Sumber: Int |
Entah, mengapa ku tak percaya akan beribu obat
Entah, ikhlas kah mereka memberikan perhatian kepadaku
Selama jarum jam masih berputar beribu harapan Bapak dan Ibu
Tapi, hanya satu yang ku harapkan tak ada lagi yang merasakan sakit ini
Sakit yang kurasakan sejak lahir
Ku sadar bahwa ini adalah takdir
Takdir yang tak dapat ku edit
Ku tak pernah menyesali hidup di dunia ini
Ku bahkan bangga bisa hidup di dunia
Mengarang puisi hidup
Melantunkan isi hati melalui puisi yang ku gores dengan tinta hitam dikertas putih
Inilah Hidup
Hidup bagaikan sinetron
Yang diatur oleh skenario
Aktor bagaikan hamba yang harus memenuhi permintaannya
Dan sutradara berperan sebagai Tuhan yang mengatur segalanya
Berjuta terimakasih ku berikan kepadamu sang ilahi
Karena coretan nasib yang di berikan kepadaku
Telah mengangkat derajat kedua orang tuaku
Inilah Coretan Sang Ilahi
*Penulis adalah Mahasiswi semester dua Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Ini puisi, karangan aku.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus