Ilustrasi | Republika.co.id |
Si pendusta tak pernah berucap senada
dengan apa yang dikata hati dalam raga…
Si pendusta kan selalu ingkar pada hati
Tergambarkan pada bahasa tubuh yang merinti…
Jangan percaya padanya
Yang kau lihat tak selaras dengan hatinya
Yang terucap dibibir tak senada pula
Dengan hati si pendusta
Mulut berkata “aku baik”, namun terdengar lirih nan berat
Sebab hati terus berorasi teriakkan rasanya
Mulut berkata “tak apa” , namun masih terdengar sama
Begitu lirih
Mata diperintah sorotkan sinar
Hingga mewakili kata “aku baik” atau “tak apa”
Justru yang ditangkap
Sorot mata penuh dusta bersama kepalsuan
Si pendusta besar mengingkari diri sendiri
Serusaha menipu makhluk lain
Tanpa sadar justru melukai hati, mendustai diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar