Mereka, dengan lantang menyebutnya
Kampus peradaban
Benarkah demikian?
Kampus peradaban...
Mereka, dengan congkaknya
Memproklamirkan diri
Dalam lembar-lembar kenistaan.
Tidakkah kau perhatikan?
Tidakkah kalian fikirkan?
Tangan mulus mereka,
Kuku berkilau mereka, bagai permata
Yang pantang menyentuh tanah.
Sementara, para abdi Allah
Bersujud memikul beban kebohongan
Berdoa dalam shaf kesesakan
Menengadah dengan penuh harap sang ilahi.
Wahai sang pemilik siang dan malam
Engkau menjadi saksi doa dalam sujudku.
Dengan penuh kasih dan berserah diri
Sadarkan khalifaku yang masih terdiam dibelakang mejanya.
*Penulis adalah mahasiswa semester enam Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar