Rabu, 19 November 2014

M Irham A Muin, Kandidat Doktor Termuda UIN Alauddin Makassar

M Irham A Muin
Raih Gelar Doktor di Usia 26 Tahun
Washilah--Berbekal ilmu, ibadah, dan kerja keras, M Irham  A Muin yang kerap disapa Irham  ini meraih gelar doktor di usia yang terbilang sangat muda, 26 tahun. Suatu pencapaian luar biasa ditorehkan alumnus Tafsir Hadis Fakultas Ushuluddin, Filsafat, dan Politik lulus dengan nilai IPK 3,93, predikat cumlaude.

Siapa yang tak merasa bahagia ketika mendapatkan sebuah penghargaan yang besar dari hasil kerja keras yang dilakukan. Irham, pria kelahiran 26 oktober 1988 ini begitu bersyukur atas apa yang diraihnya. Luapan air mata kebahagiaan turut membanjiri hati kedua orang tua dan keluarganya.

“Nikmat ini bukan hanya dari usaha saya melainkan atas inayah Allah swt yang diberikan kepada saya. Melihat orangtua saya meneteskan airmata juga adalah suatu kesyukuran saya. Kesyukuran bahwa tagisan itu adalah airmata haru dan airmata bahagia,” tutur anak dari pasangan H Abdul Muin Dg Massikki dan Dra Hj Rimang Sese ini.

Bagi Irham, masa-masa kuliah adalah masa yang paling menyenangkan. Ia tak pernah puas menyandang status sebagai mahasiswa. Delapan tahun tidak membuatnya bosan mengejar ilmu-ilmu islam khususnya tafsir hadis UIN Alauddin Makassar, mulai S1 hingga S3 di fakultas dan jurusan yang sama. Bahkan disaat menyandang gelar doktoral pun, ia masih merindukan bangku-bangku perkuliahan.

“Ada semacam kesedihan, saya rindu akan kuliah lagi.  Ketika betul-betul sudah tamat secara formal, berat rasanya meninggalkan masa-masa kuliah, karena dari awal saya sangat mencintai dunia perkuliahan, mencintai dosen saya, dan mencintai kampus saya,” ujarnya yang menempuh pendidikan S2-nya hanya 1 tahun, 7 bulan.

Setelah tamat SD, Irham melanjutkan pendidikannya di lingkungan pesantren, yakni, Pondok pesantren IMMIM Putra Makassar selama 6 tahun. Disinilah nilai-nilai religiusnya mulai dikembangkan. Sejak kecil orangtuanya terus mengajarkan akan pentingnya mempelajari dan membaca al-qur’an.

Irham seorang akademisi yang tak lupa akan kodratnya sebagai ciptaan Allah yang harus tunduk dan patuh terhadapNya. Ibadah kepadaNya-lah sehingga apa yang ia lakukan senantiasa selalu diberikan kemudahan.

“Alhamdulillah, selama kesibukan di kampus saya tidak mengalami begitu banyak kendala. Membagi waktu dengan baik, mengerjakan tugas, membaca al-qur’an, dan lain lain. Karena jika kita menjalani hidup ini sesuai aturan, saya yakin kita akan melaluinya dengan mudah,” ucap pria penghapal al-qur’an ini.

Selama ini, lanjut Irham, yang menjadi motivasi terbesarnya selain Allah adalah Ibunya. Ia yang tamak akan ilmu tidak pernah membayangkan dirinya bisa menjadi doktor. “Karena saya belum menikah, maka perempuan yang paling berjasa dalam hidup saya adalah Ibu. Yang selalu memotivasi kepada saya akan pentingnya ilmu pengetahuan. Maka dari itu, ketika di kampus, kuliah menjadi prioritas utama saya.”

Irham berasal dari keluarga pedagang dan Guru. Ayahnya seorang guru matematika di SMA. Pekerjaan sehari-hari yang digelutinya adalah mendorong gerobak.

“Saya seorang tukang gerobak. Di rumah itu, ada dijual bahan bangunan seperti pasir, semen, batu. Baru dua tahun terakhir ini saya berhenti mendorong gerobak. Selain membantu orang tua, hal ini saya jadikan pengganti olahraga,” katanya.

Saat ini, ia sudah mampu menghasilkan uang sendiri. Memanfaatkan ilmu yang dimilikinya untuk dibagi ke orang lain. Ia menjadi salah satu staf pengajar di Pesantren IMMIM, pengajar di pesantren Imam Ashim Tidung, salah seorang dosen LB di Ushuluddin, instruktur PIBA Bahasa Arab.

Tidak suka menunda pekerjaan adalah salah satu kunci kesuksesan. Begitu pula yang dikatakan Irham. “Jangan suka menunda. Saya selalu menanamkan dalam pikiran saya, bahwa semakin menunda pekerjaan maka akan menjadi beban buat kita,” ucap pria yang gemar makan ikan ini.

Selain prestasi yang ia raih saat ini, ia juga pernah meraih juara 1 pidato Bahasa Arab kala masih duduk dibangku pesantren. Tahun 2005, Irham mewakili sekolahnya lomba cerdas cermat se-kota Makassar antar SMA.

Terakhir, Irham berpesan, agar mahasiswa mencari keberkahan dari Allah SWT. Salah satu tempat berkah berada di telapak tangan guru atau dosen dan orang dituakan, serta senior.

"Insya Allah setiap dosen ada satu berkah yang Allah titipkan. Jika kita mendapatkan masing-masing berkah dariNya, maka setelah lulus nanti akan ada hasil yang memuaskan,” tandasnya. Tak terlalu sulit untuk mengikuti jejak Irham yang mempunyai semangat untuk meraih impiannya.

Profil :
Nama : M Irham A Muin
TTL : Makassar, 26 oktober 1988
Riwayat Pendidikan :
SD Ujung Tanah II (tahun 2000)
SMP Podok Pesantren IMMIM Putra Makassar (2003)
SMA Podok Pesantren IMMIM Putra Makassar (2006)
S1, S2, S3 : UIN Alauddin Makassar Jurusan tafsir hadis

Laporan | Nurfadillah Bahar/Astrid Rosalina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar