Setiap tahun UIN Alauddin Makassar selalu dinomor tigakan para calon mahasiswa baru yang akan melanjutkan jenjang pendidikan ke PTN. Sangat disayangkan, kampus peradaban yang setiap kesempatan selalu mengklaim dirinya mengedepankan kajian keislaman dan pengembangan ilmu pengetahuan ini dalam kurun waktu bertahun-tahun selalu berada dibawah dari Universitas Hasanuddin dan Universitas Negeri Makassar.
Perlu ditelisik lebih dalam, mengapa kampus kita ini selalu diposisi yang sama setiap tahunnya, salah satu sebab yang sempat saya suarakan yakni masalah kualitas Mahasiswa. Ada saja suara sumbang di kalangan masyarakat terkait Mahasiswa UIN Alauddin yang tiap tahunnya rutin bentrok. Masih hangat di ingatan, tahun lalu channel TV RCTI menayangkan berita bentrok di kampus peradaban dengan Caption berita"Bentrok Mahasiswa di Kampus Pencetak Da'i" Betul berita yang sangat mencoreng citra kampus kita.
Banyak suara sumbang beredar di masyarakat terkhusus di daerah Provinsi Sulawesi Selatan terkait masalah kualitas mahasiswa yang dimiliki kampus peradaban, mulai dari sering bentrok sampai mahasiswa yang kurang dalam kapasitas keilmuan dan penalaran. Suara sumbang kebanyakan yang beredar yakni, Mahasiswa UIN yang suka malas-malasan masuk ke kelas mengikuti perkuliahan, ini bukan sekedar isu tapi fakta terbukti jika sanya banyak diantara mahasiswa UIN Alauddin sekedar numpang gelar sebagai mahasiswa namun sangat malas mengikuti perkuliahan, sering nonkrong dikantin makan, minum sambil menghisap nikmatnya rokok.
Caracter Building Tranning (CBT) memiliki tanggung jawab besar terkait masalah ini, CBT dibentuk mantan Rektor UIN Alauddin agar tercetak mahasiswa berkarakter dengan etika dan prospek kajian keilmuan dan keislaman, sebagai nilai lebih dan pembeda antara mahasiswa kampus peradaban dari pada mahasiswa hasil didikan universitas lain.
Pihak CBT perlu merenungkan dan mengkaji kembali, apakah perlu diadakan pratinjau program lama yang selama ini dijalankan sebelum mengambil keputusan untuk tetap menjalankan program tersebut, ataukah ada inovasi program untuk lebih menekankan pembinaan karakter mendalam bagi para Mahasiswa UIN Alauddin Makassar, "mengapa setiap tahun mahasiswa ada saja yang bentrok?" ini perlu jadi catatan penting pihak CPT untuk kita megadakan inovasi dari program terdahulunya.
Pihak pengajar juga turut menjadi tokoh yang berpengaruh bagi para mahasiswa, ada baiknya jika seorang dosen tidak sekedar mengajarkan ilmu yang dimilikinya pada para mahasiswanya, tapi mengajar sekaligus mendidik karakter mahasiswa agar tetap menerima arahan dan sudut pandang mengarah ke jalan posotif.
Dan yang terakhir perlu diadakan survey oleh pihak kampus, buku buku bacaan seperti apa yang banyak digandrungi mahasiswa agar ini bisa menjadi kajian dan tolak ukur bagaimana cara menghadapi kebanyakan mahasiswa, apakah kebanyakan mahasiswa membaca buku filsafat karangan garis keras seperti Karl Max dan sejenis alirannya, karena doktrin buku terhadap kaula muda mahasiswa sangat kuat pengaruhnya.
Oleh: Epi Aresih
*Penulis adalah mahasiswa semesrter satu Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar