Ilustrasi | Int |
Banyak duka yang membius di penghujung jalan
Meski tak jarang kami temui tawa diperempatan jalan
Namun ditiap gelak tawa tersuguhkan tanda tanya
Meski tak jarang kami temui tawa diperempatan jalan
Namun ditiap gelak tawa tersuguhkan tanda tanya
Tentang rasa yang belum sempat mereka beri nama
Tentang kata harap yang belum tuntas mereka bicarakan
Tentang kemuakan yang tiada akhir ditiap temu
Dengan suara lantang kalian menyalahkan mereka yg begitu lemah di hadapanmu
Setelah kalian bungkam daun telinganya dengan koaran 1000 dusta
Setelah kalian bungkam daun telinganya dengan koaran 1000 dusta
Bahkan kalian sengaja lupa tentang kedudukan kalian yg dikarenakannya!
Lihat mereka saat ini!
Membisu dengan harap yang luntur oleh keringat
Tiap hari rasa sayang itu memudar dibawah terik matahari
Hingga kata berandal (Begal) terpatri di kepala mereka
Menenggelamkan harap ingin mereka tuntaskan dengan pinta koaranmu itu menjadi nyata
Membisu dengan harap yang luntur oleh keringat
Tiap hari rasa sayang itu memudar dibawah terik matahari
Hingga kata berandal (Begal) terpatri di kepala mereka
Menenggelamkan harap ingin mereka tuntaskan dengan pinta koaranmu itu menjadi nyata
Hahahahaha...
Aku lupa perihal kalian yang hanya ikut mengutuk mereka
Dengan alasan meresahkan warga setempat
Tapi tidakkah kalian lihat dari kalian
Setelah melihat mereka terseok dilorong buntu?
Tidakkah kalian ingin tahu tentang siapa yang lebih kejam di antara kalian dan mereka.?
Dengan alasan meresahkan warga setempat
Tapi tidakkah kalian lihat dari kalian
Setelah melihat mereka terseok dilorong buntu?
Tidakkah kalian ingin tahu tentang siapa yang lebih kejam di antara kalian dan mereka.?
Kalian sengaja AMNESIA tentang kekacauan ini berawal dari mana?
Penulis: Sahi alqadri
Editor: Sri Wahyu Diastuti/Afrilian C Putri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar