Washilah--Sejumlah mahasiswa gabungan Solidaritas Mahasiswa Anti Pendidikan Represif (SMAPER) UIN Alauddin dan HMI Cabang Gowa Raya, kembali mendatangi Kantor DPRD Sulawesi-selatan guna menyampaikan aspirasi mereka terkait kasus pemukulan yang dilakukan Satuan Pengamanan kampus UIN Alauddin Makassar belum lama ini. Selasa (11/11).
Kehadiran mahasiswa disambut ketua DPRD Provinsi Sulsel komisi E, Hj Tenri Olle Yasin Limpo. Dalam kesempatan itu, Kakak Gubernur Sul-sel ini menyayangkan tindakan represif yang dilakukan oleh Satpam kampus.
"Kami sangat menyayangkan dan turut prihatin atas tindakan kekerasan yang dialami oleh mahasiswa UIN, dan apa yang kalian lakukan hari ini merupakan hal baik dan benar," tambahnya.
Perwakilan mahasiswa, Muhammad Yusuf juga mempertanyakan landasan hukum dan pelarangan terhadap mahasiswa baru untuk berorganisasi. Selain itu, ia juga menjelaskan kalau mahasiswa masih banyak yang trauma atas tindakan yang dilakukan oleh pihak satpam.
Wakil ketua anggota DPRD Sulsel, Sabarudin, yang juga hadir pada pertemuan ini, menjelaskan bahwa masih ada hal yang belum jelas baginya.
"Sebagai perguruan tinggi itu seharusnya membuka ruang-ruang dialog agar ada titik temu antara mahasiswa dan pihak kampus," jelas Sabaruddin. Selanjutnya, komisi E berencana mengundang pihak rektorat dan mahasiswa agar ada titik temu.
Kehadiran mahasiswa disambut ketua DPRD Provinsi Sulsel komisi E, Hj Tenri Olle Yasin Limpo. Dalam kesempatan itu, Kakak Gubernur Sul-sel ini menyayangkan tindakan represif yang dilakukan oleh Satpam kampus.
"Kami sangat menyayangkan dan turut prihatin atas tindakan kekerasan yang dialami oleh mahasiswa UIN, dan apa yang kalian lakukan hari ini merupakan hal baik dan benar," tambahnya.
Perwakilan mahasiswa, Muhammad Yusuf juga mempertanyakan landasan hukum dan pelarangan terhadap mahasiswa baru untuk berorganisasi. Selain itu, ia juga menjelaskan kalau mahasiswa masih banyak yang trauma atas tindakan yang dilakukan oleh pihak satpam.
Wakil ketua anggota DPRD Sulsel, Sabarudin, yang juga hadir pada pertemuan ini, menjelaskan bahwa masih ada hal yang belum jelas baginya.
"Sebagai perguruan tinggi itu seharusnya membuka ruang-ruang dialog agar ada titik temu antara mahasiswa dan pihak kampus," jelas Sabaruddin. Selanjutnya, komisi E berencana mengundang pihak rektorat dan mahasiswa agar ada titik temu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar