Peserta gerak jalan santai berdesakan rebutan kupon undian di Jalan Landak Baru. Ahad (01/11) Akibat sistem pengaturan panitia yang tidak teratur, pembagian kupon tidak merata. |
Washilah--Pembagian kupon gerak jalan santai dalam rangka milad UIN Alauddin ke-50 Tahun tidak merata. Pasalnya, sistem pembagian kupon yang dijalankan panitia tidak teratur sehingga peserta jalan santai berdesak-desakan berebut kupon undian di Jalan Landak Baru. Ahad (01/11)
Menanggapi hal tersebut, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Sirajuddin yang turut memeriahkan jalan santai mengingatkan akan pentingnya kekeluargaan dan silaturahim.
“Cuma mungkin sistem yang perlu diperbaiki pengaturannya, supaya tidak terjadi rebut-rebutan seperti itu. Kerena kita ini masyarakat kampus yang islami, maka silaturahim itu penting untuk dibangun dan dijaga dengan baik. Bukan persoalan hadiahnya,” jelas Sirajuddin.
Ia menghimbau agar panitia maupun peserta saling memahami satu sama lain. “Alangkah indahnya kalau tertib dan antri. Tapi itulah, antri itu yang belum membudaya dalam kehidupan kita,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I Prof Dr Mardan MAg menyayangkan kejadian tersebut.
“Seharusnya tidak terjadi yang seperti itu. Kalau saya, dahulukanlah orang-orang kecil. Apalagi milad emas ke 50 Tahun, kita sebaiknya menggembirakan orang-orang kecil,” ujarnya.
Ia juga merasa heran apabila ada pejabat yang turut berebutan kupon undian.
“Seharusnya kalau pejabat-pejabat itu, tidak usah berebut kupon. Saya menganggap itu tidak pro sama orang-orang kecil,” tegas Prof Mardan.
Menanggapi hal tersebut, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Sirajuddin yang turut memeriahkan jalan santai mengingatkan akan pentingnya kekeluargaan dan silaturahim.
“Cuma mungkin sistem yang perlu diperbaiki pengaturannya, supaya tidak terjadi rebut-rebutan seperti itu. Kerena kita ini masyarakat kampus yang islami, maka silaturahim itu penting untuk dibangun dan dijaga dengan baik. Bukan persoalan hadiahnya,” jelas Sirajuddin.
Ia menghimbau agar panitia maupun peserta saling memahami satu sama lain. “Alangkah indahnya kalau tertib dan antri. Tapi itulah, antri itu yang belum membudaya dalam kehidupan kita,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I Prof Dr Mardan MAg menyayangkan kejadian tersebut.
“Seharusnya tidak terjadi yang seperti itu. Kalau saya, dahulukanlah orang-orang kecil. Apalagi milad emas ke 50 Tahun, kita sebaiknya menggembirakan orang-orang kecil,” ujarnya.
Ia juga merasa heran apabila ada pejabat yang turut berebutan kupon undian.
“Seharusnya kalau pejabat-pejabat itu, tidak usah berebut kupon. Saya menganggap itu tidak pro sama orang-orang kecil,” tegas Prof Mardan.
Laporan| Nurfadhilah Bahar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar