Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (int) |
Washilah—UIN Alauddin mengundang Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo (SYL) untuk melepas ribuan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler ke-51 yang dijadwalkan akan tiba pukul 08.00 pagi. Namun, hingga pukul 10.00 pagi, SYL yang ditunggu-tunggu oleh para mahasiswa tak kunjung datang. Senin (29/02/2016)
Ketidakhadiran SYL dalam acara itu, ternyata disebut-sebut ia berada di Kota Pare-pare. Hal itu disayangkan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Mardan MAg, sebab ketidakhadirannya, penyampaiannya tentang mahasiswa KKN tak dapat dikatakan secara langsung.
“Saya dengar mau hadir Pak gubernur?” singgung Prof Mardan. “Oh, di Pare-pare. Saya kira di sini,” lanjutnya lagi setelah mendengar jawaban pengelola KKN.
Oleh karena itu yang melepas ribuan mahasiswa KKN tersebut adalah Prof Mardan sendiri. Ia mengatakan agar para pengabdi tidak seharusnya dimintai pembayaran melainkan diberi biaya hidup di tempat pengabdiannya. Prof Mardan ingin ada yang menyampaikan hal itu ke Gubernur.
“Saya ingin supaya disampaikan pak gubernur bahwa mereka-mereka ini adalah pengabdi-pengabdi dengan tiga potensi yang dibawa. Ilmu dan mau bekerja demi kepentingan bangsa dan negara. Kalau perlu, bukannya dimintai pembayaran, tapi diberi insentif kantong,” ucapnya disertai tepuk tangan meriah para peserta KKN.
Laporan| Nurfadhilah Bahar
Ketidakhadiran SYL dalam acara itu, ternyata disebut-sebut ia berada di Kota Pare-pare. Hal itu disayangkan oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Prof Dr Mardan MAg, sebab ketidakhadirannya, penyampaiannya tentang mahasiswa KKN tak dapat dikatakan secara langsung.
“Saya dengar mau hadir Pak gubernur?” singgung Prof Mardan. “Oh, di Pare-pare. Saya kira di sini,” lanjutnya lagi setelah mendengar jawaban pengelola KKN.
Oleh karena itu yang melepas ribuan mahasiswa KKN tersebut adalah Prof Mardan sendiri. Ia mengatakan agar para pengabdi tidak seharusnya dimintai pembayaran melainkan diberi biaya hidup di tempat pengabdiannya. Prof Mardan ingin ada yang menyampaikan hal itu ke Gubernur.
“Saya ingin supaya disampaikan pak gubernur bahwa mereka-mereka ini adalah pengabdi-pengabdi dengan tiga potensi yang dibawa. Ilmu dan mau bekerja demi kepentingan bangsa dan negara. Kalau perlu, bukannya dimintai pembayaran, tapi diberi insentif kantong,” ucapnya disertai tepuk tangan meriah para peserta KKN.
Laporan| Nurfadhilah Bahar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar