Washilah-- Tanggal 10 November 2015 mendatang kampus eks Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar genap memasuki usia ke 50 tahun (1965-2015). Di usianya yang tergolong dewasa ini menjadi momentum untuk melakukan refleksi.
Harapan dan masukan pun berdatangan dari kalangan civitas akademika, seperti dari Dekan Fakultas Sains dan Tekhnologi (FST) Prof Dr Arifuddin Ahmad.
Ia berharap di milad emas ini peran UIN Alauddin di tengah-tengah masyarakat dapat ditingkatkan, tidak lagi sebatas memberi nasehat, tetapi harus terlibat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan ummat.
Hal serupa juga diungkapkan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) Prof Dr H Natsir MA. Ia berharap agar civitas akatemika UIN lebih proaktif di dalam membangun masyarakat, seperti hanya seorang dosen, selain mengajar juga harus mengabdikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat.
“Sebagai contoh ketua jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Dr Nursyam Aksa ST MSi, ia mampu melahirkan gagasan pemanfaatan sungai tallo sebagai transportasi alaternatif,” ujarnya.
Begitu pun dosen yang lain, seperti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) juga perlu mengambil bagian membangun ekonomi kerakyatan dengan menumbuhkan semangat masyarakat dengan cara membimbing untuk membangun usaha kreatif, setidaknya dimulai dari lingkungan sekitar kampus UIN Alauddin.
“kita tidak boleh hanya terkungkung di dalam kampus tetapi harus juga turung ke masyarakat”. Tutur lelaki asal Butta Panrita Lopi ini.
Namun menurutnya, sebelum jauh menatap keluar, UIN terlebih dulu berbenah ke dalam, seperti kedisiplinan, kebersihan, dan keamanan. Agar cita-cita sebagai kampus peradaban dapat terwujud.
“karena peradaban menurut saya, jika seluruh komponen di dalam kampus itu tau apa kerjanya dan menjalankan, maka itulah yang namanya peradaban”.
Laporan | Asrullah
Harapan dan masukan pun berdatangan dari kalangan civitas akademika, seperti dari Dekan Fakultas Sains dan Tekhnologi (FST) Prof Dr Arifuddin Ahmad.
Ia berharap di milad emas ini peran UIN Alauddin di tengah-tengah masyarakat dapat ditingkatkan, tidak lagi sebatas memberi nasehat, tetapi harus terlibat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan ummat.
Hal serupa juga diungkapkan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) Prof Dr H Natsir MA. Ia berharap agar civitas akatemika UIN lebih proaktif di dalam membangun masyarakat, seperti hanya seorang dosen, selain mengajar juga harus mengabdikan ilmunya di tengah-tengah masyarakat.
“Sebagai contoh ketua jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Dr Nursyam Aksa ST MSi, ia mampu melahirkan gagasan pemanfaatan sungai tallo sebagai transportasi alaternatif,” ujarnya.
Begitu pun dosen yang lain, seperti dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) juga perlu mengambil bagian membangun ekonomi kerakyatan dengan menumbuhkan semangat masyarakat dengan cara membimbing untuk membangun usaha kreatif, setidaknya dimulai dari lingkungan sekitar kampus UIN Alauddin.
“kita tidak boleh hanya terkungkung di dalam kampus tetapi harus juga turung ke masyarakat”. Tutur lelaki asal Butta Panrita Lopi ini.
Namun menurutnya, sebelum jauh menatap keluar, UIN terlebih dulu berbenah ke dalam, seperti kedisiplinan, kebersihan, dan keamanan. Agar cita-cita sebagai kampus peradaban dapat terwujud.
“karena peradaban menurut saya, jika seluruh komponen di dalam kampus itu tau apa kerjanya dan menjalankan, maka itulah yang namanya peradaban”.
Laporan | Asrullah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar