Farid melupakan Wika dan berusaha mencintainya. Farid benar-benar tidak habis pikir dengan perbuatan sahabatnya itu dan memutuskan menjauhi Vidya. Dan dia berusaha memperbaiki hubungannya dengan Wika.

Vidya tetap berusaha mendekati Farid walaupun Farid bersikap dingin terhadapnya, dia benar-benar telah di butakan oleh perasaannya. Sampai suatu ketika Farid mendapatkan kabar bahwa Vidya melakukan hal yang lebih gila lagi dari sebelumnya. Vidya kehabisan akal untuk mendapatkan hati Farid, dan akhirnya dia menyakiti dirinya sendiri. Vidya mengiris kedua pergelangan tangannya dengan pisau dan di temukan tidak sadarkan diri di kamarnya dengan bersimbah darah. Untungnya Vidya masih bisa selamat dari tindakan bodohnya itu. Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, akhirnya Vidya siuman dari koma singkatnya dan menangis sambil berteriak memanggil-manggil nama Farid.
***

Akhirnya orangtua Vidya berhasil membujuk Farid untuk datang menjenguknya. Sore itu, sesampainya di rumah sakit, Farid menemukan Wika keluar dari ruang rawat Vidya. Wika tertegun melihat Farid yang sedang berdiri terpaku kearahnya. Dia pun bermaksud melangkah meninggalkan Farid, dan langkahnya terhenti ketika mendengar Farid memanggil namanya.

“Jangan berusaha menjauhiku seperti ini, kau tahu betapa sulitnya aku berusaha menemuimu selama ini?” kata Farid lagi

Wika tersenyum sinis, lalu dia berbalik menatap Farid

“Aku tidak akan melakukan semua yang Vidya lakukan hanya demi kau” kata Wika

“Apa maksudmu berkata seperti itu?” Tanya Farid

“Tidakkah kau sadar betapa Vidya mencintaimu? Dia melakukan semua ini demi kau”

“Aku tidak memintanya melakukan semua ini untukku”

“Tapi dia rela hampir mati demi mendapatkan perhatianmu”

Farid terdiam

“Lupakan tentang kita, berhenti berusaha memperbaiki hubungan ini, semua tidak lagi sama. Aku mohon, bahagiakan Vidya, dia benar-benar mencintaimu” kata Wika lagi

Tiba-tiba Farid melangkah maju, dengan cepat dia menarik Wika ke dalam pelukannya. Wika kaget dengan perlakuan Farid itu tapi dia tidak berusaha melepaskan pelukannya. Lalu Farid berbisik dengan pelan 

“Aku merindukanmu Wika. Sikapmu yang menjauhiku selama ini sudah cukup menyiksaku, jangan menambah penderitaanku dengan memintaku mencintai orang lain”

Mendengar perkataan Farid, tenggorokan Wika tercekat. Dia berusaha menarik nafas, tapi ada sesak di dadanya, akhirnya Wika menangis di pelukan Farid. Tangisan Wika semakin menjadi-jadi saat dia mulai menyadari mereka berdua akan sulit untuk kembali seperti dulu lagi. Farid mempererat pelukannya, isakan Wika mulai terdengar jelas di telinganya. 

Beberapa saat kemudian Wika mulai tenang, dia tidak menangis lagi, dengan perlahan dia melepaskan diri dari pelukan Farid. Tetapi tangannya lalu menggenggam ke dua tangan Farid, lalu Wika menatap lekat ke dua bola mata orang yang selama ini dia rindukan itu. Lalu berkata

“Kita akan baik-baik saja, tapi tidak akan seperti dulu lagi. Aku tidak akan rela melepasmu seandainya cintanya tidak lebih besar dari cintaku dan aku tidak akan egois mempertahankanmu lalu menyakiti dia yang mencintaimu”

***

Oleh | Faradinah Dewi

Sabtu, 14 Juni 2014

Prof Azhar : Saya siswa rangking 37

Washilah -- Pada kegiatan belajar bersama di kediaman Prof. Azhar yang diadakan oleh gabungan mahasiswa Pendidikan bahasa Inggris dan pendidikan Bahasa Arab, Prof. Azhar membawakan materi bahasa inggris, bahasa arab, agama, serta motivasi dan menceritakan beberapa pengalamannya ketika ia belajar di luar negeri.

Pak Prof, sapaan akrabnya memulai pembelajaran dengan menanyai satu-persatu peserta yang hadir "dulu rangking berapa?". mahasiswa yang diatanyapun menjawab dengan jawaban berbeda-beda, ada yang mengatakan pernah mendapatkan rangking satu, rangking dua, rangking lima, dan lain sebagainya. Seusai bertanya dia langsung menceritakan pengalamannya ketika bersekolah di Sekolah Rakyat dulu, dia mengenang pernah mendapat peringkat terendah di kelasnya "Saya siswa rangking 37 dari 37 siswa" Ia mengungkapkan hampir tidak lulus dikarenakan rendahnya prestasi yang dimilikinya.

Ia kemudian memotivasi kepada para peserta yang hadir, dulu saya rangking 37 tapi bisa keliling banyak negara, kalian yang rangking satu harusnya bisa kunjungi lebih banyak negara.

Prof Azhar juga menceritakan lantaran dahulu dia adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab, namun hobinya pada bahasa inggris tidak bisa Ia lepaskan. Berkat kemampuan bahasa inggrisnya tersebut, Ia berhasil meraih beasiswa luar negeri ke Amerika Serikat.

Kemampuan bahasa inggris yang ia miliki didapatkannya dengan sungguh-sungguh. Mulai dari belajar dari meeting club ke meeting club lainnya, hingga belajar kepada para guru bahasa inggris, ia kemudian menamai kegiatan belajar tersebut dengan Engage Learning.

Dapat beasiswa ke Amerika untuk belajar dalam kurun waktu 3 tahun

Prof. Azhar menceritakan prestasinya menyelesaikan  kuliah di Amerika dengan biaya pendidikan untuk tiga tahun masa belajar, namun dalam satu tahun Ia sudah dapat menyelesaikan semua perkuliahan dari 4 universitas berbeda di Amerika dengan nilai A+.

"Kalian tahu berapa nilainya A+" Ia menanyai para peserta, namun para peserta diam tidak menjawab apa-apa, Prof. Azhar kemudian melanjutkan "A+ itu di atasnya nilai 4." Selain dirinya yang mendapatkan nilai A+ ia juga menyampaikan prestasi muridnya, Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A. yang juga meraih nilai A+ ketika kuliah di Jerman dulu.
Tidak hanya mendapatkan nilai yang cukup memuaskan, Ia juga mengisahkan Ijazah kelulusannya turut ditandangangi oleh Bill Clinton, Presiden ke-42 Amerika. 

Guru / Dosennya Alumni luar negeri

Belajar di luar negeri bukan hanya Prof. Azhar yang pernah merasakannya, Ia menyebutkan beberapa muridnya yang dahulu pernah belajar keluar negeri, diataranya:
- Prof. Dr. Phil. H. Kamaruddin Amin, M.A
- Prof. DR. H. Hamdan Jauhanis P.hd
- (Alm) Drs. H. Syahid, M.Ed
- Dr. Muhammad Yaumi, M.Hum, MA.
- Dan beberapa nama lainnya.

Penulis (Azhar) pernah merekam pernyataan asisten dosen di Jurusan PBI, Abdi Rahmat Syam yang juga jebolan luar negeri dari Humboldt State University Amerika, yang menyatakan bahwa salah satu pendorong hingga dia bisa keluar negeri karena termotivasi oleh Prof. Azhar.

Seusai menyebutkan beberapa nama muridnya Ia kemudia melontarkan pertnyaan "kalian mau jadi murid saya?" dengan jawaban kompak semua peserta menjawab mau.

Mahasiswa PBI adakan belajar bersama di Kediaman Prof Azhar

Washilah -- Mahasiswa yang tergabung dalam kegiatan belajar bersama di kediaman Prof. Azhar meramaikan kegiatan tersebut dengan penuh antusias, acara tersebut dimulai jam 9 dan berakhir jam 12.00 bersamaan dengan masuknya waktu sholat dzuhur pada 14 Juni 2014.

Kegiatan belajar bersama tersebut dihadiri dari 2 kelompok mahasiswa jurusan bahasa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan; Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dan Jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Acara dijadwalkan dimulai pada jam 9, namun dikarenakan terlambatnya sebagian peserta yang ditargetkan akan hadir, sehingga acara baru dimulai pada jam 9.30.

Prof. Azhar Arsyad Sebagai pemateri menyampaikan materinya dengan metode unik yang memadukan pembelajaran bahasa Inggris dan juga pembelajaran bahasa Arab, sehingga peserta yang hadir tidak hanya belajar bahasa inggris, tapi juga belajar bahasa arab. Di samping itu dia juga menyampaikan materi agama, yaitu hakikat dari suatu pembelajaran.

Belum selesai Prof. Azhar menyampaikan materinya azanpun berkumandang hingga iapun menyelesaikan pembelajaran dan menutup kegiatan tersebut untuk segera melaksanakan sholat dzuhur.