Wika terdiam, dia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Vidya duduk di samping Wika sambil menundukkan kepalanya, dia menangis, terdengar jelas isakannya. “Aku sangat mencintainya, aku… mencintai Farid” satu menit yang lalu Vidya mengatakannya, dan membuat Wika tertegun mendengar kalimat itu. Wika tidak habis pikir terhadap temannya yang satu itu. Malam itu Vidya datang menemuinya dan “meminta” seseorang yang sangat berarti di hidupnya. Vidya baru saja mengakui bahwa dia mencintai Farid, pacar Wika.
“Kau tahu? 3 tahun bukan waktu yang singkat untuk kami menjalani hubungan ini” akhirnya Wika berani bersuara.
“Tapi aku sangat mencintainya, maafkan aku” kata Vidya di sela tangisnya
“Kau salah mencintainya Vid, kenapa harus dia? Kenapa harus milikku?”
“Milikmu? Seharusnya dia menjadi milikku. Asal kau tahu saja, aku sudah lama menyukainya sebelum kalian saling mengenal satu sama lain, tapi sayangnya kau lebih beruntung bisa mendapatkan hatinya” bentak Vidya sambil menatap tajam ke arah Wika
“Aku tidak habis pikir kau bisa segila ini. Apapun itu, aku tidak akan meninggalkan Farid, kau tahu itu?”
“Kau memang tidak akan meninggalkannya, tapi aku pastikan dia yang akan meninggalkanmu. Kami sudah lama bersahabat, dia pasti percaya pada semua perkataanku. Dan bukan hal yang sulit membuatnya membencimu” kata Vidya sambil berdiri dari tempat duduknya dan beranjak keluar dari rumah Wika. Dia pun berlalu bersama mobil Honda Jazz putihnya.
Wika bersandar di kursi ruang tamunya sambil memijit kedua pelipisnya “Gadis itu benar-benar gila” pikirnya.
Dan Vidya membuktikan perkataan terakhirnya malam itu. Dia perlahan menghancurkan hubungan Wika dan Farid. Dia berhasil membohongi Farid tentang kedekatan Wika dengan beberapa pria, yang sebenarnya adalah sahabat Wika sendiri. Mengarang cerita tentang kejelekan Wika, dan Vidya benar-benar berhasil membuat jarak di antara Farid dan Wika dengan segala cara busuknya.
***
“Kau salah cemburu padanya, aku dan Reno sudah lama bersahabat” kata Wika
“Jadi kau lebih memilih sahabatmu itu di banding aku? Membuatku menunggumu berjam-jam di sini dan kau lebih memilih pergi bersenang-senang bersamanya!” bentak Farid penuh emosi
Wika tiba-tiba menoleh kearah Farid, memandangnya dengan tatapan tidak percaya karena baru saja mendengar Farid membentaknya. Lalu Wika menghela nafas panjang, berusaha menenangkan dirinya.
“Sebelumnya maafkan aku membuatmu menunggu. Reno tiba-tiba sakit, dan memintaku membawanya ke dokter karena semua keluarganya sedang di luar kota, dan satu hal lagi, kami tidak bersenang-senang seperti katamu tadi” kata Wika lagi dengan tenang
“Aku bukan anak kecil lagi yang bisa seenaknya kau bohongi Wika. Vidya sering melihatmu bersama Reno, dan kalian hanya jalan berdua”
“Dan kau lebih percaya dengan perkataan Vidya di banding aku?”
“Apa untungnya Vidya membohongiku?”
Wika tertawa sinis, menertawai kebodohan Farid yang begitu saja percaya dengan omongan Vidya.
“Karena dia mencintaimu” kata Wika tiba-tiba
Farid tertegun mendengar perkataan pacarnya itu, lalu berkata
“Ini bukan lelucon Wika”
“Siapa bilang ini semua lelucon? Aku muak dengan semua perubahan sikapmu yang disebabkan oleh kebohongan sahabatmu itu tentangku. Sepertinya dia benar-benar mencintaimu”
“Wika, aku harap kau sadar dengan perkataanmu itu” kata Farid
“Kau tahu? Beberapa minggu yang lalu dia mendatangiku dan mengatakan semuanya, tentang perasaannya padamu selama ini. Dia juga berjanji akan membuatmu meninggalkanku, dan sepertinya secara perlahan dia membuktikan perkataannya”
Farid lalu terdiam menatap lekat ke dua mata Wika. Seakan mencari kata “aku sedang bercanda” di kedua bola mata itu, dan dia tidak menemukannya. Wika benar-benar mengatakan yang sesungguhnya.
“Aku berharap kau lebih mempercayaiku dibanding Vidya. Tapi sayangnya 3 tahun belum cukup membuatmu memberikan kepercayaan kepadaku, seperti yang kau berikan kepadanya”
Kata Wika lagi. Farid melihat air mata Wika mengalir perlahan di pipinya. Ada rasa sesak di dadanya melihat Wika menangis. Dan dia baru menyesal setelah mengetahui segalanya.
“Dan sepetinya kau sudah terlalu jauh meninggalkanku” kata Wika lagi.
Lalu dia beranjak pergi meninggalkan Farid yang sedang menyesali ke bodohannya selama ini. Farid terduduk lemas di bangku kafe itu, dalam diam, dia merasakan sakit yang mendalam sambil menatap punggung Wika yang berjalan menjauh darinya.
***
Membuat Vidya mengakui segalanya bukan hal yang mudah. Tetapi setelah mengakui segalanya, Vidya sama sekali tidak bermaksud meminta maaf atas perbuatannya, dia malah meminta Farid melupakan Wika dan berusaha mencintainya. Farid benar-benar tidak habis pikir dengan perbuatan sahabatnya itu dan memutuskan menjauhi Vidya. Dan dia berusaha memperbaiki hubungannya dengan Wika.
Vidya tetap berusaha mendekati Farid walaupun Farid bersikap dingin terhadapnya, dia benar-benar telah di butakan oleh perasaannya. Sampai suatu ketika Farid mendapatkan kabar bahwa Vidya melakukan hal yang lebih gila lagi dari sebelumnya. Vidya kehabisan akal untuk mendapatkan hati Farid, dan akhirnya dia menyakiti dirinya sendiri. Vidya mengiris kedua pergelangan tangannya dengan pisau dan di temukan tidak sadarkan diri di kamarnya dengan bersimbah darah. Untungnya Vidya masih bisa selamat dari tindakan bodohnya itu. Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, akhirnya Vidya siuman dari koma singkatnya dan menangis sambil berteriak memanggil-manggil nama Farid.
***
Akhirnya orangtua Vidya berhasil membujuk Farid untuk datang menjenguknya. Sore itu, sesampainya di rumah sakit, Farid menemukan Wika keluar dari ruang rawat Vidya. Wika tertegun melihat Farid yang sedang berdiri terpaku kearahnya. Dia pun bermaksud melangkah meninggalkan Farid, dan langkahnya terhenti ketika mendengar Farid memanggil namanya.
“Jangan berusaha menjauhiku seperti ini, kau tahu betapa sulitnya aku berusaha menemuimu selama ini?” kata Farid lagi
Wika tersenyum sinis, lalu dia berbalik menatap Farid
“Aku tidak akan melakukan semua yang Vidya lakukan hanya demi kau” kata Wika
“Apa maksudmu berkata seperti itu?” Tanya Farid
“Tidakkah kau sadar betapa Vidya mencintaimu? Dia melakukan semua ini demi kau”
“Aku tidak memintanya melakukan semua ini untukku”
“Tapi dia rela hampir mati demi mendapatkan perhatianmu”
Farid terdiam
“Lupakan tentang kita, berhenti berusaha memperbaiki hubungan ini, semua tidak lagi sama. Aku mohon, bahagiakan Vidya, dia benar-benar mencintaimu” kata Wika lagi
Tiba-tiba Farid melangkah maju, dengan cepat dia menarik Wika ke dalam pelukannya. Wika kaget dengan perlakuan Farid itu tapi dia tidak berusaha melepaskan pelukannya. Lalu Farid berbisik dengan pelan
“Aku merindukanmu Wika. Sikapmu yang menjauhiku selama ini sudah cukup menyiksaku, jangan menambah penderitaanku dengan memintaku mencintai orang lain”
Mendengar perkataan Farid, tenggorokan Wika tercekat. Dia berusaha menarik nafas, tapi ada sesak di dadanya, akhirnya Wika menangis di pelukan Farid. Tangisan Wika semakin menjadi-jadi saat dia mulai menyadari mereka berdua akan sulit untuk kembali seperti dulu lagi. Farid mempererat pelukannya, isakan Wika mulai terdengar jelas di telinganya.
Beberapa saat kemudian Wika mulai tenang, dia tidak menangis lagi, dengan perlahan dia melepaskan diri dari pelukan Farid. Tetapi tangannya lalu menggenggam ke dua tangan Farid, lalu Wika menatap lekat ke dua bola mata orang yang selama ini dia rindukan itu. Lalu berkata
“Kita akan baik-baik saja, tapi tidak akan seperti dulu lagi. Aku tidak akan rela melepasmu seandainya cintanya tidak lebih besar dari cintaku dan aku tidak akan egois mempertahankanmu lalu menyakiti dia yang mencintaimu”
***
Oleh | Faradinah Dewi