Kamis, 15 Mei 2014

"Bait Terindah" Puisi oleh Nurul Is. Wardani


Bait Terindah


Subuh yang telah mampu menghapus jejak malam

Di sandingkan suara adzan yang menggema
Bagaikan senandung nada cinta pelarut kasih
Aku yang bangkit dari tidur pulasku
Mencoba merebahkan pandangan
Menerawang di langit-langit kelambu kamar
Seolah menatap cakrawala kehidupan

Aku beranjak dari sisi nyamanku

Menyucikan diri dan siap bercengkrama dengan Ilahi
Di ujung akhir panjatan doa
Kuucap satu bait terindahku
Doa terkhusyuk sepanjang pembicaraan
Ku sebutkan namanya
Serasa ku genggam erat tangan-tangan Ilahi
Mencoba merengkuh batinku

Ku nikmati tiap tetes linangan air kasih

Panas menyeruak membasuh kulit pipi
Hanya pada satu wajah aku membayang
Sosok yang tak pernah pudar dalam arena pertarungan hidupku

Kuucap namanya berkali-kali

Pada setiap percakapan panjangku dengan Ilahi
Dengan doa setulus hati
Untuk kasih murni yang takkan terbalaskan materi

Sembuhkan dan sehatkan Dia, wahai Gusti Allah

Rela ku gantikan tempatnya demi hidupnya
Biar sakit ini aku yang rasakan
Bahagiakan dia di sisa-sia kepingingan hidupnya
Walau kita tak pernah tahu akan misteri sang maut
Tapi kudoakan selalu dirinya

Wahai Ibu,

Tiga huruf yang membentuk satu kata
Menjadi bait terindah dalam percakapan ini
Percakapan panjangku dengan Sang Ilahi
Mengharap doa restu akan sembuh sehatnya Dia
Lalu ku tutup dengan kata AMIN.

Puisi oleh Nurul Is. Wardani
Gambar : Tumblr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar