Senin, 25 April 2016

FLP UIN Wisata Sastra ke Fort Rotterdam

Sejumlah anggota FLP UIN saat duduk bersama di area Fort Rotterdam dalam rangka wisata sastra di Benteng Fort Rotterdam. Sabtu (23/04/2016)
Washilah --Dalam rangka menjalankan program kerja, Forum Lingkar Pena (FLP) UIN Alauddin Makassar melakukan Wisata Sastra (Wisa) ke Benteng Fort Rotterdam. Sabtu (23/04/2016)

Wisa yang berlangsung sabtu siang itu dihadiri oleh anggota-anggota FLP UIN dan membahas beberapa karya sastra seperti I La Galigo, karya sastra dari Bugis yang dinobatkan sebagai karya sastra terpanjang di dunia bahkan melebihi Mahabarata dari India juga Homores dari Yunani.

Fadlan L Nasurung selaku pemateri mengatakan, bahwa karya sastra La Galigo merupakan warisan kebudayaan. Dimana kebudayaan cenderung bersifat lokal dan berbeda dengan agama yang cakupannya universal dan dapat diberlakukan di berbagai tempat.

"Budaya adalah hasil penghayatan, penafsiran terhadap nilai ideal yang coba didekatkan  dengan realitas," tuturnya.

Dalam pemaparannya dia juga menyampaikan bahwa masyarakatlah yang membentuk strategi-strategi kebudayaan yang bisa didekatkan dengan kehidupan riil di masyarakat.

Sebagai contoh, ia menyebut Mappatabe' sebagai hasil penafsiran yang dibentuk dalam upaya mendekatkan konsep ideal dengan realitas.

Mappatabe' merupakan bentuk merealisasikan budaya Sipakatau. Dan lebih lanjut lagi menurutnya masyarakat akan bingung, tentang cara merealisasikan budaya Sipakatau tanpa menentukan bentuk riil yang bisa dilakukan di masyarakat.

"Oleh karenanya ditafsirkan Mappatabe' sebagai bentuk implementasi dari budaya Sipakatau. Selaku konsep yang dinilai ideal menurut masyarakat," tutupnya.

Penulis: Muh Syakir Fadli
Editor: Fadhilah Azis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar