Sumber: kesehatanmuslim.com |
Kusenderkan kepala pada bahu bayangku dipipi tembok putih
Terbayang lagi mata senduh dari wajah teduhmu dalam angan
Tak ada siapapun, hanya siluet dari secercah cahaya dibalik jendela kaca ruang hampa
Terdengar lagi nyanyian degup jantungmu dalam angan saat kau mendekapku
Kehangatan yang tak pernah menghianati jiwaku kau hampar dalam ingatan
Ibuku, deraiku terkadang tak mau memahami fikiran
Kapan saja ia mampu menetes diatas bumi
Seolah gelap dalam ruang ini mencoba mencabik jiwaku
Kesepian menghantam hatiku bersama rintihnya
Selama jiwaku masih menggenggam raganya
Kau akan selalu bersama hatiku.
Terbayang lagi mata senduh dari wajah teduhmu dalam angan
Tak ada siapapun, hanya siluet dari secercah cahaya dibalik jendela kaca ruang hampa
Terdengar lagi nyanyian degup jantungmu dalam angan saat kau mendekapku
Kehangatan yang tak pernah menghianati jiwaku kau hampar dalam ingatan
Ibuku, deraiku terkadang tak mau memahami fikiran
Kapan saja ia mampu menetes diatas bumi
Seolah gelap dalam ruang ini mencoba mencabik jiwaku
Kesepian menghantam hatiku bersama rintihnya
Selama jiwaku masih menggenggam raganya
Kau akan selalu bersama hatiku.
*Penulis adalah Mahasiswa semester empat Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar