Bedah Buku Etta "Meniti di dalam Cahaya" yang di gelar di Gedung Auditorium UIN Alauddin. Kamis (17/09) |
Washilah--Alm Anre Gurutta KH Lanre Said berwasiat bahwa ”Jika kalian ingin mengerjakan suatu pekerjaan pertama-tama perbaiki niat dan bila ada rencana ingin mengerjakan pekerjaan berat sebaiknya dirikanlah dulu salat istikhara dan salat hajat 2 rakaat lalu berdoalah meminta petunjuk semoga Allah memberikan kemudahan atas rencananya,” wasiat Almarhum dari pendiri pondok pesantren (ponpes) Darul Huffadh tuju-tuju ini.
Selain itu, almarhum juga berpesan sabar dan bertahanlah dalam menghadapi segala tantangan dan cobaan karena hal itu mutlak adanya.
Almarhum juga selalu mengajarkan untuk selalu berkata benar dan jangan berdusta sekalipun bermain-main. Jika ingin memperluas dan memperdalam ilmu lepaskan sifat kefanatikan dan jangan mau fanatik guru, ulama maupun madzhab.
Almarhum juga menyarankan untuk mempelajari sejarah hukum dan sejarah lainnya yang ada berkaitan dengan Islam dan mengamalkan Al-Qur’an dan Al-Hadist Shahih yang telah dicontohkan atau digariskan oleh Rasulullah SAW beserta para sahabat yang dilalui oleh ahli sunnah dari segi ibadah dan aqidah.
Menurut Pimpinan Pondok Modern Gontot, Ponorogo Jawa Timur, KH Hasan Abdullah Sahal mengatakan bahwa KH Lanre Said adalah seorang kyai yang ikhlas dalam berjuang, tidak hanya mempelajari Al-Qur’an tetapi juga mengamalkannya. Dalam buku tersebut ia juga menuliskan kedermawanan dan pengorbanan dalam perjuangan KH Lanre Said memiliki visi dan wawasan kedepan tetapi tetap berpegang teguh pada sumber hukum syariat Islam yang kuat dan telah diakui banyak orang.
Selanjutnya, menurut Wakil Bupati Bone periode 2013-2018 Drs H Ambo Dalle MM beranggapan bahwa Ustad Lanre Said adalah sosok yang jarang ditemukan bahkan dikalangan ulama sekalipun. Ia juga mengatakan bahwa Lanre Said memiliki prinsip yang kuat hanya untuk Allah SWT dengan doanya yang mustajab.
Tak hanya itu, ia juga memaparkan bahwa semua pondok pesantren terkenal dengan pembayaran bulanan, pemasukan dan berbagai biaya administrasi tetapi Ustad Lanre Said sangat berbeda. Tanpa donator, tanpa bayaran ratusan santri-santrinya, tanpa meminta-minta. Hal ini memperlihatkan kekuasaan Allah SWT pondok pesantren Darul Huffad berjalan atas kehendak Allah SWT. Tambahnya, pantaslah sosok panutan bagi siapapun yang ingin berjuang di jalan-Nya.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia / Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (DPD RI/MPR RI) periode 2014-2019, DR Adjieng Padindang SE MM berpendapat bahwa Petta begitu sapaan Lanre Said baginya adalah tokoh karismatik dari tanah bugis.
Hal inilah yang di perbincangkan dalam Bedah Buku Etta “Meniti di dalam Cahaya” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tafsir Hadist (TH) dan Ikatan Keluarga Darul Huffadh (IKDH) di Gedung Auditorium UIN Alauddin. Kamis (17/09).
Penyelenggara dalam kegiatan ini mengundang Dr Moch Sabri AR (Ketua Tim Penulis Buku “Etta”), Prof Hamdan Juhannis PhD (Narasumber Buku “Etta”), dan Zulfahmi Alwi PhD (Pembina IKDH Makassar), dan Muh Basri (Wartawan Senior Harian FAJAR) sebagai pemateri.
Laporan | Andriani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar