Washilah -- Miftahul Khaeriah mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) curhat di akun sosial miliknya, ia bercerita mengenai keinginannya menyelesaikan study Strata satu pada bulan april mendatang namun sertifikat Baca Tulis Al-Quran (BTQ) angkatan 2011 dihilangkan oleh salah seorang staf FDK. Padahal sertifikat tersebut merupakan salah satu persyaratan untuk mengikuti ujian komprehensif.
Akibatnya, ia harus kocar kacir pulang balik FDK dan rektorat mengurus serfikatnya yang hilang. Tak juga menemui titik terang, Miftahul Khaeriah pun menulisnya di akun sosial miliknya. Baca selengkapnya http://www.washilah.com/2016/03/waduh-kacau-sertifikat-btq-hilang.html
Tak berselang lama, tulisannya tersebut menuai respon. Beberapa media lokal memberitakan hal tersebut. Dan akhirnya sampai ditangan dekan FDK.
Senin (21/3/2016) pagi itu Miftahul Khaeriah dipanggil untuk menghadap ke Dekan FDK Dr Rasyid Masri. Ia diminta agar meminta maaf secara terbuka melalui media sosial terkait tulisannya.
Dr Rasyid Masri beranggapan "Sertifikat BTQ tidak hilang, hanya saja sertifikat BTQ itu tidak tahu disimpan dimana," ungkapnya kepada Washilah.com.
Dr Rasyid Masri menambahkan, mengenai tulisannya itu akan dibawa pada rapat pimpinan, dan diminta untuk mengklarifikasinya di sosial media.
Miftahul Khaeriah pun terancam akan ditunda sarjananya. Dia akan dibimbing sebelum sarjana. Hal tersebut diambil karena tulisannya di media sosial yang dianggap tak senonoh oleh pimpinan FDK.
Penulis: Asrullah / Sri Wahyu Diastuti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar