sumber: www.idntimes.com |
Izinkanlah....
Untuk menggores pena ini
Dalam bait-bait aku bercerita
Kelak dihari kamu akan baca
Aku terbatas oleh waktu neraca
Yang mendorongku menulis ini
Supaya terlukis indah dalam benak ingatan
Tidak terkikis neraca yang terus berjalan tidak bisa berhenti
Membatasi menghabisiku supaya selalu ada untukmu.
Sejati, abadi ujar kebanyakan kita
Tidak, fana yang sebenarnya
Semua akan pergi satu demi satu dari kita
Tapi ku tak mau semua hilang begitu
Sahabatmu ini ingin, tidaknya ada cendera mata untukmu
Saat ku tak bisa ada lagi.
Hanya berupa bait sederhana
Bukan sejak untuk sahabat ala W.S Rendra
Dibawa kata sederhana lentengan kata tak indah
Meski terpukul, sedih, menangis
Dalam ingatan itulah yang paling manis dikarena kamu ada
Terima kasih banyak
Maaf hanya ungkapan kata ini
Yang sekarang jadi balasan
Tapi benar, ku tak punya apa-apa sebagai imbalan
Rasa tulusmu sayang padaku kawan
Kamu selalu bersuara pelan berkata rasa peduli itu bukan sesuatu yang dibalas sebagai balas budi.
Tiap penghabisan sujud terselip do'a
Kuangkat dan kurapatkan tangan memelas dalam do'a pada sang Khalik
Agar kujua dititipkan seorang sahabat
Layak sahabatnya Rasulullah SAW.
Supaya kita selalu sama-sama
Selamanya sesuai janji
Karena kita
Sahabat dunia akhirat
*Penulis adalah salah satu mahasiswa semester satu jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar