Pada jingganya sore di tengah deru dan seru orang yang asing
Anak kepada ibu serta bapa’nya memohon doa dan restu pengiring
Menciumi dahi lalu ibu memeluk erat si anak tersayang
Si bapak memeluk sambil menepuk pundak anaknya itu, si sulung.
Diambang pintu pemisah pada sebuah bandara
Si anak ingin menemui mimpi dan citanya
Namun berat meninggalkan ibu dan bapa’nya
“Pergilah nak…Kejar yang ingin kau kejar, temui segera, hampiri segera sebelum sesal yang menghampirimu.”
Berbalik si sulung memberi punggung pada ibu, bapa’nya
Ingin berbalik mengintip dua orang terkasihnya
Tapi tak kuasa ia pandangi wajah senyum kedunya
Ia yakini senyum itu kan getir ia rasa.
Tunggulah mimpi dan citaku
Aku datang menjemput maka jangan menolak
Tunggulah ibu dan bapa’ku
Anakmu si sulung kan kembali membawa bangga diri penuh sorak
Janji dalam hati si sulung
Yang tak pernah terucap pada bibir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar