Laporan | Andriani/magang
Washilah Online — Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin berkeliling kampus dan menyuarakan aspirasinya terkait masalah kenaikan biaya Kuliah Kerja Nyata (KKN), hingga di depan gedung rektorat, Senin (20/1/2014).
Aksi ini menarik perhatian mahasiswa yang lain untuk ikut melihat langsung. Seluruh perwakilan mahasiswa dari setiap fakultas bersama-sama menolak biaya KKN tersebut.
Andi Salman M, koordinator lapangan pada aksi itu, menegaskan bahwa mereka merasa keberatan dan menolak keras kebijakan kenaikan biaya KKN yang ditetapkan oleh pihak kampus.
“Kami melihat bahwa pihak kampus telah mengambil keputusan sepihak atas kenaikan biaya KKN ini tanpa melibatkan mahasiswa yang menjadi peserta KKN ini nantinya, sehingga kami dengan tegas menolak hal itu,” tegas Salman.
Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) pertama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), M Fardan Ngoyo, yang turut mengawal jalannya aksi itu ikut angkat suara.
"Kenaikan biaya ini akan membawa pada pergeseran tujuan dari kampus kita yaitu untuk memanusiakan manusia. Sehingga tidak sepantasnya kampus meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dari mahasiswa karena uang yang kami adalah hasil keringat orangtua kita di rumah," jelasnya.
Wakil Rektor (WR) III bidang kemahasiswaan, Dr H Natsir Siola MA, menjanjikan akan mengadakan pertemuan untuk membahas kebijakan kenaikan biaya KKN itu. Saat itu WR III juga di dampingi oleh kepala Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM), Prof Dr H M Sattu Alang MA.
Tuntutan penolakan yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Alauddin ini dilihat berdasarkan kenaikan biaya KKN tahun 2013 lalu dengan tahun 2014 dari Rp 780.000 menjadi Rp 1.300.000.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar