Selasa, 24 November 2015

Perpustakaan Akan Dijadikan Sebagai Destinasi Wisata Akademik

Salah satu pekerja mengecat atap lantai satu perpustakaan umum UIN Alauddin. Hal ini tidak menggangu aktivitas para pengguna jasa perpustakaan. Senin (9/11)
Washilah--Salah satu agenda pimpinan baru perpustakaan umum UIN Alauddin Makassar yakni, renovasi bangunan akhirnya terealisasi, Senin (9/11). Renovasi Bangunan tersebut mendapat sambutan hangat seluruh pengunjung dan pegawai perpustakaan. Hal itu juga tidak menghambat aktivitas pengunjung ataupun pegawai perpustakaan.

Pimpinan baru perpustakaan Quraisy Mathar SIP MHum memiliki 15 program kerja. Walaupun baru satu bulan menjabat, tetapi sudah banyak perubahan yang telah dilakukannya. Beberapa program yang telah berjalan diantaranya, penggantian tegel yang rusak, memperbaiki toilet dan ketersediaan airnya, menyediakan colokan disetiap meja untuk lantai dua, tiga, dan empat, cat tembok dan cat plafon di lantai dasar dengan variasi warna yang berbeda.

”Awalnya saya berfikir karena ada dua plafon besar di lantai dasar, yang pertama gambar langit dan yang kedua gambar seluruh warna fakultas. Tapi karena ada kesalahan pemilihan warna jadi tidak sesuai dengan warna yang direncanakan dari awal,” jelasnya.

Ia juga mengatakan bahwa kedepannya perpustakaan akan menjadi destinasi wisata akademik. “Saya berfikir orang ke UIN harus berwisata akademik ke perpustakaan. Pengunjung perpustakaan pun akan diperlakukan sebagai raja dan ratu dengan memberikan pelayanan terbaik,” tambahnya.

Selanjutnya, ia menuturkan bahwa kedepannya akan mengadakan layar besar perpustakaan dengan running text berupa tulisan. “Kampus keagungan peradaban dimulai dari perpustakaan,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengungkapkan, “Akhir bulan ini juga akan ada dua pintu elektronik, pintu tidak akan terbuka kalau pengunjung tidak mempunyai kartu perpustakaan. Jadi tidak ada lagi pengunjung yang menginput untuk registrasi, tinggal lewat saja langsung terinput,” ucapnya.

Pada 2016 mendatang, tidak akan diterapkan lagi sistem jeda atau istirahat pada pukul 12:00-13:00, sehingga mahasiswa yang sementara mengerjakan tugas kuliah tidak akan terganggu. Selain itu, untuk dana yang diperlukan selama renovasi perpustakaan juga tidak semuanya berasal dari rektorat tapi ada bantuan dana dari pihak lain. Seperti, pihak Telkom sendiri memberikan bantuan berupa perbaikan jaringan wifi. 

Pimpinan perpustakaan itu juga mengaku tidak terbebani masalah biaya. “Tapi bagaimana cara mendapatkan alat yang diperlukan perpustakaan itu sendiri,” tutupnya.

Laporan │ Lisa Indrawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar