Laporan │ Siti Ariati Jihad
Di acara pernikahan salah seorang personil grp musik gambus Shoutul Islam, senin (06/01/2014), digelar di Bontonompo, Limbung. Saat itu tepat pada malam kedua acara dari pihak laki-laki. Suasana suka cita dari kedua mempelai yang tengah bersanding di pelaminan dengan rangkaian hiburan dari group Shoutul Islam. Suasananya cukup meriah dan menghibur para undangan yang hadir.
Tiba-tiba muncul kericuhan dari para penonton di luar acara. Terjadi perkelahian sengit antar dua orang penonton. Mereka saling menyerang satu sama lain. Sebut saja Junaedi yang mengawali perkelahian dan Sapri rekan berkelahinya. Untungnya perkelahian tersebut dengan sigap dilerai oleh masyarakat sekitar yang sempat menghadiri acara.
Peristiwa tersebut sontak mengagetkan penonton dan group gambus Shoutul Islam sendiri. Secara kronologis, perkelahian itu diawali Junedi, warga kampung lain yang sengaja datang untuk menghamiri Sapri. Junaedi memiliki dendam pribadi pada Sapri. Saat itu Junaedi dalam kondisi mabuk usai menenggak ballo’.
Begitu tiba di tempat acara dan menemui Sapri, Junaedi langsung mendaratkan bogem mentah ke arah Sapri, yang notabene masih kerabatnya sendiri. Sapri langsung merespon kebengisan dengan rasa murka yang serupa dibawa oleh Junedi dan ingin langsung membalas dengan tonjokan serupa yang disarangkan kepadanya.
Hingga perkelahian itu mengundang rasa jengkel kerabat sapri dibonto nompo limbung sendiri, sempat mengambil badiknya untuk mengusir Junedi yang masih berani menantang sapri yang dalam leraian warga .
Dengan suasana ricuh, pengantin perempuan, Isna, kaget dan tiba-tiba syok. Dia pingsan dan langsung diantar ke rumah kediamannya. Para personil gambus Shoutul Islam kemudian dengan sigap pula menormalkan suasana kericuhan dan menenangkan penonton. Penonton pun meminta untuk melanjutkan penampilan lagu-lagu islami pada mereka.
Seorang personil Shoutul Islam, Hasbi Soetomo, juga sempat syok dengan peristiwa yang baru saja terjadi.
“Selama tiga tahun tampil, baru pertama kalinya terdapat kericuhan dari penonton. Saya berharap semoga pengalaman tersebut adalah pertama dan terakhir kalinya,” aku Hasbi.
Aparat kepolisian baru datang 40 menit kemudian untuk melihat situasi dan kondisi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang telah kondusif.
Di acara pernikahan salah seorang personil grp musik gambus Shoutul Islam, senin (06/01/2014), digelar di Bontonompo, Limbung. Saat itu tepat pada malam kedua acara dari pihak laki-laki. Suasana suka cita dari kedua mempelai yang tengah bersanding di pelaminan dengan rangkaian hiburan dari group Shoutul Islam. Suasananya cukup meriah dan menghibur para undangan yang hadir.
Tiba-tiba muncul kericuhan dari para penonton di luar acara. Terjadi perkelahian sengit antar dua orang penonton. Mereka saling menyerang satu sama lain. Sebut saja Junaedi yang mengawali perkelahian dan Sapri rekan berkelahinya. Untungnya perkelahian tersebut dengan sigap dilerai oleh masyarakat sekitar yang sempat menghadiri acara.
Peristiwa tersebut sontak mengagetkan penonton dan group gambus Shoutul Islam sendiri. Secara kronologis, perkelahian itu diawali Junedi, warga kampung lain yang sengaja datang untuk menghamiri Sapri. Junaedi memiliki dendam pribadi pada Sapri. Saat itu Junaedi dalam kondisi mabuk usai menenggak ballo’.
Begitu tiba di tempat acara dan menemui Sapri, Junaedi langsung mendaratkan bogem mentah ke arah Sapri, yang notabene masih kerabatnya sendiri. Sapri langsung merespon kebengisan dengan rasa murka yang serupa dibawa oleh Junedi dan ingin langsung membalas dengan tonjokan serupa yang disarangkan kepadanya.
Hingga perkelahian itu mengundang rasa jengkel kerabat sapri dibonto nompo limbung sendiri, sempat mengambil badiknya untuk mengusir Junedi yang masih berani menantang sapri yang dalam leraian warga .
Dengan suasana ricuh, pengantin perempuan, Isna, kaget dan tiba-tiba syok. Dia pingsan dan langsung diantar ke rumah kediamannya. Para personil gambus Shoutul Islam kemudian dengan sigap pula menormalkan suasana kericuhan dan menenangkan penonton. Penonton pun meminta untuk melanjutkan penampilan lagu-lagu islami pada mereka.
Seorang personil Shoutul Islam, Hasbi Soetomo, juga sempat syok dengan peristiwa yang baru saja terjadi.
“Selama tiga tahun tampil, baru pertama kalinya terdapat kericuhan dari penonton. Saya berharap semoga pengalaman tersebut adalah pertama dan terakhir kalinya,” aku Hasbi.
Aparat kepolisian baru datang 40 menit kemudian untuk melihat situasi dan kondisi di Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang telah kondusif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar