Sumber: kompasiana.com |
Menginginkanmu sayatan yang melukai bumi
Tapi melepaskanmu adalah hinaan terbesar bagi dewa-dewi pemuja cinta abadi
Kita dipertemukan dengan sulaman benang hitam dan putih
Kita saling menginginkan namun takdir tak meridai-Nya
Biarlah, biarkan cintamu mekar
Teruslah mewangi
Sebut aku egois
Menggantungmu di tiang pancung keangkuhan rasa
Aku milikmu dalam khayal
Aku kekasihmu di lipatan waktu
Salah, aku tak bersalah
Waktu, waktulah biangnya
Haruskah kita menyalahkan cinta?
Meski ia mekar di waktu yang salah
Kau tetap jadi budak rasaku
Kan tetap begitu meskipun pongah kan menunjukkan lelah
Kau kan tetap disana, Memikirkanku bersama kubangun sesal
Ya, sesal yang rela kau pelihara sekian tahun
Sesal yang membunuhmu
Diam yang tak berkesudahan
Memiliki cinta yang bahkan mengatakannya pun adalah khayalmu
Adalah impianmu menelusuri waktu bersamaku
Adalah inginmu menelanjangi hari tanpa lepas dari genggamanku
Setidaknya itulah yang tersirat dari lakumu yang mengistimewakanmu
Maafkan aku yang berpura-pura
Maaf untuk teman rasa cinta yang ku tawarkan
Tetaplah seperti ini
Mawar hitam yang mekar di musim yg salah
Tak tepat waktu
Namun tetap mengirimkan berjuta aroma yang menguatkan
*Penulis adalah salah satu mahasiswa semester enam jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar